12✔️

7 1 0
                                    

Hampir 7 jam Albi menunggu jalannya operasi. Dokter mengatakan bahwa keadaan izi sangat buruk. Akibat dari kecelakaan izi mengalami retakan di kaki nya, tangan kanan dan ada masalah serius di bagian kepala gadis itu.

Sontak Albi merutiki dirinya sendiri,karna dirinya izi sampai mengalami kecelakaan itu. Albi marah pada dirinya dan ia sangat frustasi saat ini.

Tak lama lampu merah tanda operasi berlangsung berganti hijau yang menandakan usai nya operasi.

" Bagaimana dok? Apa izi baik2 saja? Semuanya lancar??" Albi langsung memberondong bebrbagai pertanyaan saat dokter yang menangani izi keluar.

Sedangkan sang dokter hanya menghela napas berat. Keringat masih bercucuran deras didahi dokter itu.

" Begini tuan. Keadaan nona izi sungguh menghawatirkan, karna benturan yang sangat kencang itu. Nona izi mengalami keretakan di tengkorak kepalanya. Hal ini mengakibatkan ia akan kesulitan berpikir tuan. Dan berbagai tubuhnya juga patah tulang. Puji syukur operasi berlangsung lancar tak ada kendala apapun tapi...." Albi menegang berharap semoga semuanya baik 2 saja.

Dokter itu memandang Albi prihatin dan iba mengetahui pasiennya dalam kondisi paling buruk " nona izi mengalami koma"

Tatapan Albi memburam. Tubuhnya terasa sangat lemah hingga ia tak mampu menopang tubuhnya sendiri. Albi terjatuh dilantai. Matanya memanas. Ia mencengkram erat bagian dimana jantungnya berdetak. Sesak dan menyakitkan.

Sang dokter membantu Albi duduk di bangku tunggu, mengusap bahu Albi yang bergetar karna menahan tangis. Ia tahu tidak lah mudah melewati kejadian seperti ini.

" Tenanglah tuan..... Berdoa pada tuhan,minta mukjizat padanya dengan hati yang tulus untuk kesadaran dan kesembuhan nona izi" setelah itu sang dokter pergi.  Dengan menepuk pundak tegap Albi dua kali.

Albi memandang sepatunya dengan pandangan kosong.... Di sungguh merasa bersalah membuat orang lain terluka  karena menyelamatkannya. Apalagi di izi gadis yang mampu membuatnya merasakan seperti apa itu menangis,tersenyum ,kesal.

" Zi kumohon sadarlah aku menyesal atas segala perlakuanku padamu selama ini zi....aku menyesal....zi" ucapnya dengan napas tercekat. Ia sudah tak tahan lagi. Albi menangis untuk ke sekian kalinya karna izi.....

Ia tak perduli bila laki2 akan terlihat lemah jika menangis persetan!! dengan itu. Albi menangis tanpa isakan. Hanya tubuhnya bergetar hebat. Ia memaki, mengumpat. Dengan bruntal penuh amarah Albi memukul lantai dengan tangannya. Darah  segar keluar dari tangan laki2 itu tapi ia tak perduli. Terlalu sakit hati dan tubuhnya atas kejadian ini.

Albi berdiri dengan tertatih menuju ruang rawat izi. Karna gadis itu sudah dipindahkan disana dan hanya beberapa orang yang boleh masuk untuk menjenguk pasien.

Seperti ada batu besar yang menghimpit jantung dan saluran pernapasannya. Ia kesuliatan bernapas melihat tubuh yang bisanya mengganggunya kini terbaring lemah dengan berbagai alat SIALAN penunjang kehidupan.

Albi duduk di samping brankar yang izi tempati. Menggenggam dengan penuh hati2 takut membuat gadis itu tersakiti karna gerakannya. Mengecup pelan punggung tangan nya.

Albi menatap miris tubuh itu." Hay.... Zi, apa segitu nyamannya di sana??" Air mata senantiasa mengalir mengungkapkan betapa terpukul nya dia. " Bangun zi... Jika kau ingin memukulku,atau mencaciku karna semua sikapku selama ini padamu. Ku mohon zi maaafkan aku.... Aku menyesal menjadikanmu target korbanku zi. Maafkan aku. Sekarang aku sadar betapa pentingnya kau dalam hidupku zinkumohon bangun. Aku membutuhkanmu. Aku janji jika kau sadar aku akan mengubah semua sifat burukku padamu..." Hening. Hanya suara monitor dari detak jantung izi yang menandakan gadis itu masih bernyawa. Albi terisak menekan dadanya yang teramat sakit.

🌼THIS IS MY REASON 🌼(Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang