Perhatian Berbalut Cemburu

11.4K 556 26
                                    

Aku menegang seketika. Perasaanku hancur lebur saat terlihat jelas bahwasanya tatapan itu hanya tertuju padaku. Apakah dia sekarang mengataiku jalang? Maksudku, haruskah sejelas itu dia menyadarkan statusku?
Aku merasa seolah-olah saat ini ribuan jarum menghujam hatiku. Sakit! Ini sangat sakit. Benar jika cinta dipadukan dengan luka. Kau seperti menabur air jeruk pada luka yang menganga lebar.
Aku salah. Aku benar-benar salah saat beranggapan kalau seorang Aco menganggapku sebagai temannya. Ternyata sikap baiknya hanyalah bualan belaka, karena dia tetap menganggapku seorang jalang. Oke, dia benar! Semua ini salahku, karena statusku yang sebenarnya memang seperti apa yang ia katakan⸺seorang jalang. Namun, apa dia tidak bisa bersikap bijaksana? Karena sikapnya itu, hampir semua wanita mencemooh dan menertawaiku.

“Lihat, Pak Aco aja tahu kau itu wanita seperti apa!” kata seorang seorang wanita yang tak kukenal. Fokusku hanya terpaku pada kaki jenjang yang kini pergi meninggalkanku.

Semuanya berlalu meninggalkanku yang masih terduduk di lantai. Aku memaksakan kakiku berlari ke arah toilet untuk melepaskan semua tangis. Semu sesak yang menggerogoti dada. Hatiku benar-benar hancur. Bukan karena malu, tetapi aku merasa hatiku sangat hancur sampai aku tak sanggup untuk berdiri lagi. Tangisku pecah dan menggema di toilet kosong itu. Rinduku? Terbalaskan dengan penghinaan yang menyakitkan.

Di ruangan mana pun aku berada, cemoohan para staf bagai hujan. Aku tak bisa berbuat apa pun selain diam dan lanjut bekerja.
Marah? Melawan?
Itu hanya akan memperburuk keadaan, mengingat diriku memang seorang jalang. Apa yang harus kuluruskan? Karena memang begitu adanya. Aku adalah seseorang yang hanya dinikahi untuk kepuasan, bukan karena cinta. Menunggu jam menunjukkan angka lima terasa seperti sedang menuju ratusan tahun hari ini.
Aku menyuruh Raga menjemputku lebih cepat. pukul 16.25 dan aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku. Aku mengambil tas dan mengabaikan semua tatapan yang terarah padaku; diam adalah solusi terbaik untuk pergi dari semua masalah ini.

Mobil Lamborghini berwarna silver sudah terparkir manis di depan kantor. Mobil mewah itu fasilitas untuk Raga  yang bertugas menjagaku. Kali ini, pria tampan itu keluar dari mobil dan langsung membukakan pintu mobil untukku.

“Bisakah kita ke taman sebentar?” ucap Antika memohon.

“Tentu.” Pria tampan itu melajukan mobil meninggalkan perkarangan kantor tanpa bertanya apa pun.

Sepanjang perjalanan, aku janya terdiam. Aku hanya bisa menatap keluar jendela kaca mobil itu, begitu juga dengan Raga yang sesekali melirikku.

“Apa kau baik-baik saja, Tik?” Suara Raga yang teramat lembut masuk ke dalam indra pendengaranku. Tampaknya, ia mengkhawatirkanku.

Aku menoleh saat tangan kekar mencekal lenganku dengan lembut. Langsung saja aku menurunkan cekalannya. Kita memang berteman dan aku juga sadar bahwa aku milik pria lain⸺Aco.

“A-aku baik-baik saja.” Mungkin cuma itu yang bisa kuucapkan saat ini.

“Apa wanita murahan itu⸺”

“Tidak, aku baik-baik saja. Hanya saja suasana hatiku tidak begitu baik.” Aku berusaha menampilkan senyum terbaikku untuk menjelaskan bahwa hatiku sedang baik. Namun, tetap saja mata tak bisa berbohong.

“Aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja.” Raga menekankan tiap kata yang ia tuturkan. “Kau tidak sendiri, adik kecilku,” kata Raga kembali meyakinkan.

“Kau punya aku yang akan menjagamu.” Raga mengusap perlahan hijabku. Mendengar ucapannya, hatiku kembali rapuh. Tak perlu munafik, aku hanyalah wanita biasa. Setiap wanita butuh perhatian dan kata-kata lembut hingga dia menawarkanku sebuah pelukan.

“Menangislah, Princess!” Raga mengusap hijabku. Dia benar-benar memberikan perhatiannya untukku. “Kau akan sedikit merasa tenang. Bukankah aku kakakmu?” katanya menepuk-nepuk pelan punggungku. Sontak saja hal itu membuat tangisanku pecah di pelukannya.

SUAMIKU BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang