Kedua

7.4K 262 25
                                    

Kita kembali pada tokoh utama favorit kita lagi, Lee Jeno dan Na Jaemin.

Setelah hari 'melelahkan' bersama pasangan masing-masing, Jaemin maupun Jeno akan kembali pada keseharian hidup biasanya. Contohnya saja Jaemin, begitu kakaknya pulang dan adegan panasnya bersama Mark selesai, dia akan mulai mengerjakan pekerjaan rumahnya. Biasanya Mark akan membantu, kecuali kalau soal pengetahuan alam, kekasihnya itu angkat tangan.

Biasanya, setelah mengerjakan pekerjaan rumah, Jaemin akan menyembuhkan lukanya. Namun, karena hari ini dia memenangkan pertarungan, Jaemin menjadi tidak punya kegiatan. Mark sudah pulang begitu hawa nafsunya sudah tersalurkan, alasannya karena ada kegiatan mendadak anak basket. Tapi, memangnya anak basket ada kegiatan hampir setiap hari?

Yah, meskipun demikian, Jaemin tidak memerdulikannya. Selama dia tidak sendiri dan hanya bersama kakaknya, Jaemin senang. Na Jaemin senang ketika ada orang 'normal' bisa menerima dan mencintainya. Terserah orang itu mau mencintainya sepenuh hati atau separuh hati, yang jelas Jaemin senang ketika ada orang yang bisa menerimanya dan melihatnya sebagai orang biasa. Bukan orang yang akan menontonnya karena sudah tahu Jaemin memiliki 'keistimewaan'.

Malamnya adalah jam kerja Jaemin. Ia bekerja di sebuah kafe yang gajinya juga tidak seberapa. Pada kafe itu, ia melayani pesanan minuman, kopi, dan kue. Terkadang, Jaemin akan lupa tentang racikan menu minuman atau lupa bagaimana membungkus kue yang benar atau bahkan melupakan nama kue itu sendiri. Sudah sering Jaemin dimarahi bosnya, tapi bosnya selalu memberikan kesempatan untuk terus belajar dan berkembang menjadi lebih baik.

Padahal, tidak tahu saja Na Jaemin adalah petarung sadis.

"Selamat datang di La Dalgom." ucapnya begitu mendengar suara lonceng kecil di atas pintu berbunyi. "Silakan melihat menu, mau pesan apa?"

"Strawberry Smoothie? Take away ya." ucapnya manis.

"Baik. Ada lagi?" tanya Jaemin kembali dengan manis pula.

"Kue rainbow roll ada?"

"Ada. Mau berapa?"

"Dua ya. Tapi, tolong dipisah satu rainbow rollnya."

"Baik." Jaemin menekan-nekan layar untuk menotal pesanan pelanggan ini. "Mau melakukan pembayaran cash atau pakai kartu kredit?"

"Cash saja. Ini."

Jaemin menerima uang tersebut dan memberikan bon belanjanya. Ia meminta pelanggan itu untuk menunggu sambil dirinya membuatkan strawberry smoothie dan membungkus dua rainbow roll untuk pelanggan ini.

Beberapa menit berlalu, Jaemin memanggil pelanggan yang tadi ia layani untuk menerima pesanan. Pelanggan itu datang dan menerima pesanan, Jaemin tersenyum bersamaan dengan mengatakan, "Terima kasih atas kunjungannya! Berkunjung lagi ya!"

Untuk beberapa saat, Jaemin bisa beristirahat dari tersenyum ramah pada semua orang dan tangannya diregangkan. Dalam waktu senggangnya, terkadang Jaemin akan iseng 'bermain'. Ia akan mengambil sebuah pisau yang paling tajam, kemudian menuliskan namanya di kulitnya.

Apakah darahnya berceceran? Jelas.

Dia juga langsung membasahi tangannya yang sudah dilumuri darah menggunakan air mengalir. Jaemin akan mengambil beberapa perban yang disediakan untuk membalut lukanya. Tugasnya juga akan bertambah dengan menghapus bekas darah dari tangannya yang menetes ke lantai. Nah, saat membersihkan lantai ini. Datanglah musuh bebuyutannya.

"Halo! Selamat datang di La Dalgom!"

Itu kata terakhir sebelum Jaemin mendongakkan kepalanya dan melihat siapa yang datang. Dia, Lee Jeno, bersama teman seperjuangannya: Hwang Hyunjin.

Nemesis [JenJaem/NoMin/others]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang