Bagian 22

2.6K 186 12
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bahkan bulan sudah berganti bulan



Sejak malam itu, Mingyu membeli ratusan Kondom dan menyimpannya dengan baik di laci nakas. Setiap malam, bahkan setiap pagi mereka tak pernah absen untuk menggunakannya itupun kalau Jun mau



Hansol pun mulai disibukkan dengan aktifitas kampusnya, sesekali Hansol mengunjungi Jun di apartemen untuk bercerita walau harus diawasi oleh Mingyu dari jauh



Satu yang ditangkap Jun, sepertinya Hansol sedang kasmaran, buktinya setiap bercerita, Hansol selalu menceritakan tentang teman sekelasnya yang bernama Boo Seungkwan. Jun penasaran bagaimana rupa pria itu yang berhasil membuat Hansol jatuh cinta



Tentang study, Jun memilih untuk diam dirumah saja. Terlampau malas untuk keluar dan tak mau berpikir keras tentang mata kuliah yang terdengar mengerikan. Jun lebih memilih bereksperimen dengan bahan makanan yang ada dikulkasnya




Dengan bantuan Bibi Park, Jun mulai bisa sedikit demi sedikit memasak makanan untuk Mingyu. Bahkan sudah beberapa hari ini Jun yang terus memasak dan Bibi Park hanya membersihkan apartemen ataupun sekedar mencuci baju dan piring



Tapi



Akhir akhir ini, Jun terlihat sangat manja pada Mingyu. Seperti pagi ini, saat Mingyu akan berangkat kerja, Jun menangis keras hanya karena ingin ikut ke kantor



"Kenapa kau mau ikut?" tanya Mingyu saat kakinya ditahan oleh Jun



"Nanti ada yang menggodamu di kantor terus kamu kan gampang tergoda, aku tidak mau itu terjadi huweee"



Mingyu tak tahan melihat sisi Jun yang satu ini, jadi tanpa berpikir tiga kali, Mingyu membawa Jun ikut bersamanya ke kantor



Selama perjalanan menuju ruangan Mingyu, Jun terus menatap tajam wanita wanita yang mengenakan pakaian kurang bahan dan menundukkan kepalanya kepada Mingyu



Saat sudah diruangan, Jun duduk disofa dan membaca majalah dan buku tebal yang ada di atas meja sementara Mingyu langsung berkutat dengan kertas kertas yang masih menumpuk di meja kerjanya



Beberapa jam kemudian, Jun mulai merasa lapar. Pikirannya hanya dipenuhi hati ayam dengan taburan sambal mata. Jun menoleh ke Mingyu yang mengkerutkan keningnya saat membaca kertas kertas tak berdosa itu



"Gyuuu, aku mau makan hati ayam dengan porsi besar" ucap Jun masih duduk disofa



"Hati ayam? Sejak kapan kau suka makanan seperti itu?"



Mingyu berucap tanpa menatap ke arah Jun, karena tak suka dengan hal itu Jun membanting buku tebal yang ada dimeja sehingga mengagetkan Mingyu



"Belikan saja! Jangan lupa sambal pedasnya!!"



Mingyu yang pertama kali melihat Jun seperti itu segera menelpon asistennya untuk memesankan makanan yang diinginkan Jun. saking takutnya, Mingyu langsung berlari keluar karena tak sanggup ditatap tajam oleh Jun



Beberapa menit kemudian, Mingyu masuk dengan kantung kresek berwarna hitam ditangannya. Jun terus menatap pergerakan Mingyu yang mengeluarkan sebuah kotak berisikan hati ayam dengan sambal mata



"Woaaahhhh" mata Jun berbinar saat menatap santapannya didepan mata



Baru saja Jun menghirup aroma makanannya, tiba tiba Jun merasa perutnya diputar. Langsung saja Jun berlari menuju kamar mandi diruangan Mingyu



✓So, I Married With An Anti - GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang