"Inoo chan! Ayolah, kita bahkan belum berlari satu putaran"
"E-eh? Be-belum?" Inoo menjatuhkan dirinya di atas tanah. Nafasnya memburu.
"Kita baru berlari selama 3 menit Inoo chan"
"3 menit??"
Tidak.
Dia sudah berada di batasnya.
Dia sudah lelah.
Lagipula kenapa Inoo harus ikut serta dalam pekan olahraga?
Bukannya mereka selalu memakluminya tiap tahun?
Kenapa tahun ini dia disuruh ikut serta?
Ini tidak adil!
Setelah dia mengatakan pada Daiki dia akan ikut serta untuk pekan olahraga nanti, Daiki langsung memberitaukan teman sekelasnya bahwa dia akan ikut serta.
Bahkan teman sekelasnya mengancam dia tidak akan bisa lagi menggoda Yabu di kelas jika nanti dia kehilangan semangatnya untuk latihan.
Huh!
Ini sangat tidak adil!
Dan sekarang disinilah dia. Di taman dekat rumahnya, berlari memutari taman yang bahkan belum sampai 1 putaran itu.
Mengorbankan hari sabtunya yang indah memang menyebalkan, tapi akan lebih menyebalkan jika dia tidak bisa menggoda Yabu di kelas.
Jika dia tidak menggoda Yabu bagaimana Yabu bisa menganggap hubungan mereka lebih dari sekedar guru-murid?
Inoo memang bisa saja menggoda Yabu di tempat lain, tapi dia tidak bisa menggoda Yabu sesuka hatinya jika di luar kelas.
Apa yang akan dikatakan masyarakat sekolah nanti jika dia menggoda Yabu di sepanjang lorong sekolah?
Kepala sekolah sudah pasti akan memindahkan Yabu dari sekolahnya!
"Ayo, berdirilah" Daiki mengulurkan tangannya pada Inoo.
"Aku melihat banyak uang yang akan kau habiskan untuk tomatku di masa depan jika kelas kita memenangkan hadiah bodoh itu" Inoo memengang tangan Daiki sebagai tumpuannya untuk berdiri.
"Setidaknya itu hadiahmu karena sudah bekerja keras"
Inoo dan Daiki kembali melanjutkan lari mereka.
"Kalau begitu bagaimana jika kelas kita menang tanpa aku harus bekerja keras"
"Mereka mungkin tidak akan menghalangimu untuk menggoda Yabu sensei, tapi yang pasti kau tidak akan mendapatkan tomat dariku."
"Eh~ kenapa~? Kelas kita juga sudah menang~"
"Tapi janji yang kubuat bukan itu."
"Eh~ itu tidak adil!"
"Sedikit berbicara, banyak berlari" Daiki menambah kecepatan larinya dan meninggalkan Inoo.
"Dai chan!" Inoo juga ikut menambahkan kecepatan larinya dan berusaha untuk menutup jarak antara dirinya dan Daiki.
Namun, secepat apapun dia berusaha untuk menyusul Daiki, Inoo tetap tidak bisa menyusulnya.
Begitu Inoo merasa dia berhasil menyusul Daiki, Daiki malah berlari keluar jalur lalu duduk di salah satu bangku taman.
Mereka ternyata sudah berlari 2 putaran mengelilingi taman.
Inoo ikut mengubah jalurnya dan berlari menuju Daiki. Dia kemudian merebahkan tubuhnya di rumput.
Nafasnya sangat memburu.
Kakinya sakit.
Dan dia kepanasan ditengah dinginnya angin musim gugur yang menyapu kulitnya.
"Ah~ kakiku sangat sakit! Aku mungkin tidak bisa berjalan lagi!" rengeknya.
"Jangan bersikap berlebihan" Daiki menepuk kaki Inoo.
"Inoo kun? Arioka kun?"
Inoo mendongakkan kepalanya, melihat orang yang memanggil namanya dan Daiki.
"Yabu kun?!" Inoo segera berdiri lalu menghampiri Yabu yang berdiri di dekat Daiki.
"Cih, tadi katanya tidak bisa berjalan" Daiki memutar malas matanya.
"Apa yang kalian lakukan disini?"
"Berlatih untuk pekan olahraga nanti~" ucap Inoo dengan manisnya.
"Oh benarkah? Kalian bekerja keras ya" Yabu menepuk kepala Inoo dengan lembut.
"Un! Aku yang mengajak Dai chan kesini!"
"Eh?"
Kebohongan apa ini?
Jelas jelas Daikilah yang mengajaknya untuk latihan. Daiki bahkan harus membangunkannya agar mereka bisa berlatih.
"Walaupun begini, Dai chan itu tipe orang yang tidak suka berolahraga, jadi aku harus mengajaknya berlatih agar kelas kita bisa memenangkan seluruh permainan dan mendapat hadiah karyawisata ke Kyoto"
"Hah?!"
Fitnah macam apa ini?!
"Kan k---"
"Ngomong ngomong Yabu sensei sedang apa disini?" Potong Inoo.
Dia tidak bisa membiarkan Daiki menghancurkan Imej yang dibangunnya agar Yabu memperhatikannya.
"Ah, aku tadi ingin berlari mengelilingi taman, namun setelah melihat kalian berdua disini, kupikir aku harus menegur kalian dahulu" jelas Yabu sambil tersenyum kecil.
"Kebetulan sekali! Kami juga tadi berlari mengelilingi taman! Yabu kun mau bergabung?" Tawar Inoo.
Dengan begini Inoo bisa menggoda Yabu lebih sering.
"Tentu"
Namun, begitu mereka akan mulai berlari, ponsel milik Daiki berdering. Daiki pun segera menjauh dan mengangkat ponselnya.
"Maaf Inoo chan, aku harus segera pulang"
"Baiklah, hati hati di jalan!" Teriak Inoo pada Daiki yang sudah berlari pulang.
"Umm... sepertinya tinggal kita berdua sekarang" Yabu tertawa canggung.
Mereka berdua pun mulai berlari mengelilingi lapangan. Dan di sepanjang jalan, Inoo terus menerus menggoda Yabu tanpa henti. Dia benar benar tidak memberi celah untuk Yabu beristirahat dari godaannya.
"Ngomong ngomong Yabu kun belum punya kekasih?"
"Belum"
"He~ sayang sekali~ padahal Yabu kun itu tampan~"
Yabu menanggapi godaan Inoo dengan tertawa kecil.
"Kalau begitu, boleh aku menjadi kekasihmu?"
"Tidak"
"Kenapa?"
"Kau itu murid ku Inoo kun. Aku pasti akan dipindahkan begitu masyarakat sekolah mengetaui aku mengencani muridku sendiri"
"Kalau begitu kita berkencan diam diam saja! Dengan begitu tidak akan ada yang tau jika kita berkencan!" usul Inoo yang lagi lagi ditanggapi Yabu dengan tawa kecilnya itu.
"Lalu bagaimana jika aku lulus nanti? Aku bukan muridmu lagi kan? Apa aku boleh menjadi kekasihmu begitu aku lulus?"
"...kita lihat saja nanti" ucap Yabu lalu meningkatkan kecepatan larinya.
"Apakah itu berarti aku boleh menjadi kekasihnya begitu aku lulus?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Reach you
Fanfiction"Biarkan aku menyukaimu Yabu kun" "Tidak bisa" "Kenapa?" "Kau muridku Inoo kun"