2. Dipertemukan kembali

200 49 17
                                    

"Astaga,,, Lika Lo ngapain aja sih, molor aja terus kan udah di suruh siap-siap, nggak niat apa masuk SMA itu. Ayolah bangun." teriak ku pagi-pagi di rumah Lika, memang Lika hobby sekali bikin aku marah-marah.

"Sttt... Diam napa La? gue masih ngantuk ini." cetus Lika sambil menggaruk kepalanya.

"Duhhh,, nggak bisa gini lah Lika, kita harus daftar ulang ini, ini udah siang lohh."

Setelah di pikir-pikir, percuma aku bangunin pake suara, aku terpikir ke satu cara yang mungkin akan mujarab. Cepat-cepat aku mengambil gayung yang berisi air dari kamar mandi.

Syurhh...

"Arghhh, Lala ngapain pake siram segala sih." cetus Lika dengan kaget saat aku siram tiba-tiba.

"Makanya jangan molor, cepat mandi sana." Ucapku sambil bertolak pinggang.

Dengan berat langkah Lika berjalan ke kamar mandi, memakai seragam dan menuju ruang tamu.

"Wahhh tuan putri dah siap nih," ejek 'ku di balas wajah cemberut Lika.

"Blablabla," gimbal Lika memanyunkan bibir.

"Ayo! ahk cepat, mau jam berapa lagi kita disini yang ada pendaftaran ulangnya malah tutup lagi." Seruku sambil mendorong tubuh Lika keluar.

"Ya udah ayok." Jawabnya ketus.

"Ga usah ketus juga lah Lik," rayuku.

"Iya Nayla Ranita Alcander." Tegas Lika kepadaku.

"Udah, ayok." Ajak 'ku menarik tangan kanannya.

Angin sejuk pagi hari masih bisa dirasakan, pemandangan jalanan yang macet sudah seakan menjadi sarapan pagi. Untung saja tempat tinggal kami belum terlalu rame sehingga masih bisa refresh di rumah.

***

Sudah banyak siswa yang datang ke sekolah untuk mendaftar ulang, wajah-wajah nya semua tampak ceria hampir banyak wajah asing yang kami lihat, bahkan kami kesulitan bergerak karena kepadatan ini.

"Tuh kan Lik, coba aja kamu lebih cepat tadi, kita kan gak bakal sempit-sempit-an kek gini."

Dia memutar kepalanya ke arahku, lalu tersenyum lebar sambil mengedipkan matanya malas, "ya udah maaf Nayla."

Aku menghela nafas panjang, mencoba mencari ruang untuk keluar dari kepadatan penduduk ini.

"Nayla, Lika!!" Tiba-tiba ada suara yang memanggil dengan cepat mataku tertuju kepada orang yang memanggil kami dan sedang melambai-lambai kan tangan.

"Nikita? Lo lulus juga?" Tanya Lika kepada orang yang memanggil kami tadi, dia Nikita teman satu sekolah kami di SMP.

"Iya, gue seneng banget bisa jumpa sama kalian disini."

"Iya kami juga seneng, eh cuman kita bertiga doang nih?" Tanya ku keheranan sambil melihat ke sekeliling.

"Enggak kok, aku dengar Elfredo, Theresya, Mila, Heri dan yang lain deh pokoknya ikut masuk juga."

"Elfredo?" tanya Lika secara spontan.

"Iya, Elfredo." jelas Nikita lagi.

"Waduh keren tuh anak, saking nge-fans nya sama Lala sampai ngikut sini."

"Enak aja lu, jangan sembarang ngomong dong." cetus 'ku sambil marah.

"Ya memang benar kan."

"Sudah-sudah mau sampai kapan Klian berdebat terus, heran deh sama Klian, udah BFF kok kayak kucing sama anjing sih. Mending kita ke tempat daftar ulang deh daripada Klian ngoceh nggak jelas gini." Ajak Nikita berjalan lebih dahulu dari kami berdua.

Kita & Sejuta CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang