Pertemuan

161 13 2
                                    

Hay...... Lama yaa tak jumpaa.....
Salam kenall dari surabyaaa...
Komen ya nih cerita sudah sampai di daerah mana sajaaa...
Dan terus kasih komen yang banyak, vote yang banyak karena saat akhir dari cerita akan ada pembagian hadiah bagi kalian yang sering komen tentang kesalahan kata penulisan atau komen tentang kapan up lagi atau sebagainyaa.
Dan jangan lewatin itu terus pantengin yaa
Selamat malam Minggu juga bagi para jomblo terhormat💜

maaf kalo amburadul 🥴

***

Sesampainya di depan lemari es, Ray melihat ada beberapa foto 2 anak laki-laki kira-kira umurnya masih di usia 5 tahun dan 1 anak perempuan yang kira-kira usianya masih 9 bulan di tengah antara kedua anak laki-laki tersebut, Ray menyunggingkan senyumannya saat melihat anak perempuan yang rambutnya di kuncir 1 di atas seperti air mancur. Ray melihat foto itu seperti tidak asing lagi tapi entah kapan dia melihatnya.

Ray kemudian membuka lemari es untuk melihat ada apa saja di dalam untuk mengisi perutnya yang kosong. Ray hanya melihat ada daun bawang, sosis dan telur, tanpa pikir panjang Ray langsung mengambil semuanya, dan di bawanya ke dapur untuk memasaknya.

***

Jam menunjukan pukul 12.15 seorang gadis yang tubuhnya tertutup oleh selimut tebal, tiba-tiba terbangun saat mencium aroma wangi dari arah bawah.

" Tumben mama siang-siang gini masak." Ucap gadis itu, siapa lagi kalau bukan Nay.

Setelah mengumpulkan semua nyawanya, Nay langsung bangun dan berjalan keluar kamar. Sesampainya di pertengahan tangga Nay kaget saat pandangannya melihat ke arah halaman dan mendapatkan mobil temannya Karin masih terparkir manis di halaman rumahnya, melainkan mobil mamanya yang tak ada di halaman rumahnya.

"Berarti kakak ganteng masih di sini dong." Ucap Nay bermonolog sendiri.

Nay kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur. Dilain tempat, tepatnya di dapur, Ray tersenyum puas saat melihat perkerjaannya yang sudah kelihatan sempurna, nasi goreng dan telur goreng dengan toping sosis dan daun bawang sudah tertata rapi di meja makan. Ray kemudian melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 12.20 dan bergegas untuk ke arah kamar sang gadis, untuk membangunkannya.

Tapi belum sempat Ray keluar dari dapur, Ray mendengar langkah kaki yang akan datang, Ray sudah siap dengan jawaban jika itu ayahnya Nay atau saudara-saudaranya Nay. Langkah kaki itu semakin dekat, entah kenapa keringat dingin langsung mengalir di tubuh Ray, padahal Ray sendiri biasa saja.

Ray terkejut ternyata yang datang tidak sesuai oleh pemikirannya, melainkan gadis cantik yang masih memakai seragam sekolah, sama sepertinya. Ray membuang nafas kasar, saat gadis itu melihatnya dengan tatapan polosnya.

"Lo?" Tunjuk Ray ke arah Nay yang menatapnya dengan bingung.

"Iya Nay?" Tunjuk Nay pada dirinya sendiri.
"Lo kapan bangun?" Tanya Ray bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa.

"Barusan." Ucap Nay dengan santainya dan berjalan kearah meja makan.

Ray kemudian menarik kursi untuk mendudukan tubuhnya, yang di ikuti oleh Nay. Nay melihat ada nasi goreng dan telur toping sosis dan daun bawang, kemudian menutup mulutnya seolah tak suka apa yang ada di hadapannya. Ray yang melihat Nay seperti itu kemudian mengikuti arah pandang yang sama. Ray mengerti apa maksud Nay. Ray menyendok kan nasi goreng dan di berikan oleh Nay. Nay bingung kenapa Ray tak mengambil telurnya juga.

"Lo makan nasi goreng aja, gue yang makan telur nya." Ucap Ray sambil menyodorkan piring berisikan 1 porsi nasi goreng kearah Nay.

Mana Ray yang dingin? Kenapa dinginnya ilang pas sudah sama Nay? Nay tersenyum manis sampai matanya terlihat sipit kearah nasi goreng itu, dan kemudian menerima piring yang di berikan oleh Ray. Saat Nay sudah menerimanya, Ray kembali menyendok kan nasi goreng untuknya di tambah telur yang dia buat tadi.

NAYRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang