"Kerja bagus, Na Jaemin." ucap siswi itu ketika diberikan potongan lidah Jeno seperti keinginannya. "Ini imbalanmu."
Transaksi selesai dilakukan. Siswi tadi mendapatkan lidah Jeno, Jaemin mengantongi uang lebih banyak dari biasanya. Setelah itu, Jaemin berlagak seakan apa yang dilakukannya tadi tidak berefek apapun kepada Jeno. Tetapi, tentu itu sangat berefek kepada Jeno. Lidah adalah bagian lama untuk beregenerasi, jadi mau tidak mau, bisa tidak bisa, Jeno harus berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Ketika berjalan pulang, pikiran Jaemin tidak lepas dari Jeno. Entah bagaimana kehidupannya setelah ini.
Begitu mencapai rumah, Jaemin menemukan kakaknya sedang duduk di meja makan bersama beberapa kertas tagihan di hadapannya. Sepertinya, sekarang sudah waktunya untuk membayar tagihan listrik, air, dan tanah? Dengan keberanian setengah-setengah, Jaemin mendekati kakaknya untuk mengetahui apa yang sedang dipusingkan.
"Kak, ada apa?" tanya Jaemin, "Apa kita sudah harus membayar tagihan?"
"Tidak. Ini bukan tagihan." jawab kakaknya, "Kau ada uang?"
"Ada... Kak. Ini apa kalau bukan tagihan?"
Jaemin menyerahkan uangnya kepada kakaknya secara cuma-cuma, karena takut kakaknya akan marah lagi dan menghukumnya. Uang itu langsung disambar oleh kakaknya, tanpa mempedulikan adiknya. Doyoung, kakaknya, langsung berjalan keluar bersama uang Jaemin dan kertas-kertas tadi. Tidak mengetahui isi kertas tersebut, Jaemin kembali kehilangan uangnya begitu saja. Rasanya seperti sebuah ayam. Ayam yang dipelihara hanya untuk mengikuti sabung ayam, mendapatkan uang, tetapi uang itu bahkan tidak bisa dinikmatinya. Pemuda bernama Jaemin itu, kini tidak memiliki siapapun kecuali Jeno untuk menghabiskan waktu bersama. Kalaupun merasa 'ingin', dia harus menyelesaikannya sendiri. Mark, sudah lenyap dari kehidupannya, Jisung apalagi. Tersisa Jaehyun dan Jeno, tetapi keduanya tentu memiliki kesibukan masing-masing. Tidak bisa asal dipanggil seperti seorang pelayan. Apalagi membantu memuaskan hasrat seksualnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ah, iya dia melupakan kehadiran Lee Haechan dalam kehidupannya. Pertemuan pertama dengan cara berciuman dan saling memuaskan, rasanya seperti habis berteman dengan seorang pekerja seks. Tetapi, setidaknya mungkin dia kalau dihubungi untuk melakukan hal demikian akan menerima.
"Haechan?" panggil Jaemin dari telepon--ia mendapatkan nomor Haechan dari grup kelas.
"Kamu yang mencampakkanku di trotoar jalan itu, kan?"
Kata-kata yang tidak mengenakkan itu didapatkan Jaemin. Ternyata, ingatan Haechan kuat, saat itu dia mengajaknya untuk melanjutkan 'permainan' saling memuaskan mereka, tetapi Jaemin menolak. Menolak dan kemudian memberi kepuasan kepada orang lain. Mungkin hampir siswa laki-laki di sekolahnya bisa saja diberikan kepuasan olehnya. Tentu itu sangat riskan, apalagi mereka yang melecehkan Jaemin di ruang ganti.
Kembali mengingat kejadian itu, rasanya meminta bantuan untuk memuaskan hasrat seksualnya menghilang. Dipaksa dan 'digunakan' tanpa persetujuan darinya membuat Jaemin tidak lagi bernafsu. Ia segera menutup telepon dari Haechan dan menenggelamkan wajahnya pada bantal.
Sekarang apa?
Dunia Jaemin dipenuhi oleh orang-orang kejam, biadab, sangean, egois, psikopat, dan tamak. Pada saat tertentu, ia bisa menikmatinya, namun ketika berlebihan seperti halnya yang terjadi kepada Jisung, itu membuatnya takut. Tidak merasakan sakit fisik, bukan berarti Jaemin juga kebal dari rasa sakit yang menusuk jiwanya. Malam itu, air mata Jaemin mengalir deras. Ia merasakan begitu berat hidup sebagai dirinya saat ini, bagaimana perlakuannya terhadap Jeno, Mark yang berselingkuh dengan kekasih Jeno, Jisung yang mengancamnya dan mau menjadikannya mesin penghasil uang. Yang tersisa... bukan, yang BELUM terlihat bangkainya sekarang hanyalah Jaehyun dan Haechan. Dalam tangisnya, Jaemin ikut terlelap dalam tidur malamnya yang nyenyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nemesis [JenJaem/NoMin/others]
Fanfiction[ WARNING! 🔞 ] Contains: sadist, violence, gore, sexual, harsh word, jaemin!harem Cerita ini tidak akan difokuskan bagaimana Jeno dan Jaemin akan berkenalan dan jatuh cinta kepada satu sama lain. Tidak. Tapi, mereka akan menjadi musuh bebuyutan. Ak...