18. Spam

27 6 0
                                    


Utarakan pada waktu agar dia berhenti sebentar, aku masih ingin berada di sisimu, walau kau bukan milikku lagi

___________________________________________

Lala dan Juan pulang bersama, sedangkan Tere bersama Arnest. Malam itu menjadi malam dimana Tere dan Arnest berbaikan.

***

Author POV end🌾

Malam telah usai, seperti biasa. Aku bersiap untuk pergi ke sekolah, taksi yang ia pesan tadi kini sudah terparkir di depan rumahku. Tanpa pikir panjang, dengan berpamitan dengan bibi aku langsung memasuki taksi tersebut.

Entah kenapa, perasaan hatiku kini bimbang, aku tak tau apa yang aku pikirkan. Semua terasa ada yang menghantui. Apakah aku mempunyai tugas yang belum selesai? Atau ada hal lain yang aku lupakan. Argh, rasanya aku ingin teriak dan menangis saat ini. Aku kenapa? Apa yang salah? Pikiran ku kembali setelah beberapa kali di panggil oleh supir taksi.

"Mbak, sudah sampai mbak," serunya berbalik badan.

"Eh, iya pak. Ini uang nya," setelah itu, aku langsung bergegas menuju ke kelas. Keadaan kelas sudah cukup ricuh, keributan terjadi dimana-mana. Aku menghampiri Lika yang sedang asik dengan smartphone nya.

"Tumben lu cepet, biasanya juga masih tidur jam segini," ucapku melempar tas ke arah Lika.

"Heh, enak aja. Gini-gini gue bisa ya untuk bangun cepet. Lagian kalau di jemput sama Darell kan jadi semangat, hehehehe," senyumnya manis seakan bangga akan hal tersebut.

Seraya menggelengkan kepala, aku bergegas mengikuti langkah Lika untuk memainkan smartphone.

Mataku melotot melihat sebuah notif dari Juan. Sesegera mungkin ku balas pesan nya itu.

Juan Gans♥️

Laa

Iya?

Mataku sedikit salah fokus terhadap name tag yang tertera di sana. Juan Gans♥️ rasa geli sekaligus rasa... Rasa apa? Rasa apa ini? Aku tak mampu mendeskripsikannya. Tak mau pikir panjang, aku berniat untuk mengganti name tag tersebut.

Rasa bingung masih menghantui ku, sesekali aku mengetik beberapa nama, dan di detik itu juga, aku kembali menghapus nya.

"Kenapa la? Kok kayak bingung gitu," tanya Lika mendekatiku.

"Ini, gue mau ganti nama kontak si Juan, tapi bingung di ganti jadi apa, ada ide nggak?" Pertanyaan ku itu seakan membuat Lika juga ikut berpikir. Senyum yang kurasa pertanda tidak enak langsung menghantui.

"Kenapa Lo? Senyum-senyum gitu?"

"Sini deh, gue ada ide," ucapnya sembari mengambil ponselku. Dengan sigap dia mengetik beberapa kata di sana.

My Juan ♥️

Mataku seakan membulat dengan sempurna, memerhatikan setiap kata yang tertera pada nama kontak Juan.

"Yakali woi, dikiranya ada apa-apa nanti, ganti ihhh. Lika nggak asik," berpura-pura ngambek adalah jalan ninja ku, dengan memanyunkan bibir dan membalikkan badan serta tidak menyahut setiap panggilan dari Lika.

"Ya ellah ni anak kalau ngambek nggak ada tandingannya, udah nih, udah gue ganti," ucap nya mendekatkan layar ponsel ke wajahku.

Kita & Sejuta CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang