Laras: Pulang bareng Fajar

54 15 18
                                    

Gue menatap seluruh isi kamar gue dengan tatapan kosong, lalu menghela napas dengan kasar.

"Ketika seseorang menghembuskan napasnya dengan kasar, kemungkinan dia sedang dalam masalah." Gue kembali mengingat kalimat itu ketika Reihan mengatakan itu di taman sekolah bulan lalu.

Sebulan yang lalu

Saat itu gue duduk sendirian ditaman sambil membaca novel kesukaan gue, Harry Potter. Kemudian Reihan duduk disamping gue sambil tersenyum menatap gue.

Sontak gue langsung menjauh dari Reihan, gue takut jantung gue lepas kendali kalau dekat dia.

"Hei, kenapa menjauh? Lo nggak suka gue samperin lu?" tanya Reihan menatap gue.

"Bukan gitu," jawab gue menghela napas gue dengan kasar.

"Lo lagi ada masalah?" tanya Reihan menatap gue seakan mengerti apa yang sedang gue alami.

"Nggak kok." Sangkal gue.

"Ketika seseorang menghembuskan napasnya dengan kasar, kemungkinan dia sedang dalam masalah." Reihan menatap gue intens.

"Apaan sih, gue pengen sendirian aja." Gue berusaha menyakinkan Reihan bahwa gue nggak apa-apa.

"Hm, kalau lo ada masalah curhat aja ke gue. Siapa tau gue bisa bantu," kata Reihan tersenyum kemudian pergi meninggalkan gue.

Sejak saat itu rasa suka gue semakin dalam pada Reihan, memang nggak mudah untuk dekat dengannya. Karena dia merupakan idola para wanita, tapi gue yakin kok suatu saat perasaan ini akan terbalaskan.

Ponsel gue berbunyi, gue sempat terkejut ketika mendapati pesan singkat dari Fajar.

"Maaf." itu lah kata yang dia ucapkan pertama kali. Gue nggak langsung membalasya. Tetapi lagi-lagi dia mengatakan hal yang sama, "maaf."

086523124981:
Maaf

Maaf

Lo marah sama gue?

Laras:
Nggak

Lo Fajar?

Lo dapet nomor gue dari mana?

086523124981:
Niki

Iya

Eh iya, save nomor gue ya. Kalo perlu namain Fajar gans...

Laras:
Oh, ok

Fajar:
Heh kutil anoa, lo bilang apa gitu jangan oh ok aja

Dapet kontak lo susah tau

Laras:
Ya terus gue mau jawab apa?

Fajar:
Tau deh

Mau tidur aja gue

✨✨

"Selamat pagi kelas mawar!" teriak Fajar dengan santainya masuk ke kelas gue sambil tersenyum menyapa teman-temannya.

"Lo ngapain ke kelas gue?" tanya Reina ketua kelas gue, kecil-kecil gini suara Reina paling cempreng, pintar matematika, jago nyanyi. Wah idaman deh.

"Ih masih pagi loh bunda," ujar Fajar merangkul bahu Reina sambil tersenyum.

"Bunda-bunda, pala lo botak!" bentak Reina mendorong tubuh Fajar.

Duka Laras Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang