Chapter 09

69 2 0
                                    


Instagram: Yezta Aurora

Facebook: Yezta Aurora

Twitter: Yezta Aurora

--

Semenjak kejadian tersebut hubungan keduanya semakin dekat akan tetapi ketika sedang berada dikantor bersikap biasa saja sehingga tidak ada yang mengetahui adanya benih – benih cinta dihati keduanya.

Disaat sedang disibukkan dengan pekerjaan tiba – tiba telepon kantor berdering. Sarah memberitahu bahwa Loenard meminta Calista ke ruangannya. Seketika menyipitkan mata bertanya – tanya untuk apa Leonard memintanya ke ruangannya?

Tak juga melenggang ke ruangan Leonard, Calista memilih menghubungi ponselnya akan tetapi tak juga mendapat jawaban. Tak ingin pekerjaan terganggu segera memfokuskan kembali pada layar laptop sementara Leonard masih juga menunggu kedatangannya.

Kesal, itulah yang Leonard rasakan karena yang ditunggu tak juga datang. Dengan langkah lebar menuju ruangan Calista. Seketika kemarahannya reda setelah melihat gadis yang sangat dipujanya ini terlihat fokus dengan beberapa dokumen didepannya.

Segera mendekat kemudian mengusap lembut puncak kepala. Calista pun langsung mendongak untuk melihat wajah tampan Leonard. Dalam sekali putaran kini keduanya sudah saling berhadapan. Tatapan keduanya saling mengunci, saling berbicara meskipun tidak ada kata yang terucap.

Ketika Leonard mulai mendekatkan wajahnya, kedua manik abu – abu memejam namun sampai sepersekian detik tak juga merasakan benda kenyal menyapu hangat bibirnya sehingga kembali membuka mata. Tatapan Leonard menghangat kemudian dengan penuh sayang mengecup sepanjang kening.

Tangannya kembali terulur mengusap puncak kepala. "Apa Sarah tak menyampaikan pesanku, hum?"

Tak juga menjawab justru mengumpat kesal karena sikap Leonard yang tanpa aturan.

"Tapi kau menyukai pria tak beraturan ini kan?" Sembari mengerling genit.

"Ish dasar," sambil melayangkan cubitan dilengan kekar.

"Untuk apa kau memintaku ke ruanganmu?"

"Aku tahu kamu belum sarapan kan? Makanya aku ingin mengajakmu sarapan bersama," tatapan Calista mengikuti arah pandang Leonard yang tertuju pada kotak makanan.

"Dengar Leo, ini dikantor. Jaga sikap kamu!"

"Aku tahu, aku juga sudah mengunci pintunya."

"Apa?" Calista tampak terkejut. Belum juga pulih dari keterkejutannya pintu ruangan sudah diketuk. Seketika terperenyak ketika melihat siapa yang berdiri dibalik pintu.

"Selamat pagi Mr. Albert," ucapnya lalu memberi ruang pada Albert untuk memasuki ruangannya.

"Selamat pagi Mrs. Calista," tak lupa menyungging senyum yang mampu memikat hati wanita. Leonard yang berdiri tak jauh dari sana merasa muak sekaligus mengumpat kesal. Ingin rasanya menghadiahi wajah tampan Albert dengan pukulan telak.

"Silahkan duduk Mr. Albert."

Albert pun merasa terperenyak dengan keberadaan Leonard diruangan Calista. Satu hal yang Albert pikirkan, apa yang sedang Leonard lakukan diruangan Calista?

"Apa yang Anda lakukan diruangan Mrs. Calista?"

Leonard pun dibuat gelagapan untuk menjawab sehingga Calista langsung memotong pembicaraan dengan menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu didiskusikan dengan Leonard. Melalui tatapan tajam sepasang manik abu – abu, Leonard paham bahwa ia diminta untuk segera meninggalkan ruangan akan tetapi belum sempat melenggang dari sana sudah dihentikan oleh Albert.

Deuxieme Amour (WEB NOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang