7 ~ Lantai 3

887 108 6
                                    

Jangan jadi silent readers ya! Hehe:)
Tungguin update-nya
Masukkan ke library kalian
Selamat membaca

***

    Setelah ikut berangkat sekolah bersama Aqeela naik angkot, Rassya sengaja tidak turun bersamaan dengan Aqeela. Karena dia tau akibatnya pasti sangat buruk.

    Ia lebih memilih menunggu gadis itu masuk gerbang terlebih dahulu, baru dirinya berjalan dibelakangnya. Sembari menghubungi bodyguard penjaga rumahnya untuk mengambil motornya di rumah Aqeela.

"Qeel, kok lo jalan kaki sih? Biasanya naik angkot?" tanya Luna mendapati Aqeela berjalan masuk kedalam gerbang.

"Tadi naik kok, cuma berhenti di pertigaan." jawab Aqeela jujur.

"Kenapa gitu? Biasanya juga lo turun depan gerbang?" sahut Adel semakin gencar ingin tau.

"Ya nggak apa-apa, udah ayo masuk." ajak Aqeela mengalihkan pembicaraan.

     Aqeela menggerutu dalam hati, ia tidak akan mau lagi berangkat sekolah bareng Rassya.

    Sekalipun itu naik angkot, tetap saja dia yang repot harus jalan kaki dari pertigaan sampai gerbang sekolah. ditambah lagi jika sahabatnya itu ingin tau sekali, Dasar menyebalkan.

    Pagi ini adalah waktunya jam pembelajarannya bu Nani, yaitu mapel sejarah. Dimana pelajaran inilah yang paling tidak disukai siswa-siswi kelas X-IPA 3. Selain hanya mendengarkan penjelasan bu Nani didepan. Ditambah lagi itu sangat membosankan dan membuat kantuk saja.

"Males banget tau nggak gue? Ngantuk dengerin ocehannya bu Nani," keluh Luna mendecak kesal.

"Iya bener banget, mana materinya nggak ada yang masuk ke otak gue lagi." tambah Adel.

"Baru nyadar, kalau emang otak lo itu buntu?!" sahut Reno membuat Adel mendelik.

"Seenaknya aja lo kalau ngomong, ya nggak lah." cerca Adel tak terima.

"ADEL, RENO!!! KALIAN NGAPAIN DISITU?!" teriak bu Nani membuats seisi kelas menatap kearah nama yang dipanggil.

"Udah tau, ngobrol bu. Pakek nanya lagi," sahut Dani santai.

"DANI, ADEL, RENO, DAN KAMU JUGA LUNA, LARI KELILING LAPANGAN SAMPAI JAM ISTIRAHAT! CEPAT!!!" teriak bu Nani membuat keempatnya mendelik. Yang benar saja!

"Siap komandan!"

    Keempat murid bandel itu pun melaksanakan hukumannya, tapi bukan mengelilingi lapangan. Melainkan nangkring di kantin, masa bodoh sama hukuman dari bu Nani. Yang penting perut kenyang.

"Bu ipah, es marimas rasa melon satu." teriak Adel.

"Saya es jasjus jeruk sama pentol goreng lima ribu." sahut Luna.

"Saya sama kayak Adel bu." tambah Reno.

"Es teh dua gelas, sama bakso mercon dua mangkok ya bu," teriak Dani tak tau malu.

"Makan lo banyak banget Dan?! Perut lo segede apa?" heran Luna.

"Ya biarin lah, yang penting aku kenyang Luna tersa--" ucap Dani terpotong.

Plakkk

"Alay! Gimana bisa gue punya pacar kayak lo?" ujar Luna tak habis pikir.

MENOLAK LENGKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang