6

344 26 1
                                    

"kamu tu bodoh! harusnya kamu belajar bukan main renjun!"

"iya, aku tau aku bodoh. tapi gak seharusnya kan aku diperlakukan kayak gini?"

"diperlakukan apa? kamu merasa gak adil diperlakukan seperti ini?"

"enggak."

"harusnya kamu mikir! gimana cara banggain orang tua bukan malah ngecewain renjun!"

"kamu banyak banyak bersyukur nak, kita masih nerima kamu di keluarga ini dan gak ngusir kamu." balas wendy

"aku tau aku gak bisa banggain kalian, aku emang anak yang gak berguna buat keluarga ini. untuk kesekian kalinya aku minta maaf." renjun meninggalkan orang tuanya dan masuk kedalam kamar

kali ini dia tidak menyalakan lilin, dimalam yang gelap dan sunyi ini dia hanya menangis.

toktoktok...
ketuk chanyeol, ah bukan ketukan. dia menggedor pintu kamar renjun.

"iya sebentar." renjun membuka kunci pintu kamarnya

"mana hape kamu?" tanya chanyeol

"ini." renjun menyerahkan ponsel dan uangnya

"kamu gak akan dapet hp ini sebelum kamu rangking tiga lagi." ujar chanyeol

"oh iya, laki laki harus kuat. kamu bukan perempuan."

renjun segera menutup pintu kamarnya, dia tidak menyangka akhir tahunnya akan menjadi sehancur ini. bahkan lebih buruk dari tahun kemarin.

kater yang dia pegang sudah meninggalkan banyak sekali luka sayatan di tangan dan kaki mungilnya itu, dia tidak peduli apa yang akan terjadi setelah ini.

"aku berharap, ini cepat berakhir dan selesai." ujarnya sambil terisak

malam gelap nan sunyi itu dipecah olen isakan renjun di kamarnya, bahkan matanya sudah tidak mampu mengeluarkan air.

sangat berat untuk renjun melewati semua ini, air mata pun rasanya tak cukup untuk melepaskan semua rasa sakit yang ada didalam hatinya.

tetes demi tetes darah membasahi lantai kamarnya, hidungnya juga sudah mengeluarkan banyak darah sejak tadi

"mungkin ini akhir dari hidupku." renjun kemudian pingsan

keesokan harinya wendy membuka pintu kamar renjun untuk menyuruhnya sarapan, tapi dia terkejut karena anak semata wayangnya itu tergeletak di lantai dengan banyak darah yang mengering.

"ayah!! renjun ayah!!" teriak wendy

"renjun ken... astaga, cepet kita ke rumah sakit."

renjun mungkin telah kehabisan banyak darah, karena hidungnya juga ikut mengeluarkan darah. jangan lupakan tangan dan kakinya yang ia gores menggunakan kater.

...............
tbc
.....................

thanks for my readers jangan lupa vote
ily

SWEETENER|| RenMin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang