Lanjuttt lagi hehehe. Divote pleaseeee ^^
---
Kerja kalian memang bagus. Ini bonus buat kalian.” Axel memberi amplop coklat yang berisi uang jutaan rupian pada beberapa bodyguard nya.
“Wah, sering-sering ya tuan.” Ujar salah satu bodyguar Axel.
“asal kalian selalu kerja dengan bagus seperti ini, saya akan beri berapa pun yang kalian minta.” Ujar Axel.
Bodyguard Axel tersenyum.
“Berjaga diluar, saya masih butuh kalian.” Ujar Axel.
"Siap tuan.” Jawab bodyguard Axel.
Selang beberapa menit, Rahma sampai di depan sebuah rumah yang bisa di bilang klinik.
“Klinik bersalin?” Ujar rahma.
“Tuan” Ujar rahma saat melihat Axel yang duduk di salah satu bangku ruang tunggu dengan sebatang rokok. Axel menoleh, lalu mematikan rokoknya dan berdiri.
“Akhirnya datang juga. Kenapa lama?” Ujar Axel ketus.
"Tuan, mau apa disini? Mana Jessica?” Tanya Rahma.
"Dia didalam, sedang tidak sadarkan diri.” Ujar Axel
"Jangan bilang Jessica sudah..” Ujar Rahma
Axel tersenyum.“Kita lakukan setelah dia sadar.” Ujar Axel.
"Tuan, apa tuan yakin? Jessica tidak akan terima.” Ujar Rahma.
“Diam. Saya tidak meminta pendapat.” Ujar Axel. Rahma erdiam.
“Ayo ikut.” Axel mengajak Rahma kedalam kamar dimana Jessica ada disana.
***
“Kenapa perasaan gue gak enak ya?” Batin Rama dan hanya mondar-mandir diatas balkon kamarnya.“Ya Allah, semoga tidak terjadi sesuatu pada Jessica. Axel sialan! Mereka kemana sih? Adek gue dibawa kemana coba.” Dumel Rama. Rama mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Axel. Namun tidak diangkat oleh Axel
“Brengs*k, kemana sih si Axel? Kenapa telfon gue gak diangkat.” Kesal Rama.
"Lihat aja loe xel! kalau sampai terjadi apa-apa sama adek gue, gue gak akan kasih ampun loe.” Ujar Rama dengan emosiyang sudah benar-benar memuncak.
**
Axel mengelus lembut rambut Jessica. "Jes bangun.” Ujar lembut Axel.
"Ngghh.” Jessica terbangun.
"Axell.” Ujar Jessica. Jessica menyapu pandangannya ke segala sudut ruangan.
“aku dimana?” Tanya Jessica. Belum sempat Jessica menjawab, seorang wanita paruh baya masuk membawa beberapa peralatan medis.
"Sudah sadar? Bagaimana jika sekarang?” Tanya wanita paruh baya itu.
“Lakukan.” Ujar Axel, Jessica masih bingung dengan apa yang dibicarakan Axel. Wanita paruh baya itu menutup sebagian tubuh tatha dengan kain panjang dan mulai duduk di hadapnnya.
“Axel mau apa!?” Tanya Jessica sedikit parno.
“Diam saja, gak akan lama.” Jawab Axel.
"Sudah siap?” Tanya wanita paruh baya tersebut.
"Siap? Siap apa?” Tanya Jessica lagi.
"Lakukan saja, tidak usah banyak Tanya.” Ujar Axel.
"Baiklah tuan.” Jawab wanita paruh baya ini. Dia mulai meraba sedikit demi sedikit perut datar Jessica, ia sedikit risih dan memberontak.
“Apaan sih? Awas, aku mau pulang.” Ujar Jessica dan mulai beranjak. Dengan cepat Axel menahannya.
“Aku bilang diam!!!" Bentak Axel, Jessica kembali merebahkan tubuhnya.
“sebentar saja, kita gugurkan kandunganmu.” Ucap Axel lagi, Jessica terkejut.
“Apa? Gak! aku gak mau.” Jessica memberontak, Axel menahan erat bahu Jessica.
“Rahma! tahan kaki nya.” Ujar Axel.
“Tapi..” Ujar Rahma
"Cepat.” Bentak Axel. Rahma hanya menurut.
"Gak kak! gak. Aku mohon.” Tangis Jessica
"lakukan.” Ujar Axel. Wanita paruh baya itu menuruti ucapan Axel.
"aaaaaa kak sakittt.” Teriak Axel saat wanita paruh baya itu menekan kuat perutnya
"Tahan lah, hanya beberapa menit.” Ujar Axel, Rahma hanya bisa menangis menatap sendu Jessica sahabtnya.
"Kak!!! sakiiittt.” Jessica mncengkram erat lengan Axel yang menahan bahunya.
"Tuan,sebaiknya hentikan, saya takut Jessica tidak sanggup.” Ujar Rahma. Axel hanya bungkam dan menatap Jessica yang menangis kesakitan. Axel membiarkan Jessica mencengkram erat lengan nya
"Tuan!.” Sentak Rahma.
Axel tersadar.“Diam lah, ini urusan ku.” Ujar Axel. Rahma hanya menunduk.
“Aaaaaa sakiiittt, kak Rama.” Teriak Jessica
"Masih lama?” Tanya Axel.
"Lumayan, kandungannya cukup kuat.” Jawab wanita paruh baya itu.
Axel hanya menatap Jessica yang terus menggeliat karena kesakitan. Tangannya tak henti mencengkram lengan Axel.Wajah Jessica mulai memucat, keringat dingin pun membasahi sekujur tubuhnya.
Axel benar-benar nekat melakukan hal ini.
"Axel sakiitt.” Suara Jessica mulai terdengar parau.
“Jes.” Ujar Rahma
“Sakitttt. Aku gak kuat lagi.” Cengkraman Jessica mulai melemah, nafas Jessica seperti orang yang memburu,.
"Jes” Axel menepuk pelan pipi Jessica.
“bangun.” Ujar Axel.
"Kak. Aku kali ini sangat membencimu! kau membuatku gila! Demi tuhan aku membenci..mu" Mata Jessica mulai terpejam
"Jes." Panggil Axel
“Bawa dia kerumah sakit, dia pendarahan. Saya tidak berani melanjutkannya.” Ujar wanita paruh baya ini. Tanpa fikir panjang, Axel menggendong tubuh Jessica yang sudah melemah.Baru saja Axel keluar dari ruangan itu, tiba-tiba seseorang memukul Axel
Buggghhh. Pipi Axel sedikit memar.
“Lelaki Brengs*k loe xel!.” Ujar orang itu.
"Rama!" Axel tersentak kaget.
"Lo apain adek gue setan! Rahma, adek gue kenapa?" Rama panik melihat adiknya pingsan dalam gendongan Axel.
"Tuan Axel.. i..ingin.. anu... menggugurkan kandu..ngan.. Jess..jessica Ram." Jelas Rahma
"Apa kandungan?! Axel jawab gue! Adek gue hamil?! Jawab gue!" Rama memberi tatapan tajam ke Axel.
"Iya ram. Sori.. gue...." Rama memotong omongan Axel, dia mendorong tubuh Axel dengan kuat.. dia mengambil alih tubuh Jessica.
"Biar gue yang bawa adek gue! Dan lo jangan pernah temui adek gue! Breng*ek lo!" Ujar Rama
"Tapi. Ram..." Elak Axel
"Cukup! Gue akan jagain adek gue dan bayi ini jika bayinya selamat xel. Gue gak akan biarin lo ketemu atau bahkan menghubungi dia! Rahma tolong ikut dengan ku." Ujar Rama, Rahma hanya mengangguk.
Rahma dan Rama berlalu dari hadapan Axel.
Axel mengacak rambutnya frustasi.
"Sial! Sial! Maafin gue jes." Lemah axel
*****
Maaf kalo makin jelekkkk. Di vote yah :D
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST NIGHT♥
De TodoAku, Jessica Anastasia gadis 17th. Orang tua ku tidak mampu mebiayai sekolah ku dan kakak lelaki ku. Kaka ku bernama Rama Saputra, kakak ku ikut banting tulang dalam membiayai sekolah ku dan biaya hidup sehari-hari. Semula hidup ku biasa saja ketika...