9. Rencana Lain

310 75 19
                                    

Zara baru saja meletakkan tasnya di meja ketika Lily langsung menarik tangannya untuk segera duduk di bangku. Bahkan Zara tidak diberi kesempatan untuk bernapas barang sejenak, karena Lily sudah mencerocos duluan.

"Ra, gue ada ide!"

Kening Zara mengkerut dalam, sedikit heran dengan tingkah sahabatnya itu hari ini. Melihat kebingungan di wajah Zara, Lily sontak tersenyum tipis. "Lo masih ngejalanin misi itu, kan?"

Zara mengangguk, lalu berucap, "Ya, terus?"

"Gue ada ide, mungkin dengan ini kita bisa tau sedikit info di sana."

"Coba paparin," suruh Zara dengan nada penasaran.

Terlihat Lily memperbaiki posisinya, sejenak ia memandang ke seluruh kelas—memeriksa apakah ada yang menguping atau tidak. Dan sejauh ini, aman. Rata-rata siswa yang sudah datang tampak sibuk sendiri.

"Jadi kemarin gue kepikiran, gimana kalo kita pancing aja si target. Lo taroh apapun itu di meja lo, mau itu pulpen, penghapus atau yang lainnya. Pokoknya apa aja deh. Nah, setelah itu kita tinggalin tuh barang di meja dan kita sembunyi. Kita pantau, siapa yang bakal ngambil tuh barang. Gimana? Brilian gak ide gue?" Lily menaik-turunkan alisnya, gadis itu terlihat bangga akan idenya.

Zara terdiam sejenak, lantas meringis pelan. "Tapi gimana kalo yang ngambil ternyata bukan pelakunya? Lo, kan, tau sendiri di kelas kita itu kang nyolong pulpen tuh banyak."

"Sebenernya, Ra, itu juga salah satu kendala kita gak bisa nemuin pelakunya dengan mudah."

Kening Zara mengernyit, tidak mengerti maksud Lily.

"Yaa ... gimana kalo ternyata yang nyolong barang-barang lo selama ini bukan orang yang sama? Maksudnya, bisa aja orang yang nyolong pulpen lo beda sama yang nyolong barang-barang lo yang lainnya."

"Tapi kalo orang yang berbeda, masa, sih, bisa berturut-turut gitu kejadiannya."

Kepala Lily mendadak pusing, ia tidak tahu bagaimana memecahkan masalah yang sebenarnya tergolong sepele ini. Ada banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi, dan mereka berdua masih awam untuk langsung menarik kesimpulan.

"Lupain itu dulu, Ra! Kita coba ide gue ini dulu gak ada salahnya, kan?"

Zara menggeleng, lantas berucap, "Oke. Kita coba."

***

Maka setelah bel istirahat berbunyi, Zara dan Lily segera keluar dari kelas. Di meja Zara ada sebuah pulpen yang tintanya masih full, sengaja ditinggalkan di sana untuk memancing target.

Dengan gerakan hati-hati, Zara dan Lily berjalan menuju belakang kelas. Rencananya di sana mereka akan memantau kejadian di dalam kelas. Kalau saja setiap ruangan di sekolah ini difasilitasi CCTV, mungkin Zara tidak perlu repot-repot melakukan kegiatan seperti ini.

Setelah sampai di belakang kelas, kedua sahabat itu mengambil posisi di bawah salah satu jendela yang berada di sudut. Hanya itu tempat yang cukup aman agar tidak ketahuan.

Suara-suara berisik dari dalam kelas samar-samar mulai reda. Mungkin sebagian besar penghuninya sudah keluar.

"Lo yang ngintip atau gue?" Lily memberikan penawaran dengan suara berbisik. Saat ini ia dalam posisi berjongkok, berhadapan dengan Zara.

"Gue aja," sahut Zara santai. Dengan gerakan hati-hati, gadis itu mulai memunculkan kepalanya di jendela. Dari sini, ia bisa melihat keadaan kelas dengan cukup jelas.

Zara's Mission [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang