15. Pacar Yang Manis

175 20 2
                                    

Pagi-pagi buta Dara bangun dengan wajah sumringahnya, jika bukan karena omelan mamanya mungkin Dara tidak tidur semalaman. Ketika perasaan senang menyergap maka mata cantiknya tidak akan bisa terpejam. Dulu kala Dara masih kecil, papanya membelikan action figure untuk pertama kali dan petangnya Dara terus memandangi benda itu sampai pagi hari menyapa.

Sebelum pukul 06.00 Dara sudah harus ada di sekolah,jika terlambat maka dia akan terkena hukuman sebagai murid yang tidak taat peraturan. Rasa malas hinggap begitu mendapatkan tambahan pelajaran di jam pagi, baginya itu bukan hal mudah. Berbeda dengan saat ini, Dara dipenuhi semangat sampai membuat mamanya heran.

"Dara tumben kamu semangat banget pagi ini, kemaren cowok itu siapa? Kok nggak disuruh masuk?" Tanya Tina seraya mengambilkan susu untuk Dara yang tengah memakan sarapannya.

Dara menjawab dengan percaya diri, "itu pacar Dara ma, tadi malem Dara mau kasih tau Mama tapi lupa, udah Dara suruh mampir Ma tapi anaknya nggak mau."

"Anak mama udah punya pacar nih, kapan-kapan suruh dia main ke sini, namanya siapa?" goda Tina.

"Iya kapan-kapan ma, namanya Gavin dia adik kelas Dara."

"Loh adik kelas kamu? Berarti lebih muda dari kamu dong?" Tina bertanya lagi.

"Tapi Gavin bisa ngelindungin Dara, dia itu anaknya pas awal-awal kenal cuek tapi itu yang bikin Dara penasaran sama dia, nggak kayak kebanyakan cowok yang pernah deketin Dara," jelas Dara.

"Dari cerita kamu Gavin sepertinya anak yang baik, beruntung banget dia bisa dapetin anak mama ini ... kalo dia bikin kamu sakit hati bilang sama mama ya, nanti mama hajar dia," ledek Tina.

"Makasih mama, jangan dihajar dong Ma ntar gantengnya ilang," Dara pura-pura memasang ekspresi sedih.

"Enggak Mama bercanda sayang, tapi bilang ke Mama ya kalo dia nakal," ingat Tina.

"Iya Mamaku yang paling cantik sedunia nyata,dunia isekai, dunia paralel, " kata Dara sambil terkekeh. "Hari ini Dara nggak usah dianter Pak Asep ma, Dara udah janji mau berangkat bareng Gavin," tepat saat Dara menyelesaikan kalimatnya bel rumah berbunyi.

Ting Tong Ting Tong.

"Itu pasti Gavin Ma," tebak Dara sangat yakin.

"Biar mama aja yang buka," Tina langsung melenggang pergi.

***

Gavin berdiri didepan rumah Dara berharap seseorang muncul setelah tangannya menekan tombol bel rumah, dia terlihat kasual mengenakan jaket jeans bewarna biru muda dan tas gendong bewarna krem dipunggungnya. Gavin sedikit terkejut ketika Tina yang membukakan pitu, dia mengira kalau Dara yang akan muncul pertama kali.

Gavin mencium tangan Tina dan berkata, "Selamat Pagi tante, saya mau jemput Dara, niatnya mau berangkat bareng ke sekolah."

"Ini yang namanya Gavin ya, tampan sekali kamu nak ... beruntung ya Dara punya pacar seperti Gavin , rela dateng sepagi ini buat jemput Dara, kamu jagain anak tante baik-baik ya Gavin," pinta Tina.

Gavin mengira Dara pasti sudah bercerita tentang hubungan mereka. "Iya tante Gavin akan jagain Dara."

"Sebentar ya tante panggilin Dara, ayo masuk dulu Nak Gavin," tawar Tina.

"Iya makasih tante, Gavin nunggu disini aja."

Dara sudah tiba didepan pintu ketika Tina akan memanggilkan, Dara berpamitan untuk berangkat ke sekolah disusul oleh Gavin. Tina berpesan pada mereka berdua untuk berhati-hati. Motor Gavin melaju dijalan kota yang sudah ramai walaupun masih pagi.

***

Begitu sampai sekolah Dara langsung turun dari motor Gavin di area tempat parkir, pagi itu masih sepi karena banyak anak yang belum berangkat kecuali anak yang punya kelas pagi.

Three Musketeers (Kakel Mengejar Jodoh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang