Sebuah ruangan di restaurant yang dipesan secara khusus menampilkan kesan klasik dengan dekorasi bewarna hitam putih, tidak lupa hiasan balon mengelilinginya. Deretan meja membentuk persegi panjang sudah tertata dengan rapi diatasnya ada bunga mawar bewarna putih dan lilin disetiap meja. Ditengah-tengah berdiri gadis cantik bernama Adriana mengenakan gaun bewarna putih berdiri didepan kue ulang tahun yang ukurannya terbilang besar. Semua tamu undangan yang hadir disana mengenakan pakaian hitam dan putih, untuk laki-laki bewarna hitam dan perempuan bewarna putih.
Semua terlihat gembira setelah bernyanyi kemudian lilin sudah tertiup dan doa telah dirapalkan oleh Adriana atau yang biasa dipanggil Ana. Kue pertama itu Ana berikan pada Gavin, semuanya sudah tau kalau Ana menyukai Gavin, mau tidak mau Gavin menerima kue pemberian Ana. Disana yang hadir hanya teman-teman satu kelas dan beberapa sahabat saja, sedangkan orang-tuanya tidak terlihat.
Musik DJ mengalun dengan keras semuanya berpesta menikmati malam itu, lampu dimatikan diganti dengan lampu disco seperti di club, semuanya beranjak dari tempatnya dan menari ditengah-tengah.
"Ini minuman yang gue maksud, itu Gavin lagi disana ... sekarang lo kasih ini ke dia," kata Fira sambil mengarahkan jari telunjukknya tepat dimana Gavin berada.
"Oke, abis itu gue langsung ke atas, lo siap-siap lakuin Plan B kita," Ana berjalan mendekati Gavin.
***
Dara, Amel dan Gina memasuki Restoran Berlian, mereka bertanya dimana ruangan yang diboking untuk pesta ulang tahun, mereka mengaku menjadi salah satu tamu dan mereka langsung diizinkan seolah keberuntungan pada mereka. Tidak ada buku tamu atau peraturan ketat lainnya, Fira sendiri yang mengaturcara kerja dan peraturan untuk pesta sahabatnya itu.
"Untung tadi gue udah tanya sama sepupu gue yang kelas kelas XI IPS 1 satu buat tema ulang tahun itu jadi kita nggak salah kostum," Gina memberitahu Dara dan Amel, seolah itu adalah sebuah tiket untuk masuk acara ulang tahun Ana.
"Iya gue tau temen gue yang satu ini emang pinter banget, dua jempol buat lo Gin," Dara mengacungkan dua jempol kanan dan kirinya'
Tiga serangkai sampai pada ruangan yang dituju, mereka memakai topeng dan menyelinap masuk. Tidak ada yang curiga karena keadaan gelap dan semuanya sibuk menari diiringi alunan musk keras. Dara melihat Adriana cewek yang ingin menjebak Gavin memberikan minuman, lalu mereka melakukan cheers atau bersulang, ketika Gavin akan meminum itu Dara berlari menuju arah Gavin.
"Jangan diminum, udah dikasih obat sama cewek licik ini," Dara merampas minuman digenggaman Gavin.
"Lo siapa?" Gavin bertanya.
"Lo siapa, nggak usah fitnah gue dan kenapa lo pake topeng ... disini nggak ada peraturan buat pake topeng," Ana menarik topeng Dara sampai terlepas, Dara tersentak.
Gavin kaget melihat Dara, "Lo ngapain disini?"
"Gue mau nyelamatin lo dari cewek ular," Dara menunjuk Ana.
"Gavin lo percaya kan sama gue dari pada dia, gue kan temen lo Gav," Ana kembali menatap Dara "Apa buktinya kalo gue mau jebak Gavin hah?"
Sial.
Dara jadi bingung ketika dalam situasi seperti ini, maka apapun bisa dilakukan Dara tanpa pikir panjang dan benar atau salah. Dara meneguk minuman itu sampai habis. "Ini buktinya," Dara menjungkir balikan gelas kosong itu sambil menunjukkan smirk-nya pada Ana.
Ana sangat marah rencananya gagal, dia menyiram gaun putih Dara dengan minuman yang ada ditangannya. "SIALAN LO, lo pasti salah satu cewek jal*ng yang pengin dapetin tubuh Gavin kan, dasar nggak tau diri!" Ana berteriak dan memaki Dara dan itu menyita perhatian tamu undangan.
Dara tidak terima dirinya disebut ja*lang oleh Ana, dia menampar Ana cukup keras sampai darah mengalir dari sudut bibir, Ana sangat marah tapi dia kembali memutar otak hingga akhirnya dia menemukan ide untuk berakting menjadi lemah.
Amel dan Gina menghampiri Dara yang sudah terpacing emosi, "Dar tenang, jangan kepancing emosi," Gina mencoba menenangkan Dara.
"Hikss ... hikss ... hikss gue salah apa sama lo, dateng-dateng fitnah gue dan ancurin pesta ulang tahun gue," lalu Ana menatap Gavin. "Lo percaya sama gue kan hikss ... hikss," Ana langsung berlari sambil menangis keluar meninggalkan ruangan.
"Lo apa-apaan sih, dasar cewek kasar," kata Gavin pada Dara lalu pergi mengejar Ana.
"Kok malah jadi gini sih," Dara bengong setelah kepergian Gavin.
"Itu kan bukan rencana kita, lo gegabah banget Dar sekarang malah berantakan," Gina prihatin dengan situasi Dara. Semua tamu undangan hanya berbisik-bisik dibelakang Dara.
"Udah mending kita keluar dulu dari sini," Amel mengajak Dara dan Gina pergi meninggalkan pesta itu."
Sampai diluar pintu, Dara izin untuk pergi ketoilet sebentar ingin membersihkan noda digaunnya, Amel dan Gina menunggu didepan restoran.
***
"Tunggu, lo nggak papa kan," Gavin bertanya pada Ana.
"Gue mau pulang aja ke rumah, Gavin tolong anterin gue pulang ya?" pinta Ana.
"Sorry gue nggak bisa, gue panggilin taxi aja ya ... gue masih ada urusan," Ana memasang wajah kesalnya.
"Sama gue aja," Fira datang langsung membawa Ana pergi menaiki mobil merah.
***
Gavin memasuki restaurant mencari sosok seseorang, dia berpapasan dengan Amel dan Gina. Tanpa basa-basi dia langsung mengeluarkan pertanyaan.
"Dimana dia?"
Dahi Amel mengernyit, "Maksud lo Dara?"
Gavin mengangguk.
"Dia masih ditoilet udah lumayan lama," kata Amel.
Gavin kembali memasuki restaurant, dia sekarang berada di toilet yang terlihat sepi tiba-tiba dia mendengar suara.
"Sssh ... panasss, kok gue ngerasa panas banget,"
Gavin mendekati salah satu pintu toilet yang menjadi sumber suara, Gavin tau suara itu lalu dia mengetuk pintu itu. Pintunya terbuka terlihat Dara dengan raut wajah yang sulit diartikan dan penuh keringat.
"Gavin tolongin gue, panas banget rasanya."
Gavin kebingungan melihat Dara seperti itu, "Lo kenapa kak?"
"Nggak tau, abis minum itu badan gue jadi aneh padahal sebelumnya nggak papa," Dara menatap Gavin.
Gavin merasa bahwa Dara menjadi sangat bersemangat ketika memandang mata, hidung, bibir, dan turun kelehernya yang putih dan berhenti disana. Dara berjinjit memeluk leher Gavin menenggelamkan kepalanya disana.
Gavin dibuat mematung dengan sikap Dara, seolah belum cukup dengan itu Gavin merasa sesuatu yang basah pada lehernya sontak Gavin melepas Dara dari tubuhnya. Gavin merasa ada yang tidak beres dengan Dara, dia memang tidak pernah berpacaran tapi dia tidak sepolos itu, akhirnya Gavin membawa Dara masuk kedalam toilet dan mengguyur tubuh Dara menggunakan air.
Gavin melihat Dara sudah tidak kepanasan dan malah menggigil, dia melepas jaketnya dan memakaikannya pada Dara kemudian membawanya keluar. Diluar sana sesekali ada orang yang menatap Dara dengan tatapan bertanya-tanya, mungkin karena tubuh Dara yang basah tetapi anehnya orang itu juga menatap tajam kearah Gavin. Gavin tidak mempedulikannya dan terus berjalan sampai akhirnya bertemu Amel dan Gina.
"Loh Dar kenapa lo basah gitu?" tanya Amel.
"Gav itu leher lo kenapa?" tanya Gina.
-TBC-
Ayo komen dong, mau tau apa ada yang nunggu buat part selanjutnya😂
biar bisa lanjut nulisnya. Ayo tinggalkan jejak, aku tunggu.
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Musketeers (Kakel Mengejar Jodoh)
Teen Fiction"Gue bakal dapetin tuh adik kelas, sexy banget pas main basket." Kata Amel "Gue bakal dapetin tuh adik kelas, kece parah pas naik moge." Ujar Gina "Gue bakal dapetin tuh adik kelas, keren abis kalo main gitar." Dara menimpali Kenalin kami adalah Tig...