Seorang teman pernah mengatakan padaku, masalah tidak datang sendirian. Maka dari itu kau harus mempersiapkan dirimu. Karena masalah dan teman-temannya suka membuat kejutan.
[]
Aku terus memikirkan apa yang terjadi kemarin. Jaehyun, Jeno, dan Haechan. Tiga nama itu terus-terusan berada dalam kepalaku, memenuhi setiap sel di dalam otakku. Dan tidak satupun diantaranya yang memiliki alasan yang baik.
Jeno ingin bertemu denganku? Haruskah aku menemuinya? Bagaimana dengan Jaehyun? Apa yang dikatakan Jaehyun itu apakah benar? Apa yang sebenarnya Jaehyun ketahui dan tidak kuketahui?
Haechan. Gadis itu, ternyata walaupun aku telah mencari informasi mengenai dirinya. Tetapi, apabila dipikirkan lebih dalam aku justru hampir tidak mengetahui apapun tentang dirinya.
Apa yang membuat Haechan dapat diterima di sekolah reguler biasa? Kecelakaan seperti apa yang membuatnya kehilangan pendengaran dan tidak bisa bicara?
Keputusanku untuk membuat Haechan merasa nyaman malah seperti bumerang bagiku. Haechan adalah gadis manis yang baik, iya kan?
Suara pintu menginterupsi semua pikiran yang sedang berlalu lalang di dalam otakku saat ini.
Pintu terbuka cukup keras dan menampilkan seringaian bodoh khas kakakku, "waktunya makan malam, idiot! Berhenti melamun."
"Aku sedang berpikir, dan apa yang kau lakukan langsung masuk ke kamarku? Tidak bisakah kau mengetuk pintu? Kau hampir membuatku terkena serangan jantung!" Marahku.
"Heh, bicaramu. Jangan sembarangan!" Kakakku menghampiriku dan menjitak kepalaku. Sial, lumayan sakit ternyata.
Aku langsung merengut dan memalingkan wajahku darinya, "tidak mau!"
"Kau ini seperti anak umur lima tahun saja, suka merajuk. Kau tidak malu apa pada pacarmu?"
"Heh, belum ya. Tapi doakan saja." Kekehku. Ya semoga saja Haechan mau menerimaku. Aku tidak bisa menahan senyumanku memikirkan kemungkinan itu.
"Selain idiot ternyata aku juga punya adik yang gila." Aku mendelik tajam mendengar perkataan kakakku.
Memegang kotak pensil lalu kuayunkan, siap untuk menganiaya wajah tampan kakakku.
"Eh, tunggu apakah gadismu itu orang yang sama ketika kita menemuinya di perpustakaan?" Tanya Taeyong dengan kedua alis bertaut.
"Ya! Namanya Haechan. Apa kau tanya-tanya?" Sewotku.
"Hmmm, mukanya tidak asing. Aku pernah melihatnya beberapa kali apabila tidak salah."
"Hah? Dimana?" Perasaan marah pada kakakku hilang seketika dan tergantikan oleh rasa penasaran.
"Dimana ya? Aku rasa aku ingat, mungkin. Sudah lama. Beberapa tahun lalukah? Sepertinya bukan dalam kondisi yang baik."Kakakku sepertinya hanya mempermainkanku.
"Sudahlah, ibu sudah menunggu kita untuk makan malam." Kakakku lalu keluar dari kamarku tidak lupa memukul kepalaku pelan dan berlari.
"Brengsek Lee Taeyong!"
———————
———————"Kau punya pacar sekarang?"
"Hah?" Pertanyaan ayahku membutuhkan waktu lima detik penuh untukku menyadari apa yang terjadi, kekagetanku berubah dengan senyum malu-malu yang terlihat bodoh.
Taeyong memukul kepalaku dengan sayang sehingga aku menjatuhkan sumpitku. "Kau jelek mana ada yang suka padamu." Katanya sambil tertawa keras
"Aku melihat kalian mengobrol di depan gerbang sekolah. Kukira aku mengenal teman kencanmu, siapa ya," ayah terlihat berpikir sambil menggaruk dagunya yang tidak gatal.
"Ayah pernah bertemu dengan Haechan?" Tanyaku, penasaran.
"Taeyong kau tahu teman kencan adikmu?" Ayahku malah bertanya kepada kakakku.
"Yeah, kurasa aku juga pernah bertemu dengannyaㅡ"
"Tentu saja, kau bertemu dengannya di tokㅡ"
"Bukan toko buku, bodoh." Kakakku menyela dengan nada tajam dan menukik.
Aku mendengus. "Hei, kau ingat gadis tiga tahun lalu saat kecelakaan bersama Mark? Gadis itu, kukira dulu ia masih kecil. Anak itu berada di mobil yang mengalami tabrakan dengan Mark. Kau ingat, Taeyong?"
Aku tidak dapat mencerna pertanyaan ayahku, butuh waktu beberapa detik hingga membuatku tersadar. Seketika pertanyaan ayahku membuat jantungku berdegup dengan kencang.
"Lee Donghyuck? Kukira itu namanya. Hei, dia adalah sepupu Lee Jeno. Benar, Mark?" Gumam kakakku, tidak yakin.
"Hah?" Seketika pikiranku menjadi kosong. Lee Donghyuck siapa? Mungkinkah sepupu Lee Jeno yang lain, apakah kembaran Lee Haechan? Astaga.
Ayahku meneruskan ocehannya dengan kakakku. "Kau yakin mengencaninya, Mark?"
"Serius dia mau denganmu?" Imbuh kakakku, setengah mengejek.
"Mark, kau tidak menyakitinya, kan?" Pertanyaan ayahku mengembalikan kesadaranku. "Aku sudah kenyang."
Lalu pergi meninggalkan meja makan. Ibuku hanya bisa memanggilku dengan putus asa karena meninggalkan masakannya.
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Tanggal kecelakaan dari diary Haechan. Aku harus memastikannya.
—————————
——————————"Apalagi sekarang?" Tanyaku dengan sinis ketika Jaehyun datang menghampiriku di gerbang sekolah.
"Kau tidak datang bersama Haechan?" Jaehyun sepenuhnya mengabaikan pertanyaanku.
"Kau bisa melihatnya dengan matamu!" Ketusku dan berjalan melaluinya menuju kelasku.
"Nanti siang kita bicara Mark, ada yang ingin kukatakan denganmu. Aku dan teman yang lain juga sebenarnya." Permintaanya membuatku menghentikan langkahku.
"Kau tidak tahu apabila istirahat nanti siang adalah waktuku untuk berkencan dengan Haechan?" Sinisku.
Jaehyun terlihat membuang napasnya dengan gusar. "Aku mempunyai informasi mengenai Haechan, hanya lima menit dari waktumu. Bagaimana? Apa kau tertarik?"
Aku berbalik, dan mendekati Jaehyun, "lima menit sekarang, atau tidak sama sekali."
Jaehyun terkekeh. "Baiklah, kau bosnya Mark Lee. Tapi jangan menangis karena terkejut ya." Jaehyun mengucapkannya dengan nada sok imut yang menjijikan ditelingaku sambil mengelus rambutku berantakan.
"Katakan saja bodoh. Kau menyia-nyiakan waktuku." Sambil menepis tangannya dari rambutku.
Jaehyun mengangkat tangannya tanda menyerah. "Baiklah tuan tidak sabaran." Jaehyun mulai mendekatiku, lalu berbisik tepat ke telingaku. Sampai aku dapat merasakan hembusan nafasnya.
"Lee Haechan punya kejutan untukmu. Kau tahu? Dia adalah orang yang berada dalam mobil yang sama dengan Lee Jeno, mobil mereka yang kau tabrak tiga tahun yang lalu." Jaehyun menjauh sebentar dan mengambil jeda.
"Dengan sengajaㅡ" dia menyeringai dan melanjutkan, "dulu namanya adalah Lee Donghyuck."
^^
31020
KAMU SEDANG MEMBACA
When Sun Goes Down
FanficI wish I could turn back the time, so I could tell you how much I love you (((BAHASA))) Mark Lee x Lee Haechan Warn : genderswitch, misgendering