Chapter 2

265 36 2
                                    

Jungkook mengamati wajah Taehyung-- wajah yang tampan, tirus, dan dihiasi sejumlah bekas luka. Ia menahan dorongan untuk mencium satu persatu luka itu, menyadari bahwa luka fisik sepanjang perjalanan tidak sebanding dengan luka batin yang akan segera dialami setelah mengetahui situasi yang sebenarnya.

Jungkook membelai rambut Taehyung. Dan saat membelai rambutnya, Jungkook terhanyut dalam mata pria itu, mata yang selalu menghantuinya saat berpikir Taehyung telah mati. Mereka sempat bertengkar sebelum Taehyung pergi berlayar lima tahun lalu.

Sebuah pertengkaran yang sengit. Taehyung memaksa pergi berlayar mencari ikan paus dan membawa uang yang banyak sehingga mereka bisa hidup berkecukupan. Jungkook meminta dan memohon agar Taehyung tidak pergi, tetap tinggal bersamanya dan bekerja menjadi pembuat tong bersama dengan ayahnya di Nantucket. Namun, Taehyung beralasan hanya akan pergi sekali, hanya sekali.

Jungkook tidak tahu seberapa banyak uang yang akan didapatkan dari hasil menangkap ikan paus, yang ia tahu hanya Taehyung akan meninggalkannya selama dua tahun dan ia harus menguatkan diri untuk menerima ketidakhadiran Taehyung di sisinya selama jangka waktu tersebut.

"Tapi lima tahun!" Jungkook setengah mengerang.

Taehyung menangkupkan lagi wajah Jungkook dan berkata. "Aku tidak menyesal telah pergi, Jungkook. Kapal Omega berhasil menangkap ikan paus! Kami dapat keuntungan besar. Kau tahu berapa banyak uang yang aku-"

Ucapan Taehyung berhenti saat tiba-tiba ada suara anak kecil yang menyela. "Mama?" Jungkook melompat mundur dan menekan tangannya ke jantungnya yang berdetak cepat.

Taehyung berbalik.

Di ambang pintu, berdiri seorang bocah dengan rambut hitam legam yang tingginya tidak lebih tinggi dari pinggul Taehyung. Bocah itu menatap ragu ke arah pria asing. Luapan emosi meledak di dalam dada Taehyung.

'Seorang putra, demi Tuhan! Aku punya seorang putra!'

Mata Taehyung menatap Jungkook, tapi Jungkook menghindari tatapannya. "Kau dari mana Taejung-ah?"

'Taejung?' pikir Taehyung dengan penuh kebahagiaan. 'Singkatan dari nama kami?'

"Menunggu papa,"

Kepanikan menguasai Jungkook. Mulutnya terasa kering dan telapak tangannya mulai berkeringat. Ia harus segera memberitahu Taehyung yang sebenarnya! Tapi, bagaimana cara mengatakannya?

Wajah Taehyung yang baru semenit lalu dipenuhi dengan kebahagiaan, perlahan kehilangan senyumnya dan berbalik menatap penuh tanya kepada Jungkook. Jiwa Jungkook bagai tersedot keluar, mulutnya hendak membuka untuk mengatakan yang sebenarnya pada Taehyung.

Namun, sebelum ia bersuara, terdengar suara langkah kaki yang masuk ke dalam rumah. Pakaian pria itu cukup formal, dengan mantel berbentuk persegi di bagian belakangnya, dasi kupu-kupu berwarna putih, dan celana panjang yang licin dan rapi. Ditahan dengan suspender di bahu, serta tali berkuda di bawah sepatunya. Pria itu melepas sepatunya dan menggantungnya pada tiang di samping pintu dengan santai. Pada saat itulah, pria itu melihat Jungkook dan Taehyung berdiri seperti patung.

Jungkook menelan salivanya dengan susah payah. Wajah pria itu memucat. Tatapan Taehyung berpindah dari pria itu ke Jungkook. Suara masakan yang mendidih terdengar lebih keras karena ruangan itu menjadi sangat sunyi.

Taehyung dikuasai perasaan takut. Perasaan takut yang lebih kuat dibanding saat memutari Cape Horn di tengah dua samudra yang paling mengoyak dan mengancam akan menenggelamkan setiap kapal yang lewat.

Park Jimin yang lebih dulu berhasil memulihkan diri dari keterkejutan. Memaksakan diri untuk tersenyum ramah dan berjalan menghampiri Taehyung dengan tangan terulur. "Taehyung! Ya Tuhan. Sobat, apa kau dimuntahkan kembali oleh lautan?"

Twice Loved: The Sailor Return || kth+jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang