Chapter 14

126 18 2
                                    

Setelah cukup untuk menenangkan diri, Shino pun berangkat kerja. Namun, jujur saja, ia masih belum merasa baikan.

"Ohayou gozaimasu," sapa Shino pada seluruh agensi Rhythm Link.

"Ohayou!" balas Nito dengan senyuman cerah yang terukir di wajah imutnya yang tak pernah termakan usia.

Namun, Shino berpaling darinya. Ia langsung menghadap Sakuma Rei dengan tatapan sangat sedih.

"S-Sakuma-san, aku sudah tidak kuat. Aku tidak tega melihat anakku menderita. Meskipun dia tidak tahu, tapi ... tapi ...."

"Tenanglah dirimu, Hajime-kun. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," potong Rei dengan santainya.

"Tapi ... aku ... aku merasa kejam pada anak-anak kita. Aku ... aku merasa seperti menipu kasih sayang serta cinta tulus mereka," ucap Shino yang mulai menangis.

Nito mendengar semuanya. Iapun turut bersalah. Namun, apa mau dikata.

"Jangan khawatir, Shino. Anak-anak kita bisa mencari tahu semuanya dengan cara mereka sendiri, Shino. Akhir yang bahagia, itulah yang cocok untuk kita," ucap Nito sembari berusaha tersenyum seperti biasa.

"Nii-chan ...," gumam Shino dengan nada bergetar.

"Lagipula, kita seharusnya menyiapkan hadiah saat mereka berhasil menemukan semuanya seorang diri," ucap Rei sembari menutup matanya.

Tetapi, tidak dengan hatinya. Ia masih setia menanti seseorang yang menjadi reinkarnasi dari istri kesayangannya.

"Tapi, kurasa anak-anak kita sudah mulai curiga pada (Name)-chan," ucap Kaoru sembari menghadap jendela.

"Amagi (Name)-san?" ulang Shino dengan penuh keraguan.

Kaoru pun mengedikkan bahu seraya berkata, "Mungkin hanya firasatku saja."

*****

"Jadi, kita semua sudah berkumpul, bukan?" tanya Tsuna sembari melihat sekelilingnya.

"Kurasa sudah," jawab Miwa dengan penuh keyakinan.

"Jika sudah, mari kita mulai acara ini. Aku harap, tidak ada satupun diantara kalian yang tertinggal," tegas Ayumu yang disambut dengan gumaman dari Oogami Hoshina, "Tidak perlu bertele-tele, langsung pada intinya saja."

Ayumu pun tersenyum mendengarnya. Ia pun mulai menatap meja yang telah berisi beberapa foto yang mereka dapatkan saat bunkasai hingga beberapa buku yang mereka dapatkan dari perpustakaan Kimisaki gakuen dan Yumenosaki gakuen.

"Jadi, apa diantara kalian masih belum mengetahui hubungan antara ayah kita dengan Amagi (Name)?" tanya Nagumo Shizuka sembari mengamati beberapa bukti yang ada.

"Aku pun belum mengerti mengapa ayah kita selalu senang, sedih, dan kecewa secara bersamaan tiap berbicara dengan (Name)," pikir Kagehira Ai.

"Mungkinkah ... (Name) menjalin hubungan terlarang dengan ayah kita?" pikir Takamine Kishida yang mendapat anggukan dari beberapa rekannya.

"Tapi ... bukankah saat bunkasai, (Name) lebih banyak menghabiskan waktunya dengan Paman Akashi dibandingkan Paman Rinne?" ucap Yuna yang membuat Harukawa Miho membelalakkan mata seraya berkata, "Paman Akashi!? Akashi Seijuuro!? Mantan kiseki no sedai itu!?"

Mendengar pernyataan Miho, Yuna pun mengangguk sebagai jawaban.

"Bukankah ... dua anak orang kaya itu juga sedang ke sana?" gumam Kanzaki Shirai dengan pose berpikir.

"Dua anak orang kaya," ulang Ayumu yang terdengar sedikit tersinggung.

"Benarkan? Ran Katagiri dan Tomoe Manami. Apalagi si Manami, kaya tujuh turunan dia," jelas Nazuna Aya.

Only Your Stars : PolifonikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang