8. Jebakan Licik

210 30 1
                                    

Selesai mengganti pakaian olahraganya Dara bersiap untuk mengikuti pelajaran Fisika yang dirasa sangat melelahkan, dirinya lebih menyukai mapel kimia. Pak Franky Alias Pak Fauzi Abdulah guru kimia yang selera humornya lumayan itu tidak membuat suasana tegang seperti Pak Bams. Pak Bams membuat suasana dikelas seolah-olah sedang  berada di medan pertempuran, tidak bisa bertahan maka dia akan mati sendirian tidak ada yang peduli. Dara tidak bisa mencerna pelajaran yang disampaikan jika suasananya terlalu menegangkan, akhirnya dia memalingkan wajahnya ke jendela menerawang masa depan jauh disana.

Ada sepasang cowok dan cewek berjalan beriringan membawa tumpukan buku paket tebal masing-masing ditangannya ,sambil sesekali bercengkrama. Dara merasa jengkel melihat Gavin bersama cewek lain.

"Dara, kamu mau saya jemur diluar sana? Kamu saya perhatikan sedari tadi tidak fokus pada kelas saya," Pak Bams mendekati meja Dara.

Dara tidak mendengar peringatan Pak Bams, Gina yang duduk tepat disebelahnya menyadari situasi lalu turun tangan menepuk bahu Dara, "Dar ... Dara, lo dimarahin Pak Bams tau."

"Hah apa Gin," setelah Dara menoleh dia hanya bisa tersenyum kikuk melihat Pak Bams.

"Berani sekali kamu mengabaikan pelajaran saya, sekarang coba sebutkan rumus yang saya jelaskan tadi!"

Dara gelagapan, dia menoleh pada Gina minta pertolongan, "sssst ...." Dara memberi kode.

"Tidak usah tanya teman! Saya hitung sampai 5 jika tidak bisa, bayar 50 ribu dan uangnya seperti biasa masuk ke uang kas." Setelah memberi tahu, Pak Bams mulai menghitung . " 1,2,3,4 ... 5, tidak menjawab berarti kamu hutang 50 ribu ke bendahara."

"Baik Pak saya bayar uang 50 ribu," Dara tidak bisa membantah. Sudah menjadi salah satu kebijakan Pak Bams lainnya yang tidak tertulis tapi terpatri didalam otak setiap siswanya, terkadang jumlah uang itu bisa menjadi 5 ribu, 10 ribu dan paling parah 50 ribu ketika siswa tidak bisa menjawab soal. Hal ini bertujuan membuat siswa giat belajar tetapi bagi dara ini seperti pemerasan namanya.

***

"Gue tekor nih uang jajan gue menipis," Dara menyandarkan punggungnya pada dinding kamar mandi sambil memegang uang 50 ribu. "Nanti pulang sekolah gue bakal ngasih ini duit ke Caca bendahara yang galak itu, maapin Dara ya duid Dara harus menyerahkan kamu ululululu," Dara mengelus-elus uang lembaran itu.

"Punya temen gini amat lebaynya nyampe ke urat-urat, Dar lo kenapa nggak ikut audisi akting aja? Gue jamin baru masuk aja lo langsung diusir bwahaha ...." Kata Amel sambil memoles mukanya dengan make-up tipis-tipis.

"Lagian salah siapa lo nggak fokus, liatin apaan coba sampe segitunya," timpal Gina sambil menjilati lollipop-nya.

"Tadi gue liat Gavin jalan sama cewek bawa buku banyak, jangan-jangan itu pacarnya," tebak Dara menyelidik.

"Mungkin itu jadwalnya piket jadi bawa buku berdua, atau nggak mereka emang jadi kuli buku yang wara-wiri ke perpus , bahasa halusnya kacung hahaha ..." Amel beropini.

"Masa cowok seganteng itu jadi kacung, ngarang lo, Gue tetep nggak terima doi jalan sama cewek ishh,"

"Serah lo Dar, udah ah ayok ke kantin udah keroncongan perut gue," kata Amel memegangi perutnya.

Ketika ingin keluar dari kamar mandi Dara mendengar ada yang sedang berbicara, dia mengintip dari balik pintu dan melihat ada dua cewek berambut pendek satunya lagi berambut panjang sedang menangis terisak,buru-buru dia menyuruh Amel dan Gina untuk masuk lagi ke kamar mandi.

"Hikss .. hikss .. hikss, terus Gue harus gimana Fir? Gue nggak mikir kesitu, gue Cuma having s*x sama Aldo trus kalo nanti gue hamil gimana ... hikss gue sukanya sama Gavin, cinta banget sama dia nggak mau yang lainnya."

"Lo pelan-pelan ngomongnya nanti ada yang denger gimana, udah sekarang lo diem gue punya rencana bagus buat lo, nanti malem kan lo ngerayain ulang tahun di Restoran Berlian punya bokap gue, nanti lo campurin obat ke minuman Gavin, nanti gue pura-pura sesuatu terjadi sama lo di kamar khusus gue diatas ... lo harus dapetin Gavin malem itu juga, mau lo hamil atau nggak lo tetep minta Gavin tanggung jawab." Kata cewek berambut pendek dengan pelan tapi masih bisa didengar oleh tiga serangkai.

"Lo yakin Gavin mau?"

"Gue bakal bisikin Gavin, kasih dia pengertian supaya jangan kasih tau yang lain dulu biar nggak cemas sama lo dan pestanya berantakan, dia pasti mau."

Dua cewek itu menghentikan pembicaraan ketika siswa mulai berdatangan ke kamar mandi, akhirnya mereka pergi meninggalkan kamar mandi.

Dara kaget mendengar rencana murahan dua cewek itu, "Wah kurang ajar ini cewek harus gue labrak nih." Dia memegang knop pintu bersiap untuk memberi pelajaran dua cewek itu, namun ditahan oleh Gina dan Amel.

"Lo jangan gegabah Dar, sabar dulu ... mereka punya rencana kita juga bisa bikin rencana. Kita buat dia malu didepan Gavin, jadi lo tahan diri dulu," Gina mencoba menenangkan Dara.

"Rencana apa Gin, Itu orang udah kelewatan banget nggak bisa dibiarin," tutur Dara.

Gina membisikkan sesuatu ditelingga Dara. "Gimana bagus kan ide gue?" Gina tersenyum bangga.

Amel merasa penasaran. "Rencana apa kasih tau gue jangan bisik-bisik kayak gitu."

"Udah nanti dikelas aja, ayok kekantin dulu sekarang, tenang aja gue tau kok dua cewek tadi," Gina tersenyum miring.

"Bener ya nanti kasih tau gue, awas kalo boong ."

"Iya Amellll, jangan bawel deh," Gina merangkul Amel meninggalkan kamar mandi, disusul Dara dibelakangnya ikut merangkul mereka berdua.









-TBC-

Next?

Three Musketeers (Kakel Mengejar Jodoh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang