Antika merasa sesak saat ia terbangun dari tidurnya, lalu mata indah itu terbuka perlahan. Apa yang menyambut paginya membuat ia terkejut saat ia melihat ada tangan kekar kembali melingkar di atas perutnya. Langsung saja itu membuat Antika mendudukkan diri dan melihat pria yang terlelap di sampingnya yang bertelanjang dada.
“Apa yang kau lakukan di kamarku?” kata Antika setengah berteriak.
Pria tampan itu terlihat mengusap wajahnya pelan untuk menyadarkan dirinya.
“Apakah aku salah?” Seperti biasa, daripada menjawab, pria ini malah bertanya.
“Bu-bukannya pintu kamarku kukunci?” ucap Antika merasa heran.
“Apakah kau lupa mansion ini milik siapa?” ucap Aco menyadarkan Antika.
“Iya, Tuan! Maksudku, apa yang kau lakukan di kamarku? Bukankah kau punya kamar sendiri, Tuan Besar?” Antika tak bisa lagi menahan rasa gemasnya.
“Tentu saja untuk mengg*gahimu, Sayang!”
“Aco, apa tidak bisa kau memperbaiki bahasamu itu sedikit saja?” Antika begitu penasaran.
Aco terkekeh geli. “Owh, maaf. Tentu aku di sini untuk menikmatimu, wanitaku.” Alih-alih memperbaiki, dia malah memperjelas kata-kata vulgarnya.
Antika hanya bisa menahan rasa kesalnya. Mungkin dia akan gila jika terus bersama pria ini, jadi Antika memilih turun dari ranjang. Namun, dia kalah cepat dari cekalan tangan pria tanpam yang ada di sampingnya.
“Aku ingin siap-siap, apa kau lupa aku mulai bekerja hari ini?” Wajahnya mulai memperlihatkan senyuman manisnya yang terpaksa.
“Duduklah dulu!” ucap Aco sekilas, lalu pria tampan itu beranjak dan mengambil sebuah kotak di atas nakas.
“Ini untukmu. Kurasa ponsel zaman batumu itu bisa kau kuburkan! Dia sudah terlalu tua untuk hidup,” kata Aco seraya memberikan benda pipih itu.
“Be-benarkah? Ini yang dipakai orang-orang kaya di kafe tempatku bekerja loh,” kata Antika dengan mata berbinar.
“Dasar kampungan!” Aco juga dibuat takjub dengan perubahan sikap Antika. Gadis itu benar-benar polos dan tulus di setiap tingkahnya tanpa unsur dibuat-buat. “Bersiaplah, kau akan diantar oleh Raga.”
“Terima kasih, Tuan. Kau sangat baik, semoga kau mendapat jodoh yang baik. Kau sudah punya semua, jadi kurasa jodoh yang baik adalah doa yang terbaik untukmu,” katanya setengah berteriak karena Aco saat ini sudah sampai di depan pintu.
“Aku sudah menemukannya,” kata pria tampan itu berbisik sambil menutup pintu kamar.
🍃🍃🍃
Antika telah keluar dari mobil mewahnya. Saat ini, gadis itu terlihat membenarkan hijabnya di depan kaca spion mobil. Seperti titah Aco, sekarang gadis cantik itu diantar Raga yang adalah salah satu orang kepercayaan Aco untuk menjaga Antika dari jauh.
Ya, mereka berdua kini cukup akrab karena dia dan Raga yang umurnya tidak terpaut jauh. Raga pria gagah dan tampan. Kalau bersama Antika, ia pun menghilangkan sikap tegas. Antika olehnya sudah dianggap sebagai adik kecilnya.
“Kau sudah cantik, Tik,” ucap Raga sambil menutup pintu mobil. Antika memang meminta Raga untuk memanggil namanya agar mereka mudah akrab.
“Apakah aku sudah seperti orang kantoran?” tanya Antika dengan polosnya.
“Kau bahkan terlihat seperti seorang putri, Tik!”
“Kau membuatku malu. Doakan aku bisa bekerja dengan baik dan semoga mereka semua juga akan menyukaiku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SUAMIKU BADBOY
Romance[Jangan Lupa Follow Dahulu Sebelum Membaca] Blurb: "Hidup Antika yang penuh penderitaan dari Paman, Bibi, hingga Sepupunya bahkan Antika sampai dijual oleh Pamannya pada laki-laki dingin killer serta menakutkan. Mampukah Antika bertahan tinggal ber...