Luhan termenung di atas tempat tidurnya, pikirannya berkecamuk dan di penuhi oleh banyak kemungkinan. Entah keajaiban apa yang telah membuat ingatannya kembali. Pada awalnya ia sungguh menunggu saat ini, karena mimpi yang menjadi petunjuk memori indah mengenai ayahnya.Tapi, setelah lembaran itu kembali, rasanya ada alasan kenapa Tuhan sempat menghapus memori itu.
Seperti kisah klasik Cinderella, Luhan di didik dengan baik agar memiliki empati, kecerdasan, dan tata krama layaknya bagian dari keluarga terpandang. Keluarganya sangat hangat dan menjadi tempat ternyaman baginya di dunia ini. Setiap hari ia menghabiskan waktu bersama sang Ibu, selepas pulang sekolah, dapur adalah tujuan utamanya.
Membantu Ibunya adalah bagian dari aktivitas yang terus ingin ia lakukan setiap hari karena pada satu hari ia tak sengaja mendengar vonis kanker yang di idap sang ibu. Ia mencari tau semuanya sendiri, membaca hasil pemeriksaan yang juga di kirim via elektronik dan bahkan mengemis informasi pada dokter yang juga teman dari ayahnya.
Hidup ibunya sudah tak lama lagi...
Hari berselimut duka pun datang, di saat ibunya mulai harus berdiam di rumah sakit, lalu meninggal dunia. Tidak ada lagi yang mengajarinya bermain piano, memasak, atau merajut. Kini ia hanya bisa berpeluk pada ayahnya yang merasa gagal sebagai seorang suami. Meskipun gelar dokter terbaik di sandangnya bertahun-tahun, ia tetap merasa gagal dalam menyelamatkan sang istri dari kanker ganas.
Butuh beberapa bulan untuk ayah dan anak itu bangkit. Ketika ayahnya mulai kembali praktek di rumah sakit dan Luhan mulai fokus pada persiapan masuk sekolah menengah atas. Sebagai gadis yang terkenal akan bakat dan kecantikan, tak heran kalau setiap hari banyak pemuda yang mengintilinya. Bukannya tidak tertarik, tapi, ia memiliki tipe idealnya sendiri, yakni seperti ayahnya. Sosok yang sangat mencintai ibu dan dirinya.
Setelah tahun kedua di sekolah menengah atas, Luhan di perkenalkan dengan seorang wanita cantik yang sudah memiliki dua orang putera kembar dan satu orang puteri yang masih kecil. Ia tau maksud ayahnya adalah ingin membantu janda yang baru saja di tinggal mati oleh suaminya karena bertugas sebagai nahkoda kapal pesiar yang karam beberapa bulan lalu.
Singkat cerita, di minggu pertama Luhan mendapat kemudahan untuk akrab dengan ibu dan saudara barunya. Ia senang karena memiliki saudara karena selama ini ia adalah anak semata wayang.
Ibu tirinya yang merupakan wanita berkebangsaan Korea Selatan itu juga sangat baik dalam memperlakukannya. Ia sering membantu Luhan menata rambut sebelum ke sekolah. Ia juga tidak menemukan kesulitan untuk akrab dengan saudara tirinya.
Tapi, kejadian itu tak berlangsung lama. Kejanggalan mulai terlihat saat ia pulang cepat dari jam perkuliahannya dan tak sengaja melihat ibu tirinya sedang bermesraan dengan pria lain di ruang baca.
Peristiwa itu Luhan menyimpannya sendiri, ia tidak ingin merusak senyum ayahnya yang tampak bahagia dengan keluarga ini.
Saudara tirinya yang kembar juga mulai menunjukkan taringnya dengan memaksa Luhan untuk meminta uang pada ayahnya hanya untuk acara di klub malam. Tentu ia tidak melakukannya, Luhan memilih memberikan uang itu dari tabungannya.
Hanya satu orang yang ternyata bisa menyayanginya dengan tulus. Yakni, anak bungsu dari ibu tirinya yang bernama Kim Soeun. Gadis itu selalu menghibur Luhan ketika ibunya mulai bersikap semena-mena padanya.
'Aku sangat menyayangimu Eonni. Oppadeul dan Ibu tidak bisa melihat kalau kau adalah gadis yang baik.'
Kalimat itu selalu di ucapkan Soeun ketika menenangkan Luhan.
Semakin kesini kehidupan Luhan semakin tidak beruntung, sesaat dia lulus kuliah, kabar di tengah malam membuat seluruh langitnya runtuh dan seakan tidak memiliki masa depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
All My Love Is For You
FanfictionSehun adalah seorang publik figur papan atas. Hidupnya di isi oleh gemerlap bintang di sana sini dan semua fasilitas VVIP dapat ia nikmati dengan mudah. Satu hari, Sehun di rampok oleh sekelompok penjahat di sebuah pom bensin pinggir kota yang sepi...