PART 14 | ALISHA

242 149 95
                                    

🎼 TAK BISA BERSAMA - VIDI ALDIANO feat. PRILLY LATUCONSINA 🎼


***

Sudah kukatakan jangan terlalu membenci jika kamu tak ingin menyesalinya, sekarang kamu merasakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah kukatakan jangan terlalu membenci jika kamu tak ingin menyesalinya, sekarang kamu merasakannya

***

Suasana diruang kerja Edward bagi Zhi Zhi sangat mencekam. Bagaimana tidak sejak Zhi Zhi menyadari adanya Derren diruangan ini Derren tidak mengalihkan pandangannya pada Zhi Zhi.

Bukan pandangan memuja tentu saja tetapi pandangan kebencian. Tentu Zhi Zhi tau apa maksud dari tatapannya.

Sekarang Zhi Zhi duduk berseberangan dengan Derren yang ada didepannya. Duduk disofa dengan menundukkan kepala karena tak berani menatap Derren secara langsung.

Bukan apa-apa tetapi Zhi Zhi takut untuk melihat raut wajah Derren yang menahan amarah. Karena sejak satu minggu ini Derren dan Zhi Zhi tak pernah bertemu.

Zhi Zhi ingat janjinya pada Derren untuk membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah pasti Derren akan memintanya.

Bukannya Zhi Zhi tidak mau memberikan tetapi dia belum menemukan bukti. Dan Arga yang membantu Zhi Zhi juga belum menemukannya.

Tapi sekarang kenapa Derren ada disini? Bukannya dia sangat membenci ayahnya kenapa datang kesini? Itulah yang difikirkan Zhi Zhi sejak tadi.

Yang membuat Zhi Zhi semakin bingung adalah kenapa Edward dan Hernandes berbicara layaknya teman bukan musuh?

Zhi Zhi hanya diam disamping Arga dengan menunduk memainkan jari-jarinya sendiri.

Hingga senggolan Arga dibahu kirinya membuat Zhi Zhi menoleh pada Arga.

"Lo ngapain?" Bisik Arga pada Zhi Zhi yang dari tadi hanya menunduk. Anjir Arga gak ngerti juga kalo Zhi Zhi itu lagi deg degan!

"Maksud kak Arga!" Zhi Zhi memelototkan matanya pada Arga dan kembali menunduk.

Tapi sebelum itu Zhi Zhi tak sengaja melihat kearah Derren tepat disaat Derren juga menatapnya. Zhi Zhi langsung mengalihkan pandangannya saat itu juga.

"Zhi..." Panggilan itu membuat Zhi Zhi mendongak.

"Iya?" Jawab Zhi Zhi pada ayahnya yang duduk dikursi tunggal dekat Arga.

"Apa kamu kenal Derren?"

"Hah?" Pertanyaan Edward membuat Zhi Zhi membulatkan mata.

"Kalian satu sekolah kan?"

"I... Iya kita satu sekolah." Jawab Zhi Zhi dengan gugub.

"Apa kalian juga satu kelas?" Sekarang Hernandes lah yang bertanya pada Derren dan Zhi Zhi.

ALISHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang