Keheningan terasa diantara mereka, tak ada yang berbicara sepatah katapun ketika mereka kembali dari tempat itu, di perjalanan pun mereka saling diam tanpa ada yang ingin memulai.
Disini pun begitu. Hari sudah mulai gelap dan lampu lampu rumah menyala terang di tengah bukit dengan api yang sudah di nyalakan pula memberi rasa hangat pada dua sosok yang tengah duduk bersebelahan memandang kosong dan sedikit keraguan pada api unggun di depan mereka.
Sesekali pula salah satu diantara mereka saling melirik melalui ekor mata.
"Ehem." Deheman itu membuka kesunyian.
"Aku akan pulang." Pemuda yang tak cukup tinggi itu bangkit dari duduknya namun sebelum ia benar benar bangkit tangannya di tarik oleh sosok satunya memintanya untuk kembali duduk.
"Jangan." Mata bulat itu menatap bingung.
Jinyoung yang tau jika ia tak seperti biasa pun langsung menjauhkan tangannya."Ah maksudku ini sudah gelap."
"Iya aku tau." Mereka memandang hamparan pohon yang gelap gulita di depan mereka.
"Kau akan pulang melewati jalan itu dalam keadaan gelap gulita seperti ini?"
"Tentu lalu apa yang harus aku lakukan." Sebenarnya ia cukup takut tapi mau bagaimana lagi, ia bahkan sudah membolos dengan tidak bekerja menjadi kasir sebuah toko di desanya hari ini demi menemani lelaki yang bahkan baru ia kenal. Dan oh apa apaan kalimat yang sempat ia ucapkan pada lelaki itu tadi disana, sangat bodoh.
Mata jihoon menatap sedikit nanar pada lelaki di sampingnya mengingat kejadian yang terjadi belum lama tadi.
"Kau bisa menginap disini." Mata yang semula hanya membulat lucu itu kini benar benar melebar.
"Heii! mana mungkin." Jihoon tak habis pikir. Ia berdiri dan segera ingin meninggalkan tempat duduknya. Namun kembali lagi tangan jihoon di raih olek lelaki itu.
"Memang kenapa? aku tidak apa apa." Apa lelaki ini bodoh? bagaimana mungkin ia akan menginap disini. berdua. Melihat apa yang bisa lelaki ini lakukan tanpa permisi beberapa waktu tadi membuatnya ngeri, bagaimana kalau dia macam macam lagi.
"Kau gila ya! mana mungkin aku menginap disini."
"Berbahaya jika kau pulang sekarang." Mereka lagi lagi memandang luar ruangan yang terlihat gelap memang. Jihoon menghela napasnya berat.
"Lagi pula kau tidak perlu repot repot kesini besok pagi." Apa lelaki ini tidak sadar kalau menginap itu bukan hal yang wajar.
"Aku tidak akan macam macam." Jihoon mengamati wajar datar itu, lelaki tampan yang sepertinya tidak tau apapun."Kau tidak ingat apa yang kau lakukan padaku tadi." Tanpa sadar jihoon mengatakan itu, bukankah mengungkit seperti ini membuatmu terlihat bahwa kau sedang terus memikirkan hal itu, ah jihoon malu sekali. Ia melihat orang di depannya tampak santai padahal itu sebuah ciuman! ciuman di bibir pula.
"Ah itu." Genggaman tangannya di lepas dan jinyoung menggaruk tengkuknya.
"Aku tidak akan melakukannya lagi jika kau tak mau."
Lagi?? apaa? jadi maksudnya ia akan melakukannya lagi??
~~~~~~
Setelah perdebatan yang cukup panjang antara jinyoung juga jihoon, dan tentu juga perang batin dari jihoon, berakhirlah pemuda itu menginap.
Di rumah ini terdapat dua kamar memang, yang hanya bersebelahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAPER // Deepwink
FanficSeorang penulis terkenal yang berkhayal tentang sebuah kebahagiaan, lalu ada yang datang merubah kertas putihnya, sosok dengan tinta emas... tanpa nama WARNING! Rated++ 🔞 bxb yaoi! Deepwink