FIRST NIGHT (dia ingin menggugurkan ini)

496K 5.8K 326
                                    

Hay balik lagi!! Mohon divote yah!^^

Setelah mengetahui kehamilanku, Axel pergi ke lampung ada pekerjaan katanya. Aku lemas, disaat mengandung anaknya dia malah seenaknya pergi.

Setelah pulang kampus, aku hanya habiskan waktu dikamar, mengingat kandunganku sudah menginjak 2 bulan.

"Maafin mama sayang. Kalo papa kamu gak mau ngakuin kamu. Mama bisa cari papa buat kamu." Aku megelus perut datarku

"Kenapa?" Tanya Axel. Aku tersentak kaget, lantas aku hanya menggeleng.

"Kapan kau pulang kak?" Tanyaku

"Aku tak suka dibohongi. Kau kenapa?" Ujar Axel. Aku menunduk.

"Aku hanya memikirkan anak ini." Jawab Jessica, Axel menatapnya dengan tatapan aneh

"Sekarang ikut aku." Ujar Axel sambil melangkahkan kakinya.

"Mau kemana?" Tanya Jessica.

"Kita gugurkan kandungan mu." Ujar Axel, Jessica terdiam dan menatap penuh kebencian kearah Axel yang masih terus berjalan. Merasa tidak ada yang mengikutinya, Axel berbalik, didapatinya Jessica yang mematung di tempatnya berdiri.

"Tunggu apa lagi?" Ujar Axel.

"Tidak!aku tidak mau." Tegas Jessica.

"Sudahlah, sebaiknya menurut, tidak akan sakit dan tidak akan lama, aku janji." Ujar Axel.

"Aku bilang tidak." Ujar Jessica dan berbalik bermaksud lari dari Axel, namun Axel lebih sigap darinya, Axel menarik pergelangan tangan Jessica.

"Axel lepasss." Jessica memberontak.

"Dengar, apa kamu tidak malu harus hamil tanpa suami? Ha?" Ujar Axel.

"Aku punya dirimu, lelaki bringsek!!." Jawab Jessica. Axel trsenyum sinis.

"PD sekali kau berkata seperti itu?" Ujar Axel.

"Bukankah kau sendiri kak yang mengatakan jika aku adalah barang milik kau?" Ujar Jessica dengan nada meledek. Axel hanya diam.

"Oke, jika kau tidak menginginkan anak ini. Saya tidak akan memaksanya. Tapi saya tidak akan pernah menggugurkan bayi tidak berdosa ini. Karena saya masih punya laki-laki lain yang mau mengakuinya." Jessica berjalan duluan meninggalkan Axel. Axel membolakan matanya mendengar jawaban Jessica. Dikejarnya Jessica dan disudutkannya dia ke pagar jeruji pembatas ruang isolasi dan lorong rumah sakit.

"Auu." Rintihnya saat kepalanya sedikit terbentur ke pagar besi itu.

"Siapa maksud mu laki-laki lain?" Tanya Axel dengan tatapan marah. Jessica menunduk.

"Jawab aku." Sentak Axel.

"Bukan urusan kau kak!" Ujar Jessica.

"Tentu itu urusan aku, karena dia akan merawat anak ku." Ujar Axel, Jessica menatapnya benci.

"Jadi dia benar-benar tidak mengharapkan bayi ini." Batin Jessica. Jessica mendorong tubuh Axel dan berjalan cepat meninggalkanny.

"Siapa dia lelaki itu perempuan lajang!" Teriak Axel, Jessica menghentikan langkahnya. Setelah itu kembali berjalan.

"Gue gak akan biarin siapapun memiliki loe. Loe! Loe adalah aset berharga gue." Batin Axel .

**

Jessica berjalan di tepi jalan, melankahkan kaki dengan deraian air mata. "Kenapa hidup ku jadi seperti ini ya Allah."

Tangisnya."Mama, adek gak sanggup lagi hidup seperti ini, adek sudah seperti wanita murahan yang selalu tidur dengannya tanpa ikatan pernikahan. Adek mohon ma, jemput adek, adek ingin bersama mama. Adek rindu mama." Tangis Jessica.

"Kak Rama harus tau tentang kehamilan aku, hanya ini cara satu-satu nya agar aku bisa mendapat perlindungan, aku gak mau Axel memaksa ku menggugurkan kandungan ku lagi. Jika kak Rama tau aku hamil, pasti kak Rama akan menjaga aku dan bayi ku." Ujar Jessica

***

Hari semakin larut, lihatlah, sang matahari sudah menenggelamkan cahanya. Namun tatha masih terus berjalan. Langkahnya sudah sangat berat, perutnya lapar dan sedikit sakit. Gadis ini tidak membawa sepeser uang pun karena saat pergi dia ditarik paksa oleh Axel. "capek." Ujarnya seraya menyandarkan diri di sebuah pohon yang cukup besar."Aduh, perutku sakit lagi, apa karena aku belum makan ya?" Batinnya lagi.

"Maafin mama sayang, mama gak bawa uang tadi, tahan sebentar ya. Jangan buat mama susah sayang, kita harus kuat. Sebentar lagi kita sampai dirumah." mengelus perut datarnya. Namun entah mengapa, kepalanya terasa sakit, pandangan tatha juga mulai buram, tatha mencengkram kuat perutnya. "Auuu, sakit banget." Jessica mulai tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, hingga akhirnya tidak sadarkan diri."Astagfirullah." Ujar seseorang saat melihat Jessica yang hampir jatuh, dengan sigap dia menahan tubuh Jessica.

****

"Kemana dia, jika gue pulang tanpa membawanya, mau bilang apa gue pada Rama." Axel marih berusaha mencari Jessica.

"Aghhh, kenapa sih tadi gue gak tahan dia." Kesal Axel.

"Lebih baik gue nginap dihotel aja malam ini." Axel memasuki sebuah hotel.

***

Jessica mulai sadar, matanya perlahan terbuka, kepalanya yang terasa sakit membuatnya sedikit meringis, ditambah lagi perutnya yang terasa mencekram. "A..ku dimana?" Tanyanya saat menyadari dirinya berada disebuah ruangan. Cklekk, pintu ruangan itu terbuka, dilihatnya seorang wanita paruh baya menghampirinya dengan sebuah baskom berisi air. "Sudah sadar?" Tanya lelaki itu.

"Kamu lupa dengan saya?" Tanya lelaki itu, Jessica mencoba mengingat-ingat

"Oh ya kamu temennya ka Axel kan? Hmm aku lupa namamu."

"Syukurlah kalo ingat. Namaku Rendi. Oiya Jangan bangun dulu." Cegahnya

"Kenapa?" Selidik Jessica

"Kamu pendarahan ringan. Tadi ibuku yang membersihkannya." Jelas Rendi

"Ta..Tapi bayiku tidak apa kan?"

"Untung saja tidak. Kamu darimana? Kemana Axel?"

Ka Rendi memang mengetahui hubungan ku dengan Ka Axel itu seperti apa. Mungkim dia tau juga hal-hal kecil lainnya tentang ku dan Axel. Rendi sangat dekar dengan Axel

"Aku tidak ingin membahasnya"

"Baiklah. Istirahat lah." Rendi hendak keluar kamar. Tetapi tangan Jessica menahannya

"Ka. Jangan beritahu ka Axel bahwa aku disini." Mohon Jessica

"Baiklah." Rendi tersenyum meminggalkan Jessica

**

"Jessica kemana ya?" Rama mondar-mandir di depan pintu ruang utama.

"Ram ngapain disitu? Kayak setrikaan lagi, mondar mandir gitu." Ujar Boy

(NB: boy temem deket Rama dan Axel pas lagi kuliah)

"Gue nungguin adek gue sama Axel balik." Jawab Rama

"Udahlah ram, paling juga mereka nginap di hotel. Ini udah jam 10 malam, mereka belum balik, apalagi coba kalau bukan nginap." Ujar boy

."Gue gak yakin Axel gak macem-macemin sama adek gue " Ujar Rama

"Ya biarin aja, Jessica kan memang milik Axel." Ujar Boy

"Gue takut nyakitin adek gue,. "

"Udahlah tenang. Gak mungkin lah. Gue tau Axel.. mendingan kita tidur, kalo sampe besok pagi ga balik. Kita telpon" Saran Boy

"Okey" Rama pasrah

**

"Shitt! kemana sih loe jes" Axel menjambak sendiri rambutnya dan bersandar di dinding balkon hotel."Gue benar-benar bisa gila kalau gue sampai gak nemuin loe." Ujar Axel lagi. Axel meneguk segelas whine yang tadi dipesannya. "Gue Cuma ingin janin dalan rahim loe itu yang pergi, bukan loe jes." Ujar Axel lagi."Gue harus temuin loe."


Hayy!! Lama ya update? Hehehe mohon di vote ya atau di komen. Thx :)

FIRST NIGHT♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang