Chapter 01 End Term Exam

16 2 0
                                    

"Pagi semuanya" Sapa Aizawa-sensei yang baru memasuki ruang kelas. "Sebentar, biar saya lihat, musim panas sudah dekat ya... Tapi tentu kalian tidak boleh tinggal bermalas-malasan" Ucapnya mengawali pagi.

"Jangan-jangan–" Kalimat Kaminari hanya berhenti sampai sana.

"Kita akan kemping di pondok dalam hutan selama musim panas"

"Oh Yeah! Sudah kuduga!" Kelas pun jadi berisik. Mereka ramai akan hal-hal yang ingin mereka lakukan.

"Akan tetapi, jika kalian gagal kalian akan tinggal untuk melakukan remedial" Ucap Aizawa

"Ujian ya...Bagaimana ini?" Dua orang dengan nilai terendah hanya bisa kebingungan.

"Ujian...Ada ujian praktik kan? Harusnya sih ada" Pikir Narusaka yang memandang keluar jendela.

"Aku bisa membantu kalian jika kalian mau" Ucap Yaoyorozu menawarkan. Karena saat itu sudah hampir istirahat, Narusaka merapihkan mejanya dan ketika bel berbunyi, ia segera keluar tanpa ada yang sadar.

"Tou-san?" Pikirnya melihat handphonenya yang berbunyi. "Ada apa tou-san?"

"Ah tidak, aku hanya ingin memeriksa keadaanmu saja, bagaimana kondisimu dan Momo?" Tanya ayahnya.

"Ah, aku baik-baik saja, nee-san juga baik sepertinya" Jawab Narusaka.

"Kudengar beberapa waktu lalu kau menghadapi Hero Killer yang menyeramkan itu ya? Kau tidak terluka apapun kan?" Ayahnya yang khawatir dengan cepat berbicara.

"Tenang saja, dia tidak bisa bahkan hanya untuk menyentuhku, tou-san tenang saja" Jawabnya.

"Syukurlah, yasudah, tou-san akan menghadiri rapat, tou-san nanti berkunjung ke apartemenmu tak masalah kan?"

"Tentu tidak, tapi ingat janji kita ya? Aku tidak ingin kaa-san sampai mengkhawatirkanku yang sampai harus menjadi bodyguard nya nee-san" Ucap Narusaka.

"Baiklah, oh ya, tou-san sendiri hampir lupa, tapi kumohon, jagalah kakakmu itu ya" Ucap ayahnya. "Dah, nanti akan tou-san telfon lagi"

"Nee-san!" Seru Narusaka melihat kakaknya yang baru saja keluar dari kelas.

"Naru-chan, kupikir kau kemana, kau sangat tenang, ada apa?" Tanyanya.

"Tidak ada apa-apa, tou-san tadi menelfon untuk menanyakan keadaan" Jelas Narusaka. "Nee-san ingin kekantin?"

"Ya, kau mau ikut?"

"Tentu" Mereka berdua kini berjalan menuju kantin dan sedikit mengobrol sampai secara tak sengaja, Narusaka menabrak seorang lelaki. "Maaf, aku hendak lewat"

"Oh, lihat siapa ini, si anak haram. Sebaiknya kau pergi, kau tidak punya tempat disini" Ucap lelaki itu.

"Maaf, kalau kau tidak suka dengan kehadiranku, kau bisa pergi, karena aku tidak akan pergi kemanapun" Ucap Narusaka dengan senyuman yang terkesan meledek di wajahnya.

"Sudahlah, jangan ganggu dia" Ucap Yaoyorozu hendak menghentikan perkelahian yang hampir terjadi, sayangnya...

"Oh, seorang gadis berlagak sok kuat dan hendak menghentikan kita, kau pikir siapa dirimu" Tangan lelaki itu hendak menyentuh Yaoyorozu, tapi terhenti tepat sebelum menyentuhnya.

"Jauhkan tanganmu darinya dasar babi" Ucap Narusaka mengeluarkan aura membunuh. "Jika tidak, aku akan menghias dinding ini dengan darah kalian yang masih segar" Dengan ketakutan, sekelompok lelaki itu pergi, tak lama, Aizawa datang.

"Apa yang terjadi di sini?" Tanyanya.

"Oh, Aizawa-sensei, ah, tadi, tadi itu hanya sebuah kesalahan, tak ada yang perlu dikhawatirkan" Jawabnya dengan nada yang sama seperti sebelumnya, hanya saja tak berniat meledek.

"Begitu kah, yah, sebaiknya kau tidak cari masalah dengan kakak kelas" Ucapnya membalikkan badannya dan pergi.

"Tentu aku tidak cari masalah, masalah saja yang terlalu suka padaku makanya selalu menghampiri diriku di manapun itu" Ucapnya merenungi nasibnya yang sering tertimpa masalah.

"Ya, tapi beberapa masalahmu itu kau yang cari kan??"

"Yasudah, nanti kita tidak sempat makan. Ayo" Ucap Narusaka menarik tangan Yaoyorozu dan dengan cepat berjalan menuju ke kantin. "Ah, berhasil sampai juga" Karena ia yang sedikit terlalu keras membuka pintunya, beberapa orang tertarik perhatiannya. Tapi, semakin banyak orang yang melihat karena suatu hal. "Yah, itu tadi agak melelahkan, sekolah yang luas, jadi jalannya agak jauh"

"Ti-Tidak kah kau melupakan sesuatu?" Tanya Yaoyorozu membuat Narusaka sadar.

"G-Gomenasai!" Teriaknya sambil bersujud dan malah menjadi pusat perhatian.

"S-Sudahlah" Mereka pun makan dengan menikmati pandangan dari berbagai orang di sekitar. Istirahat pun selesai, setibanya mereka di kelas, mereka mendapat informasi mengenai ujian praktik yang adalah melawan robot.

"Kalian yakin akan hal ini? Bisa saja kelas B berusaha menipu kalian" Ucap Narusaka. "Bukannya aku meragukan mereka sih"

"Tapi yah, dia bahkan menghajar Monoma, mungkin dia adalah orang yang bisa dibilang mengendalikan kelas B" Ucap Izuku berusaha menghilangkan kecurigaan Narusaka.

"Itu tidak berhasil" Ucap Narusaka yang tahu tujuannya. "Tapi yah, ini sekolah pahlawan, bukan sekolah penghancur, kalau ujiannya selalu tentang kekuatan dan penghancuran, jelas murid di jurusan lain tak akan bisa mengimbangi mereka yang punya kemampuan penghancur"

"Masuk akal tapi, blablablabla" Izuku mulai ngoceh sendiri dan melupakan sekelilingnya.

"Oi Deku! Aku akan memperlihatkan perbedaan kita dalam ujian kali ini. Dengan itu, aku akan menghancurkanmu menjadi debu dan membunuhmu" Deklarasi perang lainnya terlancarkan kepada Midoriya Izuku. "Kau juga Todoroki! Kau pun juga Narusaka"

"Jangan berharap" Wajah Narusaka menampilkan kesan seperti itu. Tanpa perduli reaksi Narusaka, Bakugou pergi.

"Tadaima!" Ucap Narusaka setibanya ia di rumahnya.

"Okaeri, Naru-chan, bagaimana harimu di sekolah?" Tanya ibunya.

"Ya, lumayan" Ucap Narusaka selagi merapihkan sepatunya. "Nanti tou-san akan datang, aku ganti baju dulu ya"

"Ya"

Tak lama setelah Narusaka selesai mengganti bajunya, ayahnya kini sampai. "Permisi"

"Ah, tou-san, masuklah" Ucap Narusaka membukakan pintu dan mempersilahkan ayahnya masuk. "Kebetulan kaa-san baru selesai masak, ayo makan dulu"

"Baiklah" Jawab ayahnya yang kini duduk di ruang makan. "Kalian benar-benar menghabiskan makanan sebanyak ini?"

"Tidak, hanya saja kaa-san selalu kebanyakan kalau memasak" Jawab Narusaka melirik ke arah ibunya.

"Habisnya kalau tidak habis, nanti bisa dibagikan" Jawab ibunya membela diri.

"Huh, kebiasaan kalian sepertinya masih terbawa bahkan ketika sudah tinggal di sini" Ucap ayahnya agak sedikit tertawa. "Oh ya, kebetulan tadi Momo bilang temannya akan datang dan belajar di rumah, mungkin Narusaka ingin ikut?"

"Um...Kalau itu permintaannya nee-san aku pasti akan ikut" Jawab Narusaka.

"Iie, itu adalah permintaan dariku" Ucap ayahnya membuat Narusaka langsung sadar maksudnya.

"Ba-Baiklah, aku akan ikut, asal nee-san mengizinkan" Jawab Narusaka.

"Baiklah" Jawab ayahnya senang dan mereka kembali menyantap makanan sambil membicarakan keseharian. "Terimakasih atas makanannya, aku harus segera pulang. Sampai jumpa!"

Beberapa hari terlewat dengan tenang, Narusaka sendiri bahkan merasa kalau ini terlalu tenang dan malah jadi curiga dll. Meski ia tetap menjalani harinya sebagai vigilante jika kebetulan bertemu orang yang membutuhkan bantuannya.

"Lelahnya, mereka pakai senjata api, bagusnya aku bisa menyalakan reflektor tepat waktu"

Reflektor(kayaknya Author salah ejaan), adalah Quirk yang mampu mementalkan apapun asal penggunanya menyentuh benda tersebut. Meski begitu, Quirk ini lebih untuk defensif dan tidak bisa digunakan pada makhluk hidup.

"Tidur aja lah, gk usah makan" Pikirnya langsung terlelap dalam tidur.

The Unwanted Hero vol.2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang