"Pesanan untuk meja 5!"
"Baik~!"
Satu lagi hari sibuk dijalani Inoo. Di hari kedua ini pelanggan mereka malah bertambah 3 kali lipat dari kemarin.
Antrian yang tidak pernah habis dan pelanggan yang terus berdatangan.
Tapi, berbeda dengan kemarin, kali ini kelas Inoo juga menambah persediaan mereka agar mereka tidak perlu repot repot membeli bahan bahan.
"Inoo kun! Tolong meja 2"
"Ah, baik" Inoo mengambil nampan berisi makanan itu dan mengantarnya ke meja 2.
Jujur, Inoo tidak memiliki semangat hidupnya hari ini.
Dia sudah lelah.
Terlebih, kemarin dia melihat hal yang membuatnya menangis semalaman. Sebut saja Inoo cengeng atau apa, dia tidak peduli.
Gambar Yabu yang mencium gadis lain itu sangat membuatnya sakit hati. Inoo sudah dari tahun pertama mengincar Yabu, semua usaha sudah dikerahkannya untuk mendapatkan hati Yabu.
Inoo merasa bodoh tetap mempertahankan Yabu.
Harusnya Inoo memilih kakak kelasnya itu, Yaotome Hikaru. Bukan wali kelasnya.
Lagipula hubungan murid-guru awalnya memang tabu.
Argh!
Inoo mulai menyesali semua tolakan yang dia berikan pada orang orang yang pernah mengakui perasaan mereka padanya dulu.
"Inoo chan!" Daiki mengguncang bahu Inoo.
"Ah, iya?"
"Jangan melamun dulu, kita masih punya banyak pelanggan"
"Ah, maaf maaf, hahaha"
"Bertahanlah" Daiki menepuk pelan bahu Inoo lalu pergi melayani pelanggan yang baru memasuki cafè mereka.
"Inoo kun, tolong meja 7" Ujar temannya sambil menyerahkan nampan berisi makanan itu pada Inoo.
Inoo pun segera mengambil nampan itu dan mengantarnya ke meja 7. Disaat saat sibuk seperti ini Inoo tidak boleh merepotkan kelasnya. Inoo hanya harus bertahan sampai waktu istirahatnya.
Setelah mengantar makanan ke meja 7, Inoo kemudian menyusul Daiki ke depan kelas.
Ini sudah waktunya mereka berganti sif.
"Maaf membuatmu menunggu" ucapnya.
"Tidak apa apa"
Untuk sesaat, suasana di antara mereka berdua sangatlah hening. Yang terdengar hanyalah suara orang berbicara dan bunyi alat masak.
Hal seperti ini baru kali ini terjadi di antara mereka, Daiki dan Inoo tidak pernah sediam ini.
"...kau masih memikirkan yang kemarin?" Tanya Daiki, membuka topik.
"Begitulah..."
"Jangan jangan, kau menangisinya semalaman?" Goda Daiki.
"Tentu saja tidak!"
"Matamu sembab Inoo chan" Daiki tertawa kecil.
"Ternyata, walaupun kau menyandang gelar 'murid terpintar', kau tidak pintar berbohong"
"Hei! Berbohong dan belajar itu 2 topik yang berbeda!"
"Kau bisa belajar berbohong" Ujar Daiki memojokkan Inoo.
"Be-berbohong itu tidak baik!"
"Kata pria yang selalu menghindari ajakan adiknya bermain dengan mengatakan dia banyak tugas" Daiki memutar malas matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Reach you
Fanfiction"Biarkan aku menyukaimu Yabu kun" "Tidak bisa" "Kenapa?" "Kau muridku Inoo kun"