10. Pameran Lukisan

221 28 3
                                    

Dara menjadi salah tingkah kala Gina melontarkan pertanyaan yang membuat dirinya malu, cowok disebelahnya hanya diam tidak menanggapi. Amel mengeluarkan sebuah cermin kecil dari dalam tas lalu menyodorkannya pada Gavin.

"Coba lo liat sendiri."

Gavin menerima cermin itu dan berkaca, diusapnya tanda merah yang tercetak dilehernya. Gina tiba-tiba berbisik ditelinga Dara

"Dar lo apain tuh anak orang, nggak nyangka gue lo ganas juga," Gina meringis mendapat cubitan dilengannya.

"Oiya gue nginep dirumah Amel dan udah disuruh pulang sama mamanya Amel, yakan mel?" Gina menyenggol lengan Amel.

"I-Iya."

"Gue sama Amel pulang dulu, Gavin gue nitip Dara ya anterin dia pulang," Gina mengedipkan matanya pada Dara, dengan cepat menarik Amel menjauhi mereka.

"GINA AMEL, AWAS AJA BESOK DISEKOLAHAN," Dara berteriak. Temannya sunggguh tega, dia ingin melarikan diri detik itu juga ketika rasa malu telah menyergap.

Hilang.

Dara berharap bisa meminjam pintu kemana saja milik doraemon dan melarikan diri ke tempat antah berantah atau dunia paralel sekalipun, bahkan dia rela menjadi pasukan pengintai ikut peperangan melawan titan-titan bertubuh besar. Dara pasrah karena hanya menghadapi situasi ini jalan satu-satunya yang dia pikirkan.

"Gavin maaf, gue nggak sadar tadi. Lo marah sama gue?" Dara bertanya.

"Gavinn ... kok diem aja, gue bisa pulang sendiri kok. Lo ati-ati ya pulangnya," langkah Dara terhenti.

Gavin menarik lengan Dara, "Gue anter pulang."

***

Dara memberitahukan alamat rumahnya pada Gavin, mereka naik taxi karena kebetulan motor Gavin sedang berada dibengkel. Didalam taxi keheningan melanda 3 orang didalamnya, sopir fokus mengemudi sedangkan Dara dan Gavin sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Gavin, kenapa lo balik lagi tadi? Dara akhirnya memecah keheningan.

"Entah, perasaan gue nggak enak aja."

Apakah ini yang dinamakan ikatan antar calon jodoh, batin Dara.

"Trus apa lo sekarang percaya sama gue, kalo cewek tadi emang mau jahatin lo?" Dara kembali bertanya.

"Entah, yang gue tau lo cewek ternekat yang pernah gue temuin dan cewek pertama yang berani ngasih gue tanda ini." Gavin menatap Dara sekilas.

Wajah Dara memerah, antara malu dan bahagia sampai-sampai dia memalingkan muka menatap lurus jendela mobil.

"Karena gue udah bantuin lo dari cewek sinting itu, sekarang lo harus penuhin satu permintaan gue," Dara tidak mau melewatkan kesempatan berharga ini.

"Gue nggak pernah minta bantuan lo."

"Coba aja kalo lo tadi berhasil dijebak, lo bakal dituduh ngehamilin tuh cewek," Dara mendengus kesal.

"Oke, lo mau apa dari gue?" tanya Gavin.

"Bulan ini bakal diadain festival Jepang, lo harus temenin gue kesana ... setuju kan?" Dara mengulurkan tangannya.

Gavin tidak menerima uluran tangan itu, "Oke."

"Yesss," Dara berseru secara spontan. Ketika dilirik Gavin dia kembali bersikap normal.

***

Gambar hello kitty melapisi kamar Amel dari lantai, dinding, seprai, lemari,sofa, meja belajar, atap, buku, gorden, alas kaki, bahkan baju tidur dan laptop yang ada dipangkuannya bergambar hello kitty. Amel sangat menyukai hello kitty dari kecil sampai sekarang.

Three Musketeers (Kakel Mengejar Jodoh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang