lima

515 56 2
                                    

" MESKIPUN CERITA INI TIDAK SEBERAPA DENGAN CERITA LAINNYA YANG LEBIH FANTASTIC, AKU HARAP TEMAN-TEMAN BISA MENINGGALKAN VOTE ATAU BAHKAN COMMENT SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN UNTUK CERITA INI.

JIKA TIDAK KEBERATAN, AKU HARAP TEMAN-TEMAN
BISA MEMFOLLOW AKUN-KU SEBAGAI BENTUK
DUKUNGAN UNTUK-KU. TERIMA KASIH.
(kamu bisa minta untuk feedback) "

Warning!
RenjunShuhua Area!

Ini adalah cerita pertama tentang Renjun dan Shuhua yang aku buat. Semoga suka dan mohon maaf atas penulisan yang kaku, tidak rapi, atau bahkan typo.

Sebisa mungkin aku melakukan yang terbaik dan tidak mengecewakan pembaca.

🔞

Happy reading...

••••

Hiruk piruk para pengunjung mall adalah suatu bukti bahwa Saeron tidak sendirian.

Gadis Kim itu mengedarkan pandangan mata demi mencari seseorang yang seharusnya tidak dia lakukan.

Helaan nafas terdengar disela matanya mulai memburam terhalang genangan air mata. Hati kecilnya selalu menyerukan dirinya untuk berhenti, namun otaknya dengan cepat membantah.

Saeron ingin menyerah, tentu saja. Itu adalah hal pertama yang terlintas dibenaknya jika mengingat apa yang dia alami. Tapi sebagian sisi dirinya sangat menginginkan keegoisan.

Pertanyaannya, apakah Saeron boleh egois kali ini saja?

Kepalanya tertunduk menyeka ujung mata yang sedikit berair kala langkah Renjun semakin dekat padanya. Kedua tangan pemuda itu membawa dua cup ice creame varian rasa seperti yang Saeron mau.

Ingin terlihat baik-baik saja, Saeron memberikan senyum manisnya mengiringi langkah lebar Renjun yang dua detik kemudian sudah berdiri di sampingnya.

"Seperti yang diinginkan," Saeron mengambil alih ice cream miliknya, "thank you, mr. Huang."

Renjun tersenyum, senyum yang sangat jarang dia tunjukan untuk siapapun itu. Bahkan Shuhua.

"Cari kursi atau tetap jalan?" tanya Renjun.

Saeron yang semula ingin menjawab opsi pertama jadi urung kala matanya menangkap sosok Shuhua yang tengah tertawa bersama seorang pemuda di dalam sebuah coffe shop.

"Keberatan jika kita meminum coffe?"

Renjun menyerngit, namun kemudian mengangguk mengiyakan.

Saeron tersenyum manis, mengecup pipi Renjun sekilas lalu melingkarkan lengannya pada lengan Renjun.

Matanya menatap lurus tepat dimana Shuhua berada. Memperhatikan gerak-gerik kekasih pertama Renjun itu yang terkadang memancing Saeron untuk mendengus pelan.

Kau ternyata licik Saeron, ada suara yang berdengung di kepalanya.

Saeron menggelengkan kepala. Apa salahnya jika dia egois? Dia sangat ingin egois satu kali ini saja. Memperjuangkan Renjun yang lebih memilih dirinya dibanding setia pada satu wanita, Shuhua.

[✓] When We Hurt | Renshu ft. SaeronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang