Ngapain sih si lampir ke sini!
Seza mengumpat dalam hati ketika melihat siapa yang berjalan bersama Deva menuju dapur. Seza yakin sekali adanya perempuan ini pasti pertanda buruk. Setidaknya mood-nya yang sedang bahagia ini bisa terjun bebas.
Nah kan ngapain dia ngelihatin gue dari atas ke bawah!
"Ngapain kamu masih di sini?" tanya Monika padanya, lengkap dengan sikap badan yang sok bossy. Seza jarang sekali membenci orang karena dia termasuk orang yang masa bodo, tetapi pengecualian untuk Monika. Seza amat sangat membencinya.
"Lah, saya kan kerja di sini, Mbak."
"Emang kerjaan kamu belum selesai? Lama banget kerjanya."
Seza menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan.
"Apaan sih Mon, Seza abis masakin makanan buat aku."
Oke, mereka berdua ber-aku-kamu.
"Aku ke atas sebentar," kata Deva pada Monika.
Setelah kepergian Deva, Monika memandang meja makan yang masih tersisa piring-piring kotor bekas mereka makan. "Aku laper," ucapnya tiba-tiba, kemudian tatapannya kembali mengarah pada Seza. "Kamu siapain makanan."
Helowwww situ siapa sihhh!!!!
"Duh, Mbak makanannya udah abis nih kebetulan. Saya cuma masak buat dua porsi doang," jawab Seza.
"Ya masak lagi dong."
"Waduh tapi jam kerja saya sudah lewat. Ini saya tinggal cuci piring aja terus pulang." Setalah itu Seza cepat-cepat membersihkan meja makan. Dia harus segera pergi dari tempat ini kalau tidak mau kelepasan menampar wajah Monika.
****
Seza segera meninggalkan rumah Deva begitu pekerjaannya sudah selesai. Deva masih di lantai atas saat dia pulang, Seza hanya mengirimkan pesan pada laki-laki itu. Seza merasa alerginya kambuh kalau harus berada dalam satu ruangan dengan nenek lampir itu.
Sesampai di rumah Seza langsung mengirimkan pesan pada Indri. Menceritakan apa yang dialaminya tadi. Indri yang ternyata sedang tidak ada pekerjaan langsung menelepon Seza.
"Jadi lo jadi kokinya Mas Deva? Gila-gila mayan banget, Za."
"Merangkap temen makan," tambah Seza.
"Serius??? Demi apa lo beruntung banget! Mayan kan lagi pandemi gini dapet gebetan, di saat orang-orang lagi susah banget PDKT."
"Gebetan apa sih? Gue kerja."
"Ya anggap aja gitu. Bisa makan bareng sama cowok ganteng dikala pandemi gini. Cobalah lo keluarin jurus-jurus biar Mas Deva beneran jadi pacar lo, Za."
"Ngaco!"
Indri tertawa. Kemudian perempuan itu mendengarkan cerita selanjutnya dari Seza. Ternyata ini bagian serunya, di mana Monika mengacaukan hari Seza yang seharusnya berjalan dengan indah.
"Beneran si Monika separah itu?"
"Bener lah! Mana mungkin gue mengada-ada, nenek lampir itu parah banget. Lagian gue heran deh, dia kan udah punya suami ya. Kenapa sih gangguin Deva mulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-gara Corona (TERBIT DI GOOGLE PLAYBOOK)
RomanceSiapa yang menyangka virus yang muncul akhir 2019 lalu bisa sampai ke Indonesia? Dan mengubah hidup semua orang di muka bumi ini. Termasuk hidup Seza, perempuan pertengahan dua puluh yang sehari-harinya bekerja sebagai assisten koki, harus merasakan...