Halaman 10

58 7 1
                                        


Aku menatap manik galaxy di depanku setulus mungkin, siratan mata itu membuatku ingin terbang, hanya melihatnya saja hati ku berdebar, pemuda cantik dengan pakaian warna putih dan riasan tipisnya membuatku terpaku.

"Ada yang salah?" Suara manis itu mengalun membangunkanku yang sempat mengagumi betapa indahnya makhluk di depanku. Aku menggeleng pelan.

"Tidak, kau cantik dan berkali kali tambah lebih cantik setiap harinya." Pipi peach itu merona.

"Jangan seperti itu." Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, aku mendekat lalu mendekap tubuh yang lebih pendek dariku, memberi kecupan ringan di pucuk kepalanya dan mengusap punggung nya dengan nyaman.

"Terimakasih ji." Tubuh itu bergerak menyamankan dirinya di pelukanku.

"Untuk apa?" ia mendongak menatapku dari bawah dan aku membalasnya menempelkan kedua kening kami yang membuat jarak hanya beberapa centi saja, ak bisa merasakan deru napas pemuda ini yang tenang dan teratur.

"Membuatku sembuh." Aku tersenyum tipis. Ia terdiam, kemudian meneguk salivanya ragu kemudian mendekatkat wajahnya padaku.

cup~

Bibir ceri itu menyentuh benda lunak milikku, melumatmya dengan hati hati, manik yang menatap sayu padaku terpejam aku biarkan ia bermain dan mendominasiku. Namun tak berlangsung lama karena ia berhenti dan menatapku dalam. Hingga ak meraub kembali benda rasa ceri itu.

"eumhh."






~~~~~~~~~~~~~~~~






"Jinyoung apa yang kau lakukan di meja ini?"

"Aku kan seorang penulis, ah benar bagaimana jika aku menulis kisah kita?"

"Hah tapi bagaimana bisa?" Pemuda itu berdiri di belakang meja yang di pakai jinyoung.

"Lihatlah nanti jika sudah terbit."

"Kau pasti bercanda bukan."

"Apa aku tampak terlihat bercanda saat ini sayang?" Mata elang itu menusuk manik galaxy tenabg jihoon yang membuatnya gelagapan apalagi dengan seringai mengerikan itu, membuatnya merinding. Seperti binatang buas yang siap memangsa makanan malamnya.

"I-iya baiklah, kenapa menatapku seperti itu cih." Mendorong tubuh jinyoung yang sudah condong mendekat padanya menjauh.

"Kau benar benar lucu jihoon."

"Terimakasih."

"Aku akan mengambil wine, kau mau?" Mata jihoon sedikit membola menatap jinyoung yang menjauh.

"Tidak." Mendengar jawaban jihoon yang lantang membuat jinyoung terkekeh sembari pergi meninggalkan pemuda itu di ruangan jinyoung sendirian.

"Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi, memikirkannya saja membuatku merinding." meski terasa menyenangkan.

Hah apa yang aku pikirkan dasar bodoh. Jihoon merutuki dirinya sendiri yang sempat berpikiran macam macam. Lalu matanya menangkap buku merah itu di meja, buku yang selalu di bawa jinyoung dan buku yang selalu di isi oleh jinyoung setiap malam.

Tiba tiba rasa penasarannya membuatnya meraih buku tebal itu.

"Tidak di kunci? apa dia sengaja meninggalkannya agar aku membacanya?"

Halaman pertama, nama jinyoung yang jihoon baca, lengkap dengan biodatanya. Halaman kedua ia temukan sebuah gambar bunga mawar dengan tinta emas terlihat mewah sekali, bahkan jihoon berpikir apakah tinta ini benar benar emas?

PAPER // DeepwinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang