10✔️

7 3 2
                                    

Sesampainya di apartemen izi,Albi langsung kekamarnya.sebenarnya izi khawatir ia takut Albi demam atau yang lebih parahnya lagi trauma.

Menghembuskan napas panjang sejenak. Ia pun menghampiri Albi dikamar pria itu.

" Bi??apa kau baik2 saja" tanya izi,yang gadis itu lihat izi tengah duduk diatas ranjang dan bermain ponsel. Izi menghampiri albi.

"Bi??" Tangannya. Albi hanya diam tak merespon. Izi yakin pasti Albi tengah marah. Lebih baik ia melihat Albi marah mengamuk sekalipun daripada diam seakan2 dirinya tak ada di depan pria itu.

Izi geram dengan kasar ia merebut ponsel Albi, membuat laki2 marah sekaligus geram. " Apa yang kau lakukan hah! Jangan ganggu aku!! Tidak cukup kau menyiksa dan mempermainkan ku hah!brengsek!!" Kilatan amarah jelas terlihat Dimata albi, matanya pun memerah. Ia tak tahan sungguh mengapa bila dengan gadis sialan ini yang justru menolongnya bak superhero terlihat lemah. Arkhhh ia benci terlihat lemah padahal ia laki2 dan izi permpuan.

Izi tersenyum kecil menaggapi amarah albi, tanganya mengusap lembut kening pria nakalnya berlanjut kepipi dan rahang " nah! Marahlah bi,lebih baik kau marah2 dari pada diam seakan2 kau menganggap ku tidak ada. Kau tau bi itu sangat menyakitkan. Dan kau mengatakan kalau aku mempermainkan mu begitu? Entah bi harus dengan kata2 apa agar kau paham semua asumsimu itu salah bi. " Ujar izi sendu.

"Untuk apa aku mempermainkan mu. Disaat kau satu2nya orang yang paling berharga untukku" lanjutnya

Albi hanya menatapnya datar dan menepis tangan izi di wajahnya. " Lebih baik kau pergi,aku sedang tak ingin berdebat denganmu"

"No...no..no bi dari pada kau diam bermalas malasan saja. Lebih baik kau ikut denganku, lagipula ada sesuatu yang ingin aku tunjukan padamu" kata izi menatap penuh harap pada laki2 didepannya.

Tentu dengan jurus andalan gadis itu pupiy eyes nya, Albi masih bergeming dan memutar bola matanya malas.

" Yaya....sekali saja Bu kumohon" Albi berdecak. Entahlah ia hanya merasa tak suka dengan kata2 izi yang memohon itu.

Ada apa denganku

Akhirnya Albi mengiyakan permintaan izi dengan oga2han. Tujuan yang akan izi tuju adalah tempat paling bersejarah dalam hidupnya.

Sebuah taman bermain worldland tempat dimana ia pertama kali bertemu dengan Albi pria nakal nya. Izi tersenyum memikirkan hal itu.

Albi mengerutkan dahi. Untuk apa izi mengunjungi tempat bermain? Hah tak sadar umur rupanya gadis itu. Albi sebal sendiri acapkali mengingat izi.

"Ngapain kesini? Memalukan sekali kau seperti anak2 saja ck....lebih baik aku tak ikut denganmu" Albi berbalik ingin pergi tapi izi langsung mencegahnya. Menggenggam dengan lembut tangan Albi dengan gelengan kepala. Lalu tersenyum manis bahakn terlampau manis.

Tak ayal albipun tersenyum melihatnya. Seakan sadar laki2 itu langsung melihatnya datar. Ada apa dengan ku mengapa aku tersenyum padanya?! Tidak2 ini salah. Pikir Albi.

Izi tak menanggapi tingkah Albi. Cepat atau lambat laki2 itu akan tau dengan perasaannya.

Izi membawa Albi ke taman yang ada di worldland . Albi hanya diam mengikuti izi. Keduanya duduk di bangku yang tersedia menikmati keramaian taman bermain itu. Banyak anak2 bahkan orang dewasa tengah bercanda ria menebar kehangatan. Izi tersenyum kecut.

" Kau tau tempat ini bi?" Tangan mereka masih bertautan erat. Izi sedikit meremas genggamannya membuat Albi sedikit heran dan berdecak sebal.

" Kau kira aku orang purba yang tidak tau apapun hah!anak kecil saja sudah tau zi ini taman bermain!" Izi tertawa kecil mendengar decakan Albi.

" Bukan seperti itu maksud ku" izi menghela napas lelah. Jempolnya mengusap lembut tangan Albi yang ia genggam.

"Ketika cahaya masih bisa kau lihat jangan pernah lari ke gelap, karena ketika gelap menjerat cahaya atau apapun tak bisa menembus jeratannya. Ia abadi " kata izi.

Albi mengerutkan dahinya. Apa maksud izi mengatakan hal seperti itu?. " Apa sekarang kau beralih profesi dari mahasiswi menjadi sastrawan?" Entahlah sepertinya gadis disampingnya ini benar2 gila. Membawa nya ketaman bermain hanya untuk mengatak hal2 seperti ini. What the hell?!

Bukannya menjawab izi malah melempar pertanyaan pada Albi " kau ingat itu bi?"

Walaupun bingung Albi tetap menjawab seadanya "tidak"jawabnya acuh terkesan malas.

Izi tersenyum miris. Melihat fakta yang ada ternyata lebih menyakitkan ketimbang kebohongan.izi mengangguk paham.

" Apa kau ingin menaiki wahana bi? Seru loh" ujarnya semangat. Tanpa menunggu jawaban dari Albi ia langsuk menariknya menaiki wahana disana. Tak perduli bila Albi senang atau tidak.

" Tidak!!tidak aku tidak mau!!. Lepaskan izi!! Hey ayolah jangan memaksaku!" Bentak Albi .pasalnya izi meminta ia untuk menaiki wahana yang paling ia benci roller coaster shit! Ia benci ketinggian.

"Bi cemon!! kau bisa bi,ini hanyalah permainan saja. Lihatlah anak kecil saja berani masa kau tidak ck...memalukan" ujar izi. Albi mendengus kesal lagi2 gadis itu mengejeknnya. Persetan! dengan hinaan itu. Lebih baik dihina dari pada pingsaan dan traumanya kembali.

"Kalau kau mau,pergi saja sendiri KEPARAT!! Jangan menyuruhku!! aku bukan boneka atau budak yang bisa kau suruh sesuka hati BANGSAT!!" Albi mendorong kasar bahu izi hingga gadis itu terjerembab di tanah. Walaupun banyak orang disana tapi mereka tak berani menolong izi. Karna tatapan menyeramkan albi.

Albi pergi dengan tergesa-gesa keluar dari area taman bermain. Tanpa perduli bagaimana keadaan izi. Terserah! Bukan urusanku! Salah dia sendiri memaksanya seenak jidat. Bertingkah seolah Albi adalah boneka.
Albi mendengus dingin dan sinis membayangkannya.

Ia harus mencari taksi untuk pulang. Mana mungkin ia mengendarai mobil gadis itu lagi pula ia tak memegang kuncinya. Saat ia akan menyebrang ia tak sempat melihat ke sisi kiri. Bus pariwisata melaju dengan kecepatan tinggi dan

Brak......

__________

Hai readers ku semua
Aku baru bisa up nih solanya hp sibuk
Jangan lupa vote dan coment ya

See you next part...eh aku mau nanya nih kalian mau gk aku kasih visual tokohnya kalau mau kasih tau ya ....😘😘☺️






🌼THIS IS MY REASON 🌼(Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang