6. Hubungan Qilla dan Rayyan

7.4K 769 116
                                    

6. Hubungan Qilla dan Rayyan.



Dua hari berlalu. Usai menjalani masa skorsing, kini, baik Qilla maupun Arsen sudah diizinkan kembali ke sekolah. Berbeda dengan sebelumnya, usai Qilla membawa Arsen ke rumahnya untuk mengobati luka lebam dipipi cowok itu, pertemuan Arsen dengan Arman---Ayah Qilla, justru berakhir tidak menyenangkan.

"Nanti Ayah jemput jam tiga"

"Iya, Ayah"

"Jangan berurusan lagi sama cowok itu. Ayah gak suka"

"Iya, Ayah"

"Jangan iya - iya aja, lo, Kak" timpal Kia dibalas putaran bola mata malas oleh Qilla.

"Qilla masuk dulu, Ayah hati - hati" pemitnya kemudian menyalami punggung tangan Arman sopan.

Detik berikutnya, deru keras yang berasal dari empat motor Ninja milik anggota inti Gevreeds itu berhasil membuat suara bising yang terdengar hingga ke telinga Arsen.

"Arsen udah masuk lagi? OMGGG, akhirnya gak sia - sia gue sekolah"

"Persetan lo nyium murid baru. Cinta gue buat lo gak pernah luntur, Sen"

"Jangankan murid baru, lo nyium mbak Anya Geraldine aja gue gak papa, demi alek, gak papa"

"Tiga hari gak ada lo, gak ada yang buat cuci mata, Sen"

Qilla yang tak sengaja mendengar pekikkan siswi - siswi itu lantas memasang wajah jijiknya. Buru - buru gadis itu melewati koridor sekolah menuju kelasnya.

Baru tiga langkah berjalan, seseorang menarik tas-nya dari belakang, membuat gadis itu mundur beberapa meter.

"Qilla akhirnya lo masuk. Gue kangen banget" ujar Bella kemudian memeluk Qilla erat.

"Lepasin, Bella. Astaga"

"Lo kenapa gak bilang kalo dapet hukuman skorsing, sih!? Gue khawatir tau, gak!?"

"Iya. Tapi lepasin dulu"

Bella menurut. Gadis berambut pirang itu kini menatap Qilla serius. "Lo tau, gak? kemarin musuhnya Arsen kesini nyariin lo"

"Hah?" beo Qilla tak paham.

"Musuhnya Arsen? nyari gue? siapa?" tanyanya beruntun.

Bella menarik lengan Qilla untuk beranjak menuju kantin. "Lo kenal Rayyan?"

Pertanyaan yang dilontarkan Bella sukses membuat Qilla menelan salivanya susah. Rayyan?

"R-rayyan? Iya kenal"

Bella terkejut bukan main mendengar jawaban Qilla. "Kok bisa!? Astaga Qilla, lo sebenernya siapa, sih?"

Qilla berdecak. Terlebih dahulu ia mengambil napasnya panjang sebelum akhirnya menceritakan tentang siapa dirinya pada Bella.

"Gue pernah bilang sama lo, kalo sebelum ini, gue udah pernah tinggal di Jakarta dua tahun, sebelum akhirnya kembali pindah ke Bandung karena pekerjaan Ayah. Kelas tujuh sama delapan SMP gue disini."

ARSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang