4. Ancaman Arsen

8.4K 887 338
                                    

ABSEN SESUAI KOTA, YUK!! YANG SATU KOTA WAJIB MUTUALAN♡



-o0o-




4. Ancaman Arsen.



"Gue gak kenal, lo, Arsen. Gue gak tau siapa lo, gue gak pernah ngusik hidup lo, tapi kenapa lo lakuin ini ke gue?"

"Gak pernah ngusik hidup gue kata, lo!?"

Arsen turun dari atas motornya. Menghampiri Qilla yang kemudian menepis jarak diantara keduanya. Punggung gadis itu membentur body motor matic miliknya, wajahnya perlahan mundur.

"Lo udah ngusik ketenangan gue, Aqilla Zeana. Lo nampar gue didepan banyak orang, lo berani masuk markas gue disekolah, lo bikin dahi gue robek, lo maksa pinjem uang gue, and last, lo sengaja nabrakin motor jelek lo itu ke motor mahal gue"

Manik Qilla membelangkak terkejut. Pinjam uang?

"Denger, ya, Arsen. Gue gak bakal ngusik hidup lo kalau bukan lo yang nyari perkara duluan sama gue"

Geram mendengar beo gadis itu, membuat Arsen menyeret paksa Qilla dan memaksa gadis itu untuk ikut dengannya.

"Naik!"

Qilla menolak. Gadis itu meronta, namun sia - sia, tenaga Arsen untuk menyeret Qilla lebih kuat dari usaha gadis itu menahan diri untuk tetap ditempat.

"Motor gue" adu gadis itu tak dihiraukan Arsen.

Laki - laki itu tancap gas membawa Qilla ke tempat yang tidak seharusnya ia datangi dengan orang asing yang tak jelas asal - usulnya. Basecamp.

"Turun!"

Menyadari tak ada satu pun motor yang terparkir diluar, membuat Arsen yakin bahwasanya keadaan basecamp didalam, kini, sepi.

Arsen kembali menyeret Qilla. Tiba didalam, laki - laki itu mendorong bahu Qilla yang kemudian mengunci pergerakan Qilla dengan tangan kekarnya.

Tangan kanannya ia gunakan untuk merogoh saku jaket. Diambilnya benda pipih miliknya yang kemudian menghubungi seseorang melalui panggilan telepon.

"Tiga menit gak dateng, motor lo gue bakar"

Arsen mematikan sambungannya sepihak. Manik tajam laki - laki itu kini menatap Qilla.

"Tujuh belas tahun gue hidup, lo cewek pertama yang berani nampar gue didepan banyak orang"

Qilla menelan salivanya susah.

"Gue gak bakal nampar kalau bukan lo dulu yang mulai"

"Berani lo jawab ucapan gue!!?"

Woi, Arsen kenapa jadi galak banget?

"Satu duakali orang ngusik ketenangan gue, masih gue kasih ampun. Tapi, lo" telunjuk Arsen mendorong kecil bahu Qilla.

"Jangan harap hidup lo akan tenang setelah tau siapa orang yang udah lo usik ketenangannya"

"Gue. gak. pernah. ngusik. ketenangan. lo. Arsen!"

ARSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang