19. OPEN THE EYES OF YOUR HEART

294 34 13
                                    

Alesya menatap lurus jalanan didepan nya dengan tatapan kosong. Saat ini sudah sore hari dan sang empu sedang duduk di halte bus tentunya untuk melakukan perjalanan pulang menggunakan kendaraan tersebut.

Kenapa ia tidak menelpon sang Abang saja untuk menjemput nya? Entahlah Alesya hanya melakukan sesuai dengan apa kata hati nya

Sedang asik dalam lamunannya tiba-tiba fikiran nya flashback pada kejadian yang baru saja ia terima dari seorang laki-laki dingin yang tak lain adalah Nathaniel Gio Algifari atau yang kerap disapa Nathan tersebut.

“Dan terakhir. JAUHIN GUE BANGSAT, LO PAHAM HAH”. Bak lonceng yang bergema, suara itu terus saja terputar pada fikiran Alesya

Tes

Lagi, lagi dan lagi matanya menurunkan air mata karena laki-laki dingin nan ketus tersebut

Alesya menundukan kepala sesegukan dalam duduknya, dan-

Byurr

Seketika hujan turun dengan sangat deras, seolah bumi ikut bersedih dan seakan mengerti kondisi hati Alesya saat ini.

Alesya tersenyum tipis lalu melangkah masuk ke dalam derasnya hujan.

Hembusan angin dan guyuran air hujan terasa seperti deja vu bagi Gadis cantik yang sedang menumpahkan tangis nya dibawah hujan tersebut

Tangis Alesya semakin kencang seiring dengan hujan yang bertambah deras juga.

“Aaaaaaaaa” teriak Alesya kencang seakan ingin membagi keluh kesahnya kepada sang bumi yang sedang menangis

“KAK NATHANNNN”

“UCAPAN KAKAK TADI HIKS BIKIN AKU SAKIT BANGET KAK”

“DAN ANEH NYA HIKS AKU GABISA BERHENTI CINTA SAMA KAKAK”

“ARGH KENAPA RASA INI HARUS ADA YA ALLAH”

Alesya menarik nafas sebentar

“HIKS DENGAN INI, DENGAN HUJAN YANG MENJADI SAKSI. AKU, ALESYA SHAQUEENA YASMEEN AKAN NYERAH UNTUK NGEJAR KAKAK”

Jeduarr

Suara petir terdengar kencang pada indra pendengaran Alesya seolah turut menjadi saksi atas ucapan Alesya tadi

Tak lama dari itu, ia menyadari kejanggalan.  Kini dirinya tidak merasakan guyuran hujan lagi pada tubuhnya.

Gadis itu mendongak

“Hai sya”

“Ngapain hujan-hujanan hm? Awas sakit Sya” kata Rian sambil kedua tangannya memegang jaket sebagai payung untuk keduanya

Alesya mengerjap kaget lalu menghapus air matanya cepat-cepat. “Rian kok ada disini?” tanya Alesya sambil tersenyum simpul

Rian gemas dengan senyum itu. “Jangan liatin senyum itu Sya, nangis aja aku siap kok jadi tempat kamu untuk meluapkan tangis”

Dengan cepat Rian membawa Alesya ke dalam dekapannya untuk memberikan kehangatan pada Gadis di depannya itu

Tangis Alesya semakin pecah di pelukan Rian. Tak urung ia juga membalas pelukan hangat tersebut

“Masuk ke mobil gue yuk, gue anterin lo pulang” ucap Rian sambil menghapus jejak air mata yang tersisa pada kedua mata cantik Gadis didepannya itu.

Alesya tersenyum tipis lalu mengangguk sebagai jawaban.

Sementara di lain sisi, ada seorang laki-laki yang menatap interaksi antara Alesya dan Rian dengan tatapan tak suka

Laki-laki itu adalah Nathan, sebelum ini, entah mengapa hatinya berniat ingin menyusul Alesya dan mengantarkannya pulang sampai kerumah sang empu

Tak sadar, ia mengepalkan tangannya kuat

****

19.45 WIB

Di dalam caffe bernamakan caffe stars. Di sanalah posisi ketiga sejoli saat ini. Siapa lagi kalau bukan Nathan, Radit, dan Aldi.

“Gue mau ngomong” ucap Nathan mulai serius

Sontak, Aldi dan Radit menatap Nathan seakan bertanya ‘Mau ngomong apa?’

“Tadi gue abis ketemu sama Alesya di caffe” kata Nathan mulai menjelaskan

Nathan mulai menjelaskan tanpa melewati satu adeganpun saat ia bersama Alesya hari ini

Radit bahkan Aldi membulatkan mulutnya sangat tak percaya dengan apa yang di jelaskan Nathan barusan

“Anjim Gila lo Nat. Seriuaan?” ucap Radit masih sama tidak percaya nya

Tanpa berdosanya, Nathan mengangguk mengiyakan

“Terus si Alesya kok langsung lari? gak nampar lo dulu gitu? mukul? Atau nendang kelamin lo lah seenggaknya” kata Aldi dengan sangat kesal

Pletak

Radit menoyor pelan kepala Aldi. “Lo gatau situasi banget si?”

“Lah emang bener kan? Itu berarti tandanya Alesya gak pantes buat laki-laki brengsek kaya Nathan” jawab Aldi lagi yang sudah mencapai keemosian maksimal

Bukannya menyangkal ucapan Aldi. Radit malah menganggukan kepala membenarkan

Sementara sang pelaku utama, menatap kedua sahabatnya dengan tatapan yang sulit diartikan

Nathan menatap keduanya bergantian.
“Ya sorry” ujar Nathan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal

“Sorry nya ke Alesya sana jangan ke kita, itupun kalau dia mau maafin lo” balas Radit yang mendapat anggukan kepala dari Aldi

“Hati cewe itu kaya kaca men, tampak kuat tapi mudah pecah. Hati mereka itu sensitif gara-gara saking lembut nya” ucap Aldi yang mulai mengeluarkan kata-kata bijaknya

Radit bahkan Nathan menatap Aldi dengan tatapan serius

“MasyaAllah ukhti. Anda bijak sekali ya” canda Radit dengan nada yang sedikit di lebay-lebaykan

“Alhamdulillah akhi, hasil ikut pengajian mamah dedeh akhi” balas Aldi bak berperan sebagai wanita muslimah.

Radit dan Nathan bergidik ngeri mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut sahabat nya itu. “Percuma di kalau lo ikut pengajian Mamah dedeh tiap hari, tapi nonton Mia Khalifah setiap saat setiap wakti” kata Radit sambil menoyor pelan lengan Aldi

Aldi menyengir tak jelas merespon.

“Udah ah balik ke topik awal” kata Radit yang ingin beralih ke topik pembicaraan semula

“Nat karma yang paling sakit itu penyesalan sama keterlambatan” lanjut Radit mulai serius. “dan hati-hati lo bakal dapetin karma itu”

Radit menepuk pelan pundak Nathan. “kita udah bareng bukan 1 bulan 2 bulan, gue tau lo udah mulai menerima Alesya. open the eyes of your heart.”

Dilain sisi Nathan terdiam memikirkan kata per kata yang terlontar dari mulut sahabat nya tersebut.

Otaknya bingung

Hatinya bimbang

Pikirannya kacau

Kenapa dunia seakan mempermainkan perasaan nya?

Kenapa ia seakan tidak bisa menyelaraskan antara otak dan hati nya?

Entahlah, Nathan tidak tau Nathan kan ikan.

NATHAN THE ICE BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang