5 ~ Gara-gara matematika

974 104 5
                                    

Jangan jadi silent readers ya! Hehe:)
Jangan lupa tungguin update-nya
Masukkan ke library kalian
Selamat membaca

***

Setengah jam yang lalu, Rassya mengantar Aqeela pulang. Karena melihat gadis itu tak sanggup untuk berjalan, sehingga dirinya lah yang menolongnya.

Niatan untuk mengajak Aqeela membeli thai tea musnah begitu saja, sebenarnya bukan Rassya yang ingin membeli. Hanya di suruh oleh Raina, kakaknya yang menyebalkan itu.

"Sya, lo jadi kan beliin gue thai tea? tanya Raina sembari mencomot keripik kentang ditangannya.

"Nggak!" ketus Rassya.

"Adik durhaka lo ya, suruh beliin doang. Duit-duit gue juga," kesal Raina.

"Beli sendiri bisa kan kak, gue capek habis joging." balas Rassya pergi begitu saja dengan raut wajah sulit untuk diartikan.

Raina menatap punggung Rassya semakin menjauh, masuk ke kamarnya. Merasa aneh saja dengan raut wajah adiknya yang tak biasanya itu.

Dia pun memilih duduk lagi di sofa, melanjutkan makan keripik nya. Setelah dirasa puas, Raina berjalan ke kamar adiknya. Dan masuk tanpa permisi.

Ceklek

"Eh, ngapain lo kesini kak?" tanya Rassya terkejut dengan kehadiran Raina.

"Kenapa? Bagusan juga kamar gue daripada lo," picik Raina bangga kemudian mendekati sang adik duduk di tepi ranjang.

"Ih! Tumben banget ke kamar gue,"

ujar Rassya memalingkan wajahnya menghadap ponsel berlogo apel itu ditangannya. Berniat menyibukkan diri, padahal hanya buka tutup aplikasi whatsapp, dasar Rassya.

"Dari tadi gue lihat, muka lo kusut banget udah kayak baju nggak di setrika sebulan tau nggak?!" tanya Raina menatap adiknya.

"Apa sih? Nggak jelas lo kak!" balas Rassya tetap fokus pada ponselnya.

"Wajah lo gelisah gitu? Lagi mikirin apa? Nggak mikirin hutang kan lo?" tuding Raina dibalas timpukan bantal dari Rassya.

"Ngaco lo kak!" kesal Rassya.

"Ya makanya, lo cerita dong lo kenapa? Kan siapa tau kakak lo yang paling cantik dan baik ini bisa bantu?" ucap Raina dengan pedenya.

"Sejak kapan lo suka kepo?"

tukas Rassya membuat Raina mendecak kesal, Mengumpati adiknya dalam hati.

"Gue yakin lo pasti lagi kasmaran kan? Udah deh lo jujur aja sama gue," tuding Raina menaik-turunkan alisnya.

"Nggak jelas banget, udah mendingan lo keluar dari kamar gue!" usir Rassya mendorong-dorong tubuh kakaknya keluar dari kamarnya.

"Santai aja kali, gue bisa keluar sendiri. Dasar kasmaran!"

ucap Raina lalu berlari keluar kamar Rassya, sebelum adiknya itu menimpukinya dengan bantal.

"Gila!" pekik Rassya kesal.

***

Pagi ini, Aqeela berangkat ke sekolah lebih awal karena memang hari senin, dan juga ada ulangan harian matematika hari ini. Begitupun dengan teman-teman lainnya.

Disepanjang koridor masih sepi, karena memang belum banyak siswa yang datang. Gadis itu memilih duduk di bangkunya lalu membuka buku paket tebal bertuliskan angka itu.

MENOLAK LENGKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang