satu

787 95 26
                                    

" MESKIPUN CERITA INI TIDAK SEBERAPA DENGAN CERITA LAINNYA YANG LEBIH FANTASTIC,  AKU HARAP TEMAN-TEMAN BISA MENINGGALKAN VOTE ATAU BAHKAN COMMENT SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.

JIKA TIDAK KEBERATAN, AKU HARAP TEMAN-TEMAN
BISA MEMFOLLOW AKUN-KU SEBAGAI BENTUK
DUKUNGAN UNTUK-KU. TERIMA KASIH.
(kamu bisa minta untuk feedback) "

Warning!
RenjunShuhua Area!

Ini adalah cerita pertama tentang Renjun dan Shuhua yang aku buat. Semoga suka dan mohon maaf atas penulisan yang kaku, tidak rapi, atau bahkan typo.

Sebisa mungkin aku melakukan yang terbaik dan tidak mengecewakan pembaca.

Happy reading...

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Ada perasaan bingung sekaligus rasa bersalah saat Renjun bangun di pagi ini dan menemukan seorang wanita yang tengah bergelung di dalam dekapannya. Kulit yang saling berlengketan tanpa ada penghalang apapun seakan memberikan kehangatan di tengah suhu kamar yang dingin.

Renjun mengerjab beberapa kali sebelum menghela nafas kasar menyadari jika untuk kesekian kalinya hal ini telah terjadi.

Tepat pukul sebelas malam kemarin Renjun dan juga wanita yang tentu saja itu adalah Shuhua tengah bertengkar dengan hebat. Saling mencaci maki dan juga saling melukai.

Renjun ingat betul bagaimana tatapan marah dan juga sendu wanita yang kini masih bergelung dalam dekapannya dengan mata tertutup serta nafas teratur.

Malam itu Renjun dihadiahi sebuah tamparan pada pipi dari Shuhua sesaat dirinya membuka pintu apartment. Shuhua kala itu terlihat sangat marah, mendorong Renjun hingga tersungkur ke lantai.

Shuhua menutup pintu dengan keras, melempar tas bawaannya ke sembarang arah sebelum akhirnya memberi tatapan mautnya pada Renjun yang telah berdiri sembari memegang pipi kanannya.

"Ada apa denganmu?"

Shuhua terkekeh dengan sarkastik. "Tidakkah kamu sadar apa yang mengusik hati ku akhir-akhir ini?"

Renjun menurunkan tangan yang memegang pipinya, menaikkan sebelah alisnya tanda tidak mengerti dengan apa yang diucapkan kekasihnya.

"Kamu tau itu pasti salah, make out with nakyung? despite the fact that i'm your girlfriend? and tomorrow with who else?"

[✓] When We Hurt | Renshu ft. SaeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang