"Bangun, bangun!"
Alea merasakan guncangan pada tubuhnya dan terdengar kata-kata keras menggelegar itu, kepalanya terasa pusing, rasanya sangat berat untuk membuka mata, badannya lemas.
"Bangun! " Suara itu kembali terdengar, pelan-pelan Alea mulai membuka mata, tangannya bergerak memegangi kepalanya, beberapa saat kemudian Alea baru sadar ada seorang pria yang berdiri di dekat brankar.
Alea melongo melihatnya, 'tampan' batinya, pria itu melambaikan tangan di depan mukanya lantas membuat lamunya guyar
"Udah sadar rupanya!" Ucap pria itu dengan nada tak santai lalu menatap Alea malas, sedangkan Alea diam-diam membaca name tag pria itu 'Namanya Fatir Abrisam Alvarendra nama yang tampan seperti empunya' batinya
"Lu budeg apa gimana sih!"Suara Fatir membuat Alea gelagapan
"Ga salah lu jadi PMR?" Alea menatap Fatir aneh
"Matalu katarak?!" Tegas Fatir menatap Alea geram "sampe lo gak liat orang di depan lo pake sragam PMR"
"Kok, gue liatnya lu telanjang ya" Ucap Alea terkekeh geli melihat Fatir yang berekspresi membara, "asal lu tau ya, kalo lo ngegas mulu muka lo jadi ijo, kek buto ijo tau gak? " Alea tertawa sejadi-jadinya
"Diam!" Kata Fatir penuh penekanan "lo diam, dan nih!" Fatir mendekatkan nampan berisi makanan dan minuman ke dekat brankar
"Kalo petugas PMRnya lu terus mah, bukannya pada sembuh malah tekanan batin, jantungan, stres, bisa gila dan penyakit mematikan lainnya" Cerocos Alea tanpa menatap Fatir
Tanpa menghiraukan ucapan Alea, Fatir beranjak menjauh dari Alea sepertinya Fatir akan meninggalkannya
"Eh tunggu, Fa-Fatir!" Ucapan Alea berhasil menghentikan langkah Fatir " Makasih ternyata modelan kek lo bisa perduli juga ya"sambung Alea
"Bukan perduli, tapi kasihan" Tanpa menoleh Alea, Fatir melenggang pergi meninggalkan Alea sendiri di UKS.
"Kasihan sama perduli apa bedanya?" Gerutu Alea yang tak mungkin terdengar oleh Fatir.
....
Upacara telah selesai, kharisa bergegas menuju ruang UKS untuk menghampiri Alea. Didepan UKS tampak seorang pria yang tidak asing baginya baru saja keluar dari UKS dengan sragam khas petugas PMR lengkap dengan atributnya, tapi anehnya lelaki itu tengah memegang dadanya
'lahlah kenape tu si petir, kena ajab ape gimane tu' batin kharisa
"Fatir! " Teriak kharisa sembari melangkah cepat menghampiri Fatir
"Apa? " Jawab Fatir malas "gua gak ada banyak waktu, lo urus tu temenlo" Fatir melenggang pergi
'Sabar sabar si petir mah udah kerjaanya nyamber kek gitu' ucap kharisa dalam hati, kemudian melanjutkan tujuan utamanya menjenguk Alea
Ceklek
Suara khas ganggang pintu terputar, kemudian tampak Alea sedang menyantap semangkuk bubur dengan lahapnya.
"Ngapain lo-" Ucapan Alea terpotong
"Eh kunti, ya gue mau jengukin lo lah geblek lu" Kharisa berjalan menghampiri Alea, "wah buburnya enak nih" Kharisa merebut sendok berisi bubur kemudian memasukkan sesendok bubur kemulutnya
"Eh itu tadi gue ludahin"
"Serius Al?"
Huekhuekhuek
Alea terkekeh, sekali lagi ia berhasil mengelabuhi temannya itu
"Bangsad, uhuk-uhuk" Gerutu kharisa sampai terbatuk-batuk, mungkin karna tersedak.

KAMU SEDANG MEMBACA
TITIK
Fiksi RemajaMenaklukan hati seorang Fatir yang galaknya seperti petir? "Mudah sekali jikalau kau takut petir, tutup saja telingamu menggunakan tangan" Tapi bagaimana jika engkau tersengat petir? "Itu artinya dia menyukaiku, dan aku akan lul...