Cemburu Dibalik Rasa Gengsi

11.4K 594 11
                                    

“Jangan selalu memperhatikannya. Jika kau bertindak sangat lembut, aku bersumpah akan membawanya pergi!” Pria tampan itu memasuki ruang kerja Aco dan menjatuhkan tubuhnya ke sofa.

“Apa kau⸺”

“Kau tidak bisa melihat pintu itu ada untuk diketuk dulu sebelum dibuka?” ucap Angga seperti sedang meneruskan ucapan Aco, mengenal Aco sejak kecil membuat Angga sangat paham akan watak sepupunya ini.

“Aku sudah hampir menghancurkannya,” ucap Angga dengan wajah marah yang dibuat-buat.

“Kau tidak akan sadar bila pikiranmu hanya pada dia.”

Aco menaikkan alisnya pertanda dia tak paham apa yang sedang dibicarakan Angga.

“Jangan tampilkan wajah jelekmu itu, Co. Aku tak sebodoh yang kau kira. Aku punya banyak mata,” jawab Angga sambil tertawa geli.

“Apa kau sedang memata-mataiku?” Aco berdiri dan berjalan menuju sofa.

“Tepatnya, aku menjaga gadis itu!”

“Apa kau mencintainya?” Nada bicara Aco kini mulai berubah, seperti ada amarah yang sedang ditahannya.

Angga menggeleng. “Aku hanya ingin menjaganya. Aku pernah bertemu dengannya sekitar empat tahun yang lalu. Aku melihat seorang gadis cantik sedang duduk di sofa kantor polisi, ia seperti ketakutan dan parahnya tidak ada yang menemaninya saat itu. Aku sama sekali tidak peduli, awalnya. Setelah aku selesaikan urusanku, aku masih melihatnya di sana. Dari yang kudengar, dia adalah korban, eh, malah jadi tersangka,” papar pria tampan itu panjang lebar memberikan penjelasan.

“Dunia ini kejam, tetapi aku tidak menyangka wanita sekecil itu merasakan hal yang sangat tidak adil. Aku jadi teringat adikku. Kalau saja dia masih ada, mungkin dia sudah seusia Antika. Jadi, mulai saat itu aku mengirim orang untuk menjaganya,” sambungnya lagi.

“Apa yang kau lakukan di kantor polisi dan apa yang kau lakukan di Indonesia saat itu?”

“You know that, tetapi sialnya polisi mencium tindakanku. Mereka berusaha menangkapku, haha, benar-benar hal konyol, ‘kan.” Angga terkekeh geli mengingat kejadian itu.

“Apa kau ta⸺”

“Aku juga tahu ada pria brengsek yang menikahinya. Namun, entah pernikahan macam apa itu. Ah, mungkin pria MISKIN itu tidak punya uang untuk membuat pesta layaknya menikahi manusia.” Angga tertawa lepas setelah menyindir sepupunya. “Lalu parahnya, kau tahu? Pria miskin itu menyangkalnya saat aku menemuinya waktu itu.” Angga masih dengan senyum gelinya itu.

“Kau mencintainya?” tanya Angga.

“Tidak.”

“Haha, apakah nanti kau akan membuangnya? Seperti wanitamu yang lain?”

“Pernikahan itu hanya sebatas hubungan seks, bukan karena aku menginginkan pernikahan itu.” Aco mulai mengelak.

“Jaga dia atau kau akan menyesalinya!”

“Jangan ajari aku, Ang. Uruslah hidupmu itu. Sudah setua itu kau belum juga menikah,” kata Aco dengan nada mengejek.

“Aku sudah mendapatkannya. Aku sudah menculiknya dan sebentar lagi kau akan dapat undangan dariku. Tentu saja, dengan pesta yang MEWAH,” ucap Angga dengan nada menyindir.

“Sial!” umpat Aco kesal seraya mengangkat panggilan dari ponselnya.

“Ada apa?” sergah Aco pada pria yang di seberang telepon.

“Apa?” Aco menatap Angga dengan tatapan membunuh, lalu ia berdiri dan memberi bogem mentah ke wajah tampan Angga.

“Beraninya kau menculik wanitaku!” Tatapan Aco penuh kemarahan.

SUAMIKU BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang