Chapter 08

71 3 0
                                    


Instagram: Yezta Aurora

Facebook: Yezta Aurora

Twitter: Yezta Aurora

--

Pagi ini Calista sangat disibukkan dengan urusan kantor karena kedatangan CEO Albert dari London.

"Siapkan semua dokument dan data – data presentasi!" Perintah Calista.

"Baik Bu Calista segera saya siapkan."

Disaat sedang sibuk tiba – tiba Matius memasuki ruangannya tanpa permisi. Mendapati tatapan tak suka, Matius pun menjelaskan bahwa pintu ruangan terbuka jadi ia memutuskan langsung masuk saja.

"Apa ini pertama kalinya kamu meeting dengan Mr. Albert?"

"Hm."

"Ingat Calista kamu harus hati – hati karena CEO kita ini terkenal killer dengan tingkat emosi terburuk," Matius menambahkan.

"Kamu takut?" Ucap Calista dengan tatapan mencemooh.

"Tentu saja tidak Calista. Meeting seperti ini sudah jadi makanan sehari – hari, aku hanya mengingatkanmu saja kan kamu anak baru."

Sementara Leonard yang hendak ke ruangan meeting tanpa sengaja melihat pintu ruangan Calista terbuka. Seketika dadanya terasa sesak entah apa penyebabnya? Mungkin karena keberadaan Matius didekat Calista.

"Sudah siap?" Tanyanya dari ambang pintu kemudian mendekat pada Calista.

"Apa semua dokumen sudah siap?" Bisik Leonard lembut. Calista pun memejamkan mata sesaat coba meredam debaran jantung yang kian memompa 1000 kali lebih cepat.

"Sudah, Anda duluan saja. Sebentar lagi saya menyusul."

"Oh, sini saya bantu."

"Terimakasih Pak Matius, saya bisa sendiri," setelah itu langsung melenggang meninggalkan dua lelaki yang menatapnya nanar. Matius segera melebarkan langkah mensejajari langkah Calista.

"Sepertinya Leo sangat tertarik padamu. Terlihat jelas dia selalu memperhatikanmu," gumam Matius. Tak ingin menanggapi pembicaraan yang mengarah pada Leonard, Calista pun memilih diam.

Saat ini mereka telah berada diruangan meeting yang didekorasi serba putih. Tatapan mata terpaku pada kursi paling ujung. Biasanya dialah yang menduduki singgasana seperti itu namun kali ini berbeda. Sejenak kerinduan pada kakak tercinta dan juga keluarga mulai menyergap. Dan entah sudah berapa lama tenggelam dalam lamunan hingga sentuhan lembut dipundaknya telah berhasil membawa kesadarannya kembali.

"Memikirkan apa?" Tanya Leonard lembut sebelum mendudukkan bokongnya dikursi yang bersebrangan dengan Calista. Suara lembut dan juga tatapannya yang hangat semakin membuat jantung Calista berdebar tak karuan. Akan tetapi hal tersebut dapat tertutupi dengan sikapnya yang acuh sehingga yang tertangkap oleh Leonard bahwa Calista ini tidak memiliki perasaan sama.

Terus menerus ditatap secara intens tentu saja mencipta rasa tak nyaman sehingga seringkali bergerak – gerak gelisah. Matius yang duduk disebelah Calista menangkap adanya ikatan diantara mereka berdua hanya saja keduanya saling mengelak.

Tak berselang lama sang penguasa memasuki ruangan. Memiliki wajah tampan, bule, dan juga tajam membuatnya tetap terlihat seksi meskipun diusia yang tak lagi muda. Auranya yang dingin mampu mencipta rasa tak nyaman, pantas saja dia dijuluki CEO killer.

Kehadiran Albert telah berhasil mencuri perhatian. Ingatannya seperti diputar ke belakang. Wajahnya tidak asing, sepertinya aku pernah melihatnya, tapi dimana? Itulah yang Calista pikirkan.

Deuxieme Amour (WEB NOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang