Holaa dilanjut lagi. Mohon partisipasinya yah! Makasiii ^^
----
Axel (poV)Sudah 4 hari Jessica msih gak sadarkan diri. Gue cuma bisa liat dia dari kaca pinth kamar ini. Kalo gue masuk, bisa-bisa gue dibunuh Rama. Karena Rama selalu nemenin Jessica, ruangan itu gak pernah kosong.
"Jes, kapan kamu sadar hmm?" Gue ngomong di depan kamar dia.
"Kalo kamu sadar aku janji bakalan nikahin kamu. Cepet sadar jes" ucap gue lagi
Gue liat Rama bangkit dari duduknya. Rama berlari ke arah pintu. Sontak gue cepet ngumpet biar ga kaetahuan. Rama membuka pintu sambil manggil dokter. Gue kaget, kenapa Rama kalut. Gue takut Jessica kenapa-kenapa. Dokter datang dan langsung memasuki kamar Jessica. Gue berlari lagi ke kamar Jessica. Dokter dan suster itu kalut menangani Jessica. Gue penasaran, jadi gue buka dikit pintu itu utk mendengar percakapaan mereka.
"Pak Rama. Alhamdulilah, mba ini sudah siuman. Sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa saja" Ucap Dokter
"Benarkah? Dia sehat dok? Kandungannya?" Tanya Rama
"Kandungan cukup kuat. Jadi ibu dan bayi selamat..' ujar dokter
"Makasi dok" Ucap Rama. Dan langsung memeluk adiknya ini.
Dokter itu pun keluar.
"Ram. Gue keluar dulu. Mau pesen kamar inap ya." Ujar Rahma. Rama mengangguk.
Gue tutup kembali pintunya. Gue sembunyi lagi. Setelah Rahma keluar, gue balik lagi mau liat kondisi Jessica
"Jessica sadar? Ya Allah makasih. Jes gue bakal tanggung jawab. Sadar yah. Loveyou" Gak tau kenapa air mata gue lolos gitu aja.
Tiba-tiba suara seseorang yg gue kenal mengagetkan gue.
“Kenapa tidak masuk?” Tanya Rahma.
Gue menoleh dan menggeleng.
"Masuklah tuan. Jessica butuh anda.” Ujar Rahma.
Gue tersenyum.“Dia gak butuh gue, dia hanya butuh Rama dan kalian.” Jawab Axel
“Tapi dia butuh semangat dari tuan." Ujar Rahma lagi.
"Gak, dia gak butuh semangat gue, kalian lah semangat dia. Lagian gue yang menyebabkan dia jadi seperti ini.” Ujar Axel.
"Belum terlambat untuk berubah.” Ujar Boy yang keluar kamar tiba-tiba.
"Maaf., gue adalah gue, dan gak akan berubah.”Ujar Axel.
“Meski loe cinta sama dia?” Tanya Boy. Axel menatap Boy.
"Gue gak cinta sama dia, gue bawa dia kerumah sakit hanya karena rasa kasian, karena dalam hidup, gue gak kenal cinta. Bagi gue cintahanya akan menghancurkan gue," Axel tersenyum sinis.
“Kasian? Yakin loe hanya kasian? Loe begitu khawatir tadi. Sudahlah, jangan malu mengakui itu xel, gue yakin loe sayang dan bahkan cinta dengan Jessica dan bayinya. Iya kan?” Tanya Boy lagi.
“cukup, gue udah bilang gue gak ada rasa apa-apa sama dia. Gue Cuma.. Cuma.. Ahh udahlah, gue mau pulang.” Axel berjalan meninggalkan Boy dan Rahma.
"Dia benar-benar keras kepala.” Ujar Boy.
“Iya, padahal sudah jelas, tuan menyayangi Jessica” Balas Rahma.
“Ya udah, kita masuk yuk.” Ajak Boy, Rahma mengangguk.
**
"Gak, gue gak mungkin cinta sama dia, gak mungkin. Gue gak punya cinta. Hidup gue bukan untuk cinta. Cinta gue Cuma untuk uang dan papi. Iya, gue gak mungkin cinta sama dia dan bayinya. Gak, gue gak boleh lemah. Loe bukan lelaki yang punya cinta. Cinta loe udah untuk uang dan papi. Iya.” Axel meyakini dirinya sendiri seraya menyandarkan kepalanya di jok mobil ferari miliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/28556248-288-k35434.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST NIGHT♥
RandomAku, Jessica Anastasia gadis 17th. Orang tua ku tidak mampu mebiayai sekolah ku dan kakak lelaki ku. Kaka ku bernama Rama Saputra, kakak ku ikut banting tulang dalam membiayai sekolah ku dan biaya hidup sehari-hari. Semula hidup ku biasa saja ketika...