"Dai chan, ayo pulang"
"..."
"Dai chan~" Inoo menggoyangkan tubuh Daiki.
"Dai chan~ ayolah~"
"Aku masih mau tidur Inoo chan~"
"Kau mengatakan itu 20 menit yang lalu!"
"Salahkan adik adikmu yang mengajakku bermain"
"Kau bisa saja menolak ajakan mereka"
"Mereka memaksaku Inoo chan" Daiki mengubah posisi kepalanya agar dia lebih nyaman tidur.
"Dai chan~" Inoo kembali mengguncang tubuh Daiki.
Mengabaikan Inoo, Daiki masih setia menempelkan wajahnya di atas meja.
"Cih."
"Ngomong ngomong tadi Takaki sensei menyuruhmu untuk pergi ke gymnasium" tambah Inoo dengan nada kesal.
Mata Daiki langsung melebar mendengar Inoo. Tanpa membuang banyak waktu, Daiki langsung mengemasi semua barang barangnya yang masih tercecer di atas meja.
"Kenapa kau tidak memberitauku daritadi?!" Tanyanya sambil memasukkan semua barang barangnya.
"Aku lupa, te he~" Inoo memasang pose lucunya.
Tapi sepertinya tidak dihiraukan Daiki yang sibul mengemasi barang barangnya.
Setelah memastikan barangnya sudah lengkap, Daiki langsung berlari sekuat tenaganya menuju ruang olahraga.
Akan sangat sangat sangat berbahaya jika dia terlambat lebih lama. Takaki sudah pasti akan memberinya hukuman yang sangat berat.
"Dai chan~ tunggu aku" ucapnya sambil menyusul Daiki.
3 menit berlari, Inoo dan Daiki mendapati gymnasium yang sudah dipenuhi oleh anggota klub karate. Mereka semua sudah berbaris dengan rapih.
Kedatangan Inoo dan Daiki tentu saja membuat semua orang di gymnasium mengalihkan padangan pada mereka berdua.
"Arioka!!" Teriak Takaki.
"Kau pikir ini sudah jam berapa hah?! Mau sampai kapan kau membuat kami menunggu?!"
"Maaf sensei" gumam Daiki lalu masuk ke dalam barisan.
"Apa?! Aku tidak bisa mendengarmu!"
"Maaf sensei!"
Selagi Daiki menerima teriakan dari Takaki, Inoo memutuskan untuk duduk di salah satu bangku penonton.
Dia perlu mengatur nafasnya.
Saat matanya tidak sengaja bertemu dengan Daiki, Inoo melempar senyum kepadanya. Inoo tetap mengulangi itu sampai Daiki berhenti melihat ke arahnya.
Namun, Inoo justru menjadi bosan melihat Daiki berdiri di tengah tengah gymnasium, mendengar ocehan Takaki.
"Inoo kun, apa yang kau lakukan disini?"
"Yabu sensei~"
Atau mungkin ini tidak membosankan sama sekali.
Inoo langsung berdiri dari tempatnya, dia berjalan mendekati guru favoritnya itu.
"Sensei sendiri sedang apa disini?"
"Aku tadi sedang melihat melihat lalu aku menemukanmu duduk disini"
"Apakah sensei merindukanku~?" godanya.
"Jangan berbicara omong kosong" Yabu kemudian duduk di salah satu bangku penonton yang diikuti Inoo disebelahnya.
Saat Yabu sedang mengamati koleganya berceramah, Inoo tiba tiba mengatakan,
"Ne, apakah ada yang pernah mengatakan jika sensei itu tampan?"
Yabu langsung mengalihkan pandangannya menuju Inoo yang tengah tersenyum penuh arti menatapnya.
"Daripada kau terus memujiku, lebih baik kau pulang"
"Aku sedang menunggu Dai chan~"
"Dan dimana dia?"
"Disana" Inoo menunjuk barisan siswa siswa itu.
"Eh? Arioka anggota klub karate?"
Yabu kembali menatap barisan siswa itu, dan dia baru menyadari jika Daiki merupakan anggota klub karate.
"Un! Dai chan sudah menjadi anggota disana sejak tahun pertama!"
"He~ tahan sekali dia memiliki pelatih seperti Takaki"
"Dai chan sering sekali mengeluh tentang Takaki sensei padaku"
"Tentu saja dia akan mengeluh, sisi pemarah Takaki sangat menyebalkan" gumam Yabu.
Yang dikatakan Yabu benar.
Ditambah dengan wajah yankeenya itu, Takaki menjadi sangat menakutkan dan menyebalkan saat marah.
"Apa Yabu sensei berteman baik di kehidupan pribadi sensei?"
"Bisa dikatakan seperti itu, Takaki cukup menyenangkan"
"Bubar!" Pekik Takaki.
"Ah~ itu dia" ucap Inoo sambil menunjuk Daiki.
"Dia sepertinya dimarahi Takaki sensei habis habisan" Tawa Inoo.
"Ah, dia menuju kemari"
"Inoo chan~ ayo pulang~" ucap Daiki dengan malasnya.
"Baik~ sampai jumpa besok Yabu sensei" Inoo mengambil tasnya lalu berjalan menuju Daiki.
"Yo" Inoo memukul pelan bahu Daiki.
"Apa yang terjadi padamu? Takaki sensei memarahimu?" Tambahnya.
"Aku tidak ingin membahasnya Inoo chan" Daiki mengusap kasar wajahnya.
Inoo tertawa melihat ekspresi Daiki. Dia terlihat sangat mengenaskan.
"Jadi? Ada acara apa Takaki sensei memanggilmu"
"Ah itu, beberapa hari ke depan akan ada turnamen, jadi ya... kau taulah. Latihan ini dan latihan itu"
"He~ semangat!"
"Ah~ aku ingin tidur!" Daiki kembali mengusap wajahnya.
"Kalau begitu ayo lari!"
"Eh?"
"Jika berlari kita akan cepat sampai ke rumah bukan?"
"Ta---" Belum selesai Daiki berbicara, Inoo sudah berlari meninggalkannya.
"A-eh, tu-tunggu Inoo chan!" Daiki ikut berlari menyusul Inoo.
Melihat kedua muridnya itu menghilang dari pandangannya, Yabu mulai berdiri dari tempatnya.
Mungkin dia juga harus pulang.
"Yabu sensei?"
"Ah, Takaki sensei, terima kasih atas kerja kerasmu"
"Kau juga. Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku tadi sedang melihat lihat dan menemukan pintu gymnasium terbuka, jadi aku mampir sebentar" Yabu melempar senyumnya.
"Ngomong ngomong mau minum malam ini?"
"Mungkin lain kali"
"Ya terserah kau, jika kau berubah pikiran aku ada di tempat biasa jam 8 nanti"
"Tentu" Yabu kemudian meninggalkan Takaki di gymnasium.
Dengan langit yang sudah dihiasi awan hitam, Yabu ingin segera cepat pulang. Setelah berpamitan dengan kolega koleganya, Yabu melenggang keluar dari sekolah.
Tes
Tes
Tes
"Eh?" Yabu menatap ke arah langit.
Satu per satu butiran air turun membasahi jalanan, namun kelamaan, butiran air itu turun dengan sangat deras.
Yabu pun segera mengeluarkan payung parasolnya lalu berjalan menerobos hujan.
Yabu hanya bisa berharap hujan ini tidak bertambah deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reach you
Фанфик"Biarkan aku menyukaimu Yabu kun" "Tidak bisa" "Kenapa?" "Kau muridku Inoo kun"