"Sejauh apapun kamu menjauh, bila hatiku sudah menjadi milikmu."
-Raymod Aditiya Pratama-
****
Angin sepoi-sepoi mengenai wajah datar Ray yang sedang duduk dengan kedua mata terpejam.
Sekarang Ray sedang berada di rooftop sekolah. Sesuai ucapannya kemarin, untuk menyuruh Aggi menemuinya di rooftop.
Sudah satu jam menunggu, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Aggi akan datang ke sini.
Apa gadis itu, tak mau menemuinya? Namun, Aggi tidak seperti itu orangnya. Baiklah, ia akan menunggu sepuluh menit lagi jika Aggi tak ada terpaksa ia pergi.
Sepuluh menit telah berlalu, tetapi belum ada tanda-tanda kedatangan sosoknya membuat Ray beranjak dari duduknya dan bersiap untuk pulang. Baru saja ia ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba Aggi datang dengan napas tersengal-sengal.
"Ma ... af baru datang soalnya tadi dipanggil bu Talita," jelas Aggi dengan napas yang belum teratur.
"Gapapa."
Setelah dirasa napasnya sudah kembali teratur barulah Aggi melihat ke arah Ray yang berada tepat di hadapannya. Sesaat, mereka saling menatap satu sama lain seolah menyampaikan perasaan rindu.
"Ehem!" Ray berdeham mencairkan suasana.
Aggi mengerjapkan matanya dan mengalihkan tatapannya ke arah lain.
"Kenapa menjauh?" tanya Ray to the point sembari melihat pemandangan di bawah.
"Ada alasannya," jawab Aggi seadanya.
"Gue tau ada alasannya, tapi apa?!" Ray mulai menatap Aggi dengan begitu serius. Ray itu paling tak suka berbasa-basi.
"Aku nggak bisa kasih tau kamu," lirih Aggi menundukkan kepalanya tak berani menatap wajah Ray yang sedang menahan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGIE [Tamat]
Fiksi RemajaMimpi? Hal itu, sering terjadi kepada semua orang sebagai bunga tidur apalagi jika mimpi buruk yang membuat kebanyakan orang takut untuk tidur. Mimpi memang sering terjadi, tetapi bagaimana jika ada seseorang yang dapat melihat masa depan hanya lewa...