Albi mematung. Ia kira dirinya yang celaka ternyata izi. Ia terkejut sangat. Izi mengorbankan dirinya. Dengan cepat ia berlari menghampiri gadis itu. Darah keluar begitu banyak di bagian kepala dan beberapa bagian di kaki, tangan dan lainnya semua penuh darah.
"Zi!...izi! Bangun zi....zi plis bangun zi! Izi!" Dengan gemetar Albi membangun kan izi. Ia takut terjadi hal buruk pada gadis itu. Entahlah itu hanya rasa iba biasa atau apa. Yang penting nyawa izi for now.
" Woy! Tolongin! Bangsat!! Kalian tuli hah!! Mobil woy! Rumah sakit sekarang!!," Albi berteriak marah pasalnya semua orang hanya menonton tak ada yang membantu sekalipun SILALAN, disaat keadaan genting seperti ini biasanya di jadikan bahan tontonan.
Tiba2 ada beberapa orang mengerumuni Albi dan izi. Mereka Alex dan beberapa anggota lainnya dari THE TRAP LION.
"Cepat!! Ikut saya,jika ingin dia selamat!!" Kata Alex ia juga khawatir melihat kondisi captain nya itu.
Albi segera membopong izi mengikuti orang2 itu. Dalam hati ia berdoa semoga izi baik2 saja. Ia sangat khawatir pada gadis itu. Sepanjang perjalanpun ia tak hentinya memaki supir yang sangat lambat membawa kendaraannya.
"Bangsat!!cepatlah kalian bisa tidak menyetir hah!! Di mulai kehabisan darah! Dia sekarat!" Teriaknya. Ia tak bisa melihat darah terlalu lama ia sedikit trauma dengan darah.
"B...bi" Albi tercekat,apa ia salah dengar. Izi sadar. Ia lega benar 2 lega. Sedikit rasa khawatirnya menghilang. Tangan laki2 itu masih setia mengusap darah yang terus keluar dari kepala izi yang berada di pangkuannya.
Albi menatap izi intens,menyalurkan kekhawatirannya. Laki2 itu mengusap pipi izi lembut dengan mata berkaca-kaca.
"Apa ini?mengapa aku begitu khawatir pada gadis ini?. Aku tak bisa melihatnya terluka. Ku mohon ya tuhan jangan biarkan dia terluka.lindungi dia ku mohon......" Batin Albi terisak.
"Hey bi lihat aku" titah izi lirih. Ia kehilangan banyak tenaga. Tapi untung ia masih bisa membuka matanya dan bebicara sedikit. Hampir saja ia terlambat menyelamatkan pria itu. Lebih baik ia yang terluka dari pada Albi ia tak akan kuat melihatnya.
Izi mencoba menenangkan pria nakalnnya mengusap lembut pipi albi. Ia tertegun sesaat melihat mata Albi berkaca2. Apakah ia salah lihat. Jika ya biarkan rasa imajinasi itu melingkupinya ia ingin melihat ekspresi Albi lebih lama.
Ekspresi khawatir, menangis dan ekspresi takut kehilangan yang ia tangkap dari wajah Albi. Ia menangis dalam diam.
" hey mengapa kau menangis bi......Apa karna aku terluka atau kau menangis bahagia karna keadaanku saat ini?" Albi mengetatkan rahangnya. Giginya menggertak. Apa yang gadis itu pikirkan hah! Apakah dia tidak melihat dirinya khawatir Bahakan sangat melihat kondisi gadis itu sekarang.
" Apa maksudmu!! Aku tidaklah sekejam itu dengan menangis bahagia melihat kau terluka seperti ini!!. Aku tidak sepicik dan selicik itu . Bila aku kejam aku tidak akan bersusah payah meneriaki orang2,memakinya yang hanya menonton keadaanmu. Apa kau bisa membedakan dimana yang kejam dan tidak hah!?" Napas Albi menderu hebat. Ia sangat marah mendengar kata2 izi disaat kondisinya seperti ini. Ia tidak berbohong tentang rasa khawatirnya. Bakhan ia sangat ingin menangis.
Izi tersenyum kecil." Maaf Bi..... Aku tau kau tidaklah sekejam itu..... Tapi aku masi tak percaya bila kau benar2 khawatir padaku Bi...."ujar izi sendu menatap lekat2 mata pria nakalnya. Izi berusaha keras menahan sakit di sekujur tubuhnya. Terutama bagian kepala. Rasanya sangat menyakitkan.
"Perlu kau tau bi...lebih baik aku yang terluka dibandingkan dirimu. Kau tau kenapa?" Tanya izi. Albi masih terlihat kesal dengan gadis itu. Ia memalingkan wajahnya enggan membalas perkataan izi.
"Bi!lihat aku,jawab pertanyaan ku" izi menarik wajah Albi dengan sedikit bergetar. Ia lemas sekali. Napasnya mulai tak beraturan. Dadanya semakin sakit ketika bernapas.
"Kau marah pada ku?? Kumohon jawab bi..... aku tak kuat lagi" napas izi tercekat. Albi dengan cepat menatap izi.
"Tidak2 jangan tutup matamu. Bertahanlah kita akan segera sampai.." rumah sakit yang ia tempuh sedikit memakan waktu hal itu semakin membuat Albi frustasi sendiri.
Sekuat tenaga izi tersenyum dan berkata "bi....jawab pertanyaan ku"
"Kau marah padaku??"
Albi menggeleng tidak mungkin ia memarahi gadis itu sekarang dia sekarat dan butuh pertolongan segera "tidak aku tidak marah padamu ok."
Albi tak kuat lagi menahan air matanya. Ia menangis. Seorang Albi menagis untuk pertama kalinya. Ada air mata di mata itu. Bahkan ketika orang tuanya meningggal ia tak merasa sedih apa lagi menangis.
Tapi hanya pada izi ia begitu merasakan sakit tak berdarah yang sesungguhnya. MENYAKITKAN!! Melihat izi terluka apalagi karna dirinya sendiri.
"Hey...kenapa kau menangis....jangan bi hentikan,aku tak kuat bila melihatmu menangis" izi menatap Albi dengan menahan sesak didadanya. " Dengarkan aku bi...lebih baik aku yang terluka.....dari pa...pada dirimu...kau tau kenapa alasanku mengorbankan nyawaku untuk menyelamatkanmu...?" Mata izi kian memburam karna gadis itu berusaha keras menahan sakit di kepala nya.
"Kar...karna kau begitu berharga bagiku...bi...kau matahariku....dan karna aku me... mencintai mu...." Tepat setelah mengatakan hal itu. Izi kehilangan kesadaran nya.
Deg....
Benarkah?? Izi...mencintainya?? Dan aku berharga bagi nya....?? Sungguh??. Albi tak menyangka dan tak mengerti dengan apa yang alami sekarang ini. Ia sungguh tak dapat memahaminya. Dengan napas tercekat Albi berusaha sekuat tenaga membangunkan izi tapi nihil. Izi pingsan karna kehabisan darah.
Albi menggeram dalam hati. Mengumpati siapapun yang menghalangi jalannya mbawa izi ke rumah sakit. Beruntung setelah sampai petugas medis cepat tanggap membawa izi dengan brankar menuju UGD. Albi masih setia mengikutinya bersama Alex dan anggota lainnya.
Albi berteriak frustasi memukul tembok berkali 2 tanpa menghiraukan tatapan orang lain. Ia sakit melihat keadaan izi. Gadis gila yang selalu mengganggunya.bertindak seenak nya. Tapi satu2 orang yang masih setia bersama dengan nya ketika ia dalam masalah,membentaknya, meneriakinya.
Alex hanya menatap sendu pintu UGD. Masih tak menyangka captainnya,captain mereka yang terkenal dengan kelihaiannya,kelicikan, penuh dengan tipu muslihat itu tengah bertaruh nyawa di dalam sana.
Mata laki2 itu menajam. Tangnnya mengepal erat hingga kuku2nya memutih.kilat amarah jelas terlihat di wajah datarnya. Mengarah pada satu titik. Albi. Hanya karna orang tak berguna seperti itu captain mereka terluka. Ingin sekali ia membunuh atau setidaknya mencekik orang itu. Tapi lagi 2 karna larangan captain mereka.
Shit!! Keparat kau!!. Jika bukan Karana larangan captain sudah ku bunuh kau!! Tikus pengganggu!!. Ia memerintahkan anggotanya untuk meninggalkan rumah sakit untuk menyelidiki kecelakaan itu,ia tidak akan melepaskan pelaku. Siapapun...tak akan ia lepaskan. Alex menyeringai kejam. Serangga itu salah mencari kawan bila ingin menyakiti captain mereka.
'tenang captain, jangan kau pikirkan tentang serangga gan berguna yang akan ku bunuh itu.....mereka salah besar bila ingin menyakitimu captain.' batin Alex. Ohh rasanya sudah lama ia tak meresakan gelayar aneh bila berurusan dengan darah dan pisau. Mungkin sejak penguntitan pria sialan itu. Siapa lagi selain Albi. Alex mendengus sinis. Ia berpikir captain mereka terlalu bermain2 pada pria tak tau diri itu. Bisa saja izi langsung mengikat Albi dalam pernikahan jika gadis itu mau. Tapi arkh..... Ya sudahlah ia tak mengerti dengan jalan pikiran capatainnya itu.
Tenang saja untuk urusan izi ia tak mungkin meninggalkannya sendiri tanapa pengawasan. Ia telah memerintahkan anggota The Trap Lion tingkat B untuk menjaga izi dalam penyamaran. Agar Albi laki2 itu tidak curiga dengan banyaknya orang yang menjaga izi.
Memang izj tak pernah salah dalam memilih seseorang untuk menjadi tangan kanannya. Tanggap dan ambisius seperti kepribadian gadis itu. Berjalan tanpa diperintah adalah pesan izi baginya bila keadaan darurat terjadi seperti saaat ini.
_________
Yey akhirnya aku up juga😚😇☺️
Baru ada ide nih. Buat apara redersku jangan lupa vote dan coment yaOk see you next part ☺️☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
🌼THIS IS MY REASON 🌼(Hiatus)
Ficção Adolescentehidup adalah sebuah pilihan. seperti apa kita menjalaninya,melewati proses yang ada. Mengikuti takdir sesuai alurnya. inilah aku dengan segala alasanku. do not plagiarize my story!! PLAGIAT JAUH2 sorry readers kalo ceritanya kurang menarik atau mbos...