Stay safe and healthy temen-temen
Tetap pake masker dan social distancing
Selamat membaca
******
"Kalo yang ribet aja ada kenapa harus yang mudah?"
-Sean Almero.
Al berhenti di pusat para pedagang, ia lebih memilih untuk membeli nasi goreng di tempat para pedagang kaki lima, memang Ara pernah menyarankan untuk membeli nasi goreng di kaki lima. Terutama lebih banyak dan pasti harganya sangat murah.
Al memesan nasi goreng tersebut ke pada pak Nendeng, karna sebelumnya antara Al dan Ara pernah memakan langsung di tempat nasi goreng.
"Pa, nasi gorengnya dua ya. Jangan terlalu pedes," ucap Al pada pak Nendeng.
"Iya jang, siap!"
Al duduk di sebuah emperan samak yang tersedia di tempat tersebut, ia memainkan ponselnya, menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong.
Lima belas menit berlalu pa Nendeng menghampiri Al dengan membawa satu bungkus nasi goreng didalam kantung plastik dan tak lupa ada dua bungkus kerupuk dalam kantung plastik tersebut, menjadi teman untuk nasi goreng "jang," panggil pak Nendeng. Tak ada sahutan dari Al, pak Nendeng mencoba sekali lagi "ujang" sontak ucapan pak Nendeng membuyarkan lamunnan Al.
Al menoleh ke arah pak Nendeng, "udah?" tanya Al.
Pa Nendeng menangguk "ini," ucap pak Nendeng sembari menyodorkan bungkusan nasi goreng pada Al.
"Acar nya udah dipisah?" pa Nendeng mengangguk.
Al menyodorkan uang selembar berwarna biru "ini uang nya," ucap Al. "Makasih pak," ucap Al lagi seraya bangun dari tempat duduknya.
Al menaiki motornya, beranjak dari tempat nasi goreng. Ia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, Al tidak sabar untuk cepat bertemu dengan Ara.
Al memberhentikan motornya tepat di depan supermarket, ia lebih dulu membelikan beberapa cemilan untuk Ara. Kalian sudah pasti tau, bahwa Ara suka sekali pada coklat. Ya! Al mengambil beberapa coklat, dan tak lupa susu murni lalu cemilan yang lainnya.
Al melajukan kembali motor nya, menuju rumah Ara. Hampir memakan sepuluh menit untuk berada di jalannan, sekarang Al tepat berada di depan gerbang rumah Ara. Rumah yang bernuasa megah, kosong, sunyi, seperti tak ada kehidupan di dalamnya.
Al menekan bel rumah Ara beberapa kali, tak lama Ara keluar dari rumahnya berjalan menuju gerbang. Ara selalu cantik seperti biasa nya, sore ini Ara mengenakan piyama berwarna merah muda. Cocok sekali ditubuh Ara yang putih dan bersih.
Ara membuka gerbang rumah miliknya, "ayo masuk," ucap Ara sembari mendorong pintu gerbang rumahnya.
"Ga ada siapa-siapa lagi?" Ara mengangguk lemas.
"Yaudah ayo!" Al melajukan motornya dan tepat mematikan motornya di bagasi milik Ara.
****
Keduanya tengah berada di ruang meja makan, Ara sangat menikmati nasi goreng buatan pak Nendeng.
"Mama lo ke mana Bel?" tanya Al disela-sela menguyah nasi goreng.
Ara menoleh kearah Al "gue ga tau Al," ucap Ara. Ara langsung melanjutkan makannya.
"Ah iya!" Ara kembali menoleh ke arah Al sembari menaikan kedua alisnya.
"Kenapa?"
"Gue bawain makannan buat lo" sontak mata Ara membinar sempurna.
"Mana?" tanya Ara antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Albern [HIATUS]
Fiksi Remaja[WARNING! CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN TINDAKAN KEKERASAN, BIJAK DALAM MENYIMPULKAN!] AKAN DI REVISI ULANG SETELAH TAMAT --Saya tantang kamu untuk baca sampai chapter delapan-- -------------------------------------- Albern Aldrich Hadle...