“Tidak ada orang yang bisa menikmati kebahagiaan tanpa kehadiran seorang sahabat, juga bukanlah seorang sahabat sebelum ia bisa merasakan kesengsaraan kawannya.”
-Thomas Fuller
_____________
________________________
____________________________________
Author POV
Disinilah Alesya sekarang, di lapangan basket sekolahnya, SMA Andromeda.Matanya menangkap tiga orang laki-laki yang sedang fokus merebut dan mendribling bola basket tersebut.
Ia teringat sesuatu.
Ah!
Tupperware mama!
“Hoy calon pacar!" panggil Alesya semangat.
Sang empu meliriknya sekilas, lalu tanpa berdosanya ia melanjutkan permainan basket nya tanpa menjawab panggilan Alesya.
Gak salah kan kalau Nathan gak jawab?, Lagian dia nggak ngerasa kalau dia adalah calon pacarnya bocah tengil satu itu, iya kan?
Alesya kesal karena diabaikan oleh sang empu. “Kak Nathan, jawab dong!” panggil Alesya sekali lagi.
Nathan melirik Alesya sekilas. “Apa?” jawab Nathan sekenanya.
Lagi. Alesya harus mendesah frustasi karena sifat Nathan yang selalu saja cuek bebek seperti ini. ‘Huh, bagi dia suara adalah uang kali ya?’
‘Jadi kak Nathan ngirit suara biar uang nya gak boros’ lanjut Alesya dalam hati.
“Tuppeware nya mama mana?” tanya Alesya mulai to the point.
Nathan berpikir sejenak. “Tas Radit” jawab Nathan yang masih fokus dengan kegiatan mendribble bola basket nya.
Alesya manggut-manggut mengerti, ia melangkahkan kakinya menuju Radit yang rupanya sedang beristirahat di pinggir lapangan, tanpa berlama-lama ia langsung meminta lalu mengambil Tupperware mama nya dari sang Mama.
Sudah selesai dengan Radit, kini Alesya yang entah sejak kapan sudah berada di dekat Nathan lagi. “Kak, anterin aku pulang ya?” tanya Alesya dengan mata memohon.
“Nggak!” jawab Nathan ketus.
Alesya masih ingin berusaha. “Ayolah kak. Please” mohon Alesya sekali lagi.
“Lo tuli?!” kata Nathan dengan nada bicara yang masih sama ketusnya.
Alesya tersenyum kikuk mendengar kata-kata sarkastik itu. “Huh, yaudah deh” pasrah Alesya menyerah, lagian hari ini supir nya pasti akan menjemputnya ke sekolah kok, dasarnya saja ia hanya ingin modus.
“Kak Nathan, udah suka sama Alesya belum?” tanya Alesya sebelum hendak melangkah pulang.
“Mimpi!” kata Nathan sarkastik.
“Huh, awas nyesel lo kak” kata Alesya dengan nada memperingati.
Alesya pergi menjauh, lalu berteriak kencang
“Dadaaa calon pacar”
“I love you”
“Kalau udah suka sama Ale bilang ya”
“Saranghae” ujar Alesya panjang dengan berteriak ketika posisinya sudah lumayan jauh dari sang empu
Nathan menggelengkan kepalanya frustasi
KAMU SEDANG MEMBACA
NATHAN THE ICE BOY
Romansa#ICEBOYSTORY☃️ #INNOCENTGIRLSTORY🌻 Kalau suka cerita cewe polos ngejar cowo dingin? kuy kuy kuy let's read it! -ALESYA SHAQUEENA YASMEEN Cewe polos yang dengan semangat pantang menyerah selalu mencoba mencairkan hati seorang Ice boy 'Nathan' -NATHA...