10. Rey Time (2)

94 14 7
                                    

Hello Hello Hay Guys
Sesuai janjikan
Aku update malem ini
Rame-in ya?ya?
PLISSS 🙏🏻
Wkwkwk

Ayo rame-in kolom komentarnya
Happy reading dear 🙌🏻

π•π•π•π•π•π

Ia begitu lincah menari kesana kesini. Sampai Rey menarik Syilla dengan posesif untuk menyudahi permainannya.
Ia hanya tak suka lekukan tubuh adiknya di pertontonkan dengan murahnya oleh orang lain.

                              π•π•π•π•π•π

"Abang ih kan gamenya baru awalan." Rengek Syilla berusaha melepaskan genggaman Rey.

"Baru awalan untuk yang kelima kalinya." Ujar Rey dingin.

Syilla yang gemesh dengan keposesifan Rey berniat mengerjai abangnya.

"Abang jahat banget sih. Lala kaduin bang Rafky ya." Ia mengeluarkan ponselnya mencari U-name Rafky.

"Eh jangan ntar perang dunia emang Lala mau."

"Mau!"

"Lala mau apa abang beliin ya?" Entah Rey yang tak mengerti dengan kata mau Syilla atau abangnya ini hendak mengerjainya balik.

"Abang beliin es cream ya, atau... " Rey menggantungkan kalimatnya saat tiba-tiba melihat sesuatu yang memunculkan idenya. "Mesin perjuangan."

"Hah?!" Syilla memang tidak mengerti dengan jalan pikiran abangnya satu ini.

"Emang ada ya mesin perjuangan?"tanya Syilla, sebab ia baru kali ini mendengar mesin perjuangan.

" Itu loh mesin boneka itu."menunjuk mesin permainan yang ia katakan.

Abangnya yang satu ini benar-benar membuat ia seolah-olah tengah bermain ludo tidak terduga.

"Kenapa namanya mesin perjuangan , karena buat dapetin satu boneka aja kita perlu berjuang sama kayak hidup kita harus tetep berjuang. Dengan kunci fokus dengan satu tujuan jangan labil. Jika kita udah berhasil disatu tujuan baru kejar tujuan lain. Jangan semuanya dikejar nanti ga bakalan tercapai. Gitu juga hidup. Kamu harus fokus sama satu tujuan." Tutur Rey mengelus kepala adiknya. Syilla yang mendengar penuturan Rey yang begitu bijak langsung memeluk tubuh sang abang tak peduli dengan orang-orang yang menatap mereka.

"Abang janji ya jangan pernah ninggalin Lala. Lala sayang abang." Bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipi Syilla. Rey yang melihat itu langsung menghapus air mata adiknya. Menyeret Syilla ketempat mesin boneka.

"Doain semoga abang dapet bonekanya ya." Ujar Rey saat memasukkan koin ke dalam mesin.

Syilla mengangguk memberikan senyuman semangat sambil merapalkan doa. Sudah enam kali Rey gagal. Tak ada wajah kecewa dari Syilla ia hanya tertawa dengan perjuangan Rey yang masih keukeh dengan pendiriannya.

"Abang udah kalau emang mau kita bisa belikan. Udah enam kali loh abang gagal. Dari segi koin yang uang kepake sama harga boneka sama loh bang."

"Ini bukan masalah materinya dek ini masalah perjuangannya." Syilla tak bisa membantah abangnya ini. Rey memang keras kepala jika menyangkut dengan keinginannya.

"Dek doain dong ini dikit lagi." Saat-saat pencapit sudah mendekat kepada boneka yang sedari tadi ia inginkan jika saja Rey menginginkan boneka lain pasti sudah didapatkannya sedari tadi. Namun seperti prinsip Rey ia fokus dengan satu tujuan awalnya.

Dan, akhirnya ia mendapatkan boneka serigala berbulu abu-abu putih yang ia inginkan ia bersorak girang memberikan kepada Syilla. Salut Dengan perjuangan abang Syilla memeluk Rey erat tanpa memikirkan orang-orang yang sudah melihat aksi mereka sedari tadi.

"La udahan ya. Malu loh diliatin orang-orang." Bisik Rey di telinga Syilla

Rey pun menyeret Syilla pergi dari arena funzone. Ia akan pergi ke salah satu resto milik Rey yang ada di mall ini.

"Kenapa abang kekeuh banget buat dapetin bonek serigala ini?" Tanya Syilla setelah menyudahi makanannya.

"Menurut abang serigala adalah hewan yang paling hebat, mereka selalu punya formasi untuk mengalahkan musuh. Mereka binatang kuat. Abang pengen kamu bisa ngamalin nilai-nilai positif dari serigala." Jelas Rey ia akhiri dengan senyuman manis.

Syilla yang mendengar itu hanya mengangguk antara paham tak paham. Bener-bener kalau udah makan mah otaknya susah jalan.

"Makasih ya bang untuk hari ini. Untuk Semua pembelajaran yang abang kasih ke Lala. Abang selalu punya cara tersendiri untuk ngajarin Lala arti kehidupan dengan langsung mengamati dari lingkungan sekitar." Senyum Syilla mengembang ia bersyukur Tuhan memberikan dia malaikat seperti Rey dan Rafky yang mempunyai cara masing-masing dalam mendidik dan membahagiakannya.

"Bungkusin bang Rafky makanan ya bang. Dia pasti capek pulang latihan anggar." Pinta Syilla pada Rey saat sudah sampai di basemand entah kenapa baru sekarang di ingatnya.

"Udah abang deliv kok. Buat Bi Ani sama Pak Darto juga. Mereka pasti udah kayak keluarga kecil paling bahagia tuh. Secarakan Rafky dekat banget sama keduanya." Kekeh Rey melajukan mobilnya.

"Kalau mereka udah ngumpul seneng aja rasanya."

"Kayak kamu ga aja. Tidur aja kadang ditemenin Bi Ani."

"Lala ga tau gimana nanti jika Bi Ani pergi. Entah itu dipanggil keluarganya atau pemiliknya." Tiba-tiba Syilla menumpahkan air matanya.

Rey memberhentikan mobil padahal mereka sudah di simpang perumahan. Ia menarik lembut tubuh adiknya menenangkan Syilla dalam pelukannya.

"Sstttthhhhh..... Semua akan baik-baik aja. Abang sama Rafky akan selalu ada buat kamu. Semua yang terjadi di diri kita itu takdir La. Kita harus kuat jalaninya. Berdoa semoga Tuhan memberikan kebahagiaan buat kita. Love you." Sedikit kalimat Rey mampu menenangkan hati Syilla. Ia membalas pelukan hangat sang abang. Entah jika nanti setelah abangnya menjadi milik perempuan lain ia masih bisa bermanja seperti sekarang ini. Ntahlah ia hanya bisa menikmati alurnya saja.

π•π•π•π•π•π

Jangan lupa ninggalin jejaknya
Biar aku tahu kalau ada kalian di setiap langkahku
Eaaak

Maaf atas kegajean cerita ku ini maklum ini yang pertama 😊

Stay save ya 😷

SIBLING'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang