17. Rencana

40 6 0
                                    

"Biarkan senja menanti ku, biarkan sendu membawa ku, biar kan duka mengobati ku, dan biarkan aku mencintaimu."

________________________________________


Happy reading 💓

✨✨✨

Author POV ❤️

Dalam hitungan detik, Lala dan Lika tidak terlihat lagi keberadaan nya. Juan juga sudah pergi ke lapangan untuk berlatih dan berdiskusi. Sedangkan keberadaan Darell.

Jam begitu cepat berputar, latihan Juan juga sudah selesai.

Dengan sigap Juan pulang ke rumah untuk mandi, selesai itu dia menuju rumah Lala.

Tidak butuh waktu yang lama Juan sudah sampai dengan antusiasme yang tinggi.

Bel rumah Lala ditekannya berulang kali, menunggu seseorang membukakan pintu rumah itu.

"Iya sebentar,"-pintu terbuka-"eh, nak Juan. Mau ketemu non Lala, ya?" tanya bibi yang menyambutnya.

"Iya, Bi."

"Silahkan masuk, biar bibi panggil Non Lala,"

"Enggak usah, Bi, biar Juan sendiri yang manggil."

"Baik kalau begitu, bibi tinggal ke belakang ya."

"Iya Bi, makasih ya bi," dibalas anggukan Bi Mina.

Satu persatu tangga rumah itu Juan lewati, dan pada akhirnya dia sampai ke depan kamar Lala.

Tertulis "Lala's private room✨" di depan pintu itu, ditambah beberapa hiasan kecil yang membuat pintu kamar itu indah.

Lala menyukai seni, dia kreatif dan juga sangat menyukai hal-hal berbau keindahan.

"Lala." panggil Juan sambil mengetuk pintu kamar Lala.

"La," ulangnya.

"Lala." Panggilnya sekali lagi. "ini anak kemana sih." Ucapnya sambil mencoba membuka pintu kamar Lala.

"Eh, nggak ke kunci ternyata." Sadar Juan.

"La?" ucapnya sambil memasukkan kepalanya, "la? Aku masuk ya." Lanjutnya.

Tidak kunjung mendapat jawaban Juan memutuskan untuk masuk. Dilihatnya Lala sedang tertidur pulas di atas meja belajar nya. "Astaga si Lala, hobby molor nih." Cetus nya.

"La," panggilnya sambil menepuk pipi Lala. "Haelah si Lala, nyenyak amat. Hmm" ucapnya pelan.

Kalau lagi tidur gini, Lala tambah cantik aja. Manis gitu. Gumamnya dalam hati. Eh, mikir apa sih lu Ju, jangan ngawur astaga. Tepuk Juan ke pipinya.

"L A L A!" panggil Juan tepat di telinga Lala.

"Hah." Lala bangun terkaget-kaget. Matanya masih setengah terpejam.

"Eh, Juan. Hoam," lanjutnya.

"Yee, si Lala. Malah tidur. Ayo cepat kita kan mau jalanin misi," Ingat Juan.

"Eh, iya astaga. Udah jam berapa? Hoam kok malah ketiduran sih. Aish, Juan tunggu di bawah aja, gue mau mandi bentar, bentar aja, seriusan." Tubuh Juan di dorong Lala untuk keluar dari kamarnya tersebut.

"Iya iya, yang cepat ya. Awas aja kalau lama."

"Siap bos."

***

Kita & Sejuta CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang