1837
Sudah lima tahun, satu bulan, dua hari sejak Taehyung bertemu dengan istrinya. Selama itu, hanya ciuman asinnya air laut yang pernah menyentuh bibirnya, hanya dengan laut basah dan dingin yang pernah membelainya.
'Sebentar lagi Jungkook, sebentar lagi.' pikirnya.
•••
Taehyung berdiri di dek kapal penangkap ikan paus Omega. Kapal berpancang dua itu melaju pelan di atas air laut, tepat di depan Teluk Nantucket, dengan bagian tepi yang dibatasi dengan tumpukan kaleng minyak menjulang tinggi hingga tidak ada satu pun kargo berharga yang hilang.
Persis di depan Teluk Nantucket, Kapal Omega berlabuh, jangkar dijatuhkan, perahu pengangkut diturunkan dari tangkai besi, dan perahu kecil diturunkan dari tempatnya.
"Mereka sudah pulang!"
Perahu mengambang di atas air laut Teluk Nantucket yang tenang. Namun, karena permukaan yang memantulkan sinar matahari, sulit untuk melihat kerumunan orang yang menunggu kedatangan mereka di dermaga Straight Wharf. Sinar mentari di Bulan Mei yang terpantul di permukaan air berubah menjadi jutaan kepingan kaca, membutakan mata hazel pria yang sedang memandang ke dermaga depan. Dia tidak perlu melihat Jungkooknya, Jungkooknya pasti ada di sana bersama dengan sebagian besar penduduk kota, Taehyung tahu itu.
Perahu kecil sampai di dermaga dan mata Taehyung mengamati kerumunan di hadapannya. Dalam hitungan menit, seluruh awak Kapal Omega berbaur dalam reuni yang membahagiakan.
Sepatu bot Taehyung menyentuh papan dermaga. Ia menegakkan bahunya yang bidang dengan jaket yang disampirkan di bahu, menyeruak ke antara kerumunan sambil mencari-cari dengan gelisah. Tatapannya mencari satu orang dengan seksama.
Namun, Jungkook tidak ada di sana.
Sambil mengerutkan kening, Taehyung berjalan di sepanjang dermaga Straight Wharf, melewati penduduk kota. Langkahnya lebar dan mantap meskipun tas yang dibawanya terasa berat.
Setelah meninggalkan keriuhan di dermaga, Taehyung melewati deretan gudang yang kental dengan bau aspal, rami, dan ikan. Dari arah gudang tempat lemak paus dicairkan menjadi minyak ikan paus, terdengar suara bising yang berbaur dengan kepulan asap kelabu dari cerobong asap besar. Di ujung dermaga, Taehyung memasuki alun-alun Main Street. Di depannya, mulai dari tepi dermaga hingga ke turunan Wesco Hills, terbentang kota tempat kelahirannya.
'Ah, Nantucket-- Nantucket-ku!' batinnya.
Jalanan berbatu terlihat kontras dengan rumput hijau di sepanjang tepi jalan, menutupi tanah berpasir dan juga karang yang ada di tepi laut. Hembusan angin asin menyapu hawa napas, membawa aroma bunga plum pantai dan berry, sementara pepohonan apel tampak dipenuhi bunga berwarna putih. Taehyung berhenti cukup lama untuk memetik setangkai dan menghirup aroma lembut yang ada pada bunga tersebut. Kemudian kembali mengingat Jungkook, ia mengerutkan kening ke arah rumah dan berjalan dengan langkah mantap.
Dalam hitungan menit, ia sampai pada persimpangan jalan Y. Jalan sebelah kiri mengarah ke Quarter Mile Hill, sementara sebelah kanan mengarah ke tanjakan tempat berdirinya pondok kecil bertingkat yang menjadi ciri khas sebagian besar rumah di pulau tersebut. Bagian sisi dan atap rumah tersebut terbuat dari kayu khusus yang tidak dicat. Jendela besinya sudah lama hilang. Namun, kedua sisi pintu masih terdapat jendela kecil dari kayu dan tirai putih yang terbuka.
Bunga geranium kesukaan Jungkook bermekaran di samping tangga kayu. Semak hijau membatasi ujung sebelah barat rumah, yang di mana terdapat sebuah bangsal kecil yang sepertinya baru dipasang yang menempel di dinding tempat perapian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice Loved: The Sailor Return || kth+jjk
Fiksi Penggemar[REMAKE] Original story by: LaVyrle Spencer Penerjemah: Endang Sulistyowati . . Kembalinya sang pelaut. Start: 29 Mei 2020 End: ~